03

Aruna memasuki kamar dengan membanting pintu sekeras mungkin, Ia benar benar sudah dibuat kesal oleh Bian setengah hari ini.

"Baru juga sehari pulang udah bikin emosi gini, gimana kalau selamanya? Oh God, semoga di segera nikah dan pergi dari rumah ini agar aku bisa bebas lagi."

Aruna mengacak rambutnya frustasi, Ia akhirnya duduk di meja belajarnya. Dari pada pusing memikirkan keusilan Bian lebih baik Ia belajar saja.

Pintu kamarnya terbuka, Aruna tahu jika itu Bian namun Aruna tidak ingin menanggapi kedatangan Bian. Ia masih sibuk membaca bukunya.

Bian meletakan ponselnya dimeja, Ia berdiri disamping Aruna, melihat Aruna sedang belajar.

Karena tidak di gubris oleh Aruna, Bian akhirnya duduk di pinggir ranjang Aruna sambil melihat lihat kamar Aruna. Bian kembali berdiri untuk melihat foto foto Aruna bersama teman temannya yang tertempel di dinding. Ada banyak foto Aruna disana. Dari Aruna Smp hingga Kuliah.

Jika dilihat lihat wajah Aruna berubah setiap tahunnya, dari wajah imut hingga secantik ini.

Aruna masih tidak mengubris meskipun Bian berada disana cukup lama, hingga akhirnya Bian keluar kamar dengan sendirinya.

"Dasar nyebelin, gaje banget sih." Gerutu Aruna saat Bian sudah keluar.

Selesai belajar, Aruna kembali turun untuk membuat susu hangat. Memang sejak kecil kebiasaan Aruna selalu minum susu sebelum tidur.

Saat ini Aruna sudah berganti pakaian, mengenakan setelah piyama pendek, sangat pendek hingga terkesan seksi saat di pakai Aruna.

Aruna sedang membuat susu, bersamaan dengan Bian yang juga ingin mengambil air minum.

"Nggak ada baju lain heh?" Tanya Bian saat melihat Aruna.

Aruna tidak menjawab, Ia malah minum susu didepan Bian membuat Bian menelan ludahnya.

"Gadis ini bener bener!" Batin Bian.

Bian merebut susu Aruna yang baru di minum setengah dan langsung Ia teguk semua hingga habis.

"Kakak!"

"Ganti baju! Jangan pakai baju seperti ini!" Kata Bian galak.

"Nggak mau! Ngapain sih kak orang dirumah juga!" Balas Aruna kesal karena Bian mempermasalahkan apa yang Ia pakai.

Bian yang kesal, mendekati Aruna hingga Aruna terhimpit tidak bisa bergerak.

"Kak..." Aruna menahan dada Bian mengunakan tangannya.

"Ganti baju nggak?"

Aruna menunduk takut, "Iya iya ganti abis ini."

Bian akhirnya melepaskan Aruna dan segera Aruna berlari ke kamarnya.

"Ck, sial!" Desis Bian.

Bian melihat ada seseorang di balik pintu dapur yang belum ditutup namun saat Bian menghampiri pintu itu sudah tidak ada siapapun disana.

Bian segera menutup pintunya.

Sebelum kembali ke kamarnya, Bian memasuki kamar Aruna yang tidak dikunci.

"Mau ngapain lagi kak!" Ketus Aruna yang kini sudah berganti pakaian, mengenakan piyama panjang.

"Mulai sekarang jangan pakai baju seksi dirumah." Kata Bian memperingatkan.

"Apa sih kak, cuma dirumah masih aja nggak boleh. Papa sama Mama aja juga biasa nggak pernah mempermasalahin."

"Aku sama mereka itu beda, udah nurut aja nggak usah bawel!"

Aruna hanya mendecak kesal, sibuk membereskan meja belajarnya.

Bian mendekati Aruan, "Kalau tidur pintunya dikunci, jendelanya di tutup." Kata Bian lagi.

"Biasanya gini juga nggak apa apa, lagian siapa lagi yang berani masuk orang diluar ada mang Torik sama mang asep." Balas Aruna santai.

Bian kembali memojokan Aruna, menatap Aruna tajam yang lagi lagi membuat Aruna menunduk takut.

"Kalau di bilangin nggak usah bantah bisa nggak!"

Karena takut akhirnya Aruna berlari untuk menutup pintu balkon kamar juga jedelanya.

"Sekarang kakak keluar biar aku kunci pintunya." Pinta Aruna sedikit salah tingkah.

Bian kembali mendekati Aruna dan tiba tiba Bian melepaskan kunciran Aruna, "Rambutnya nggak usah di kuncir kalau aku dirumah." Kata Bian lalu meninggalkan Aruna keluar kamar Aruna.

"Ck, ngeselin banget sih, banyak banget aturannya dan bodohnya gue juga nurut!" Omel Aruna yang masih bisa didengar oleh Bian.

"Kunci pintunya." Teriak Bian dari luar dan setelah itu Bian mendengar suara pintu Aruna terkunci.

Bian tersenyum, Ia ingin kembali ke kamarnya namun melihat seseorang dibawah membuat Bian curiga dan akhirnya turun kebawah.

"Ngapain mang?" Tanya Bian saat melihat Mang Torik seperti baru dari tangga.

"Ng nggak Den mau bikin kopi." Kata Mang Torik terlihat gugup lalu pergi ke dapur.

Bian mengikuti langkah mang Torik, "Mang yang bawa kunci cadangan dirumah ini siapa?" Tanya Bian.

"Saya Den."

"Mau minta kunci cadangan kamar Runa sama kamar saya."

Mang Torik terlihat terkejut, "Mau buat apa Den?"

"Udah kasih aja sekarang, aku tunggu disini." Kata Bian yang akhirnya di angguki Mang Torik.

Tak berapa lama Mang Torik kembali membawa dua kunci cadangan.

"Udah nggak ada yang lain kan mang?"

"Enggak ada Den, cuma itu."

"Oke, makasih ya Mang." Kata Bian lalu naik ke atas kembali ke kamarnya.

Pagi ini berbeda dari pagi biasanya, jika biasanya Aruna sarapan sendiri namun pagi ini Aruna sarapan bersama Bian.

Aruna cuek dengan keberadaan Bian dan sibuk memakan roti selai coklat kesukaannya hingga Bian melihat ada selai coklat yang menempel di pinggir bibir Aruna membuat Bian panas dingin mengingat jika dulu saat berada diluar negeri, Ia pasti akan ******* habis bibir kekasihnya yang terkena coklat namun sekarang yang ada didepannya itu adiknya, tidak mungkin Bian melakukan itu meskipun sebenarnya Bian bisa melakukannya.

Bian mengulurkan tangannya, tadinya Ia ingin membersihkan coklat yang menempel di bawah bibir Aruna namun berganti menyeret coklat itu hingga mengotori pipi Aruna.

"Kakak!" Kesal Aruna saat pagi ini sudah mendapatkan usilan dari Bian.

"Salah sendiri makan belepotan." Kata Bian lalu pergi meninggalkan meja makan.

Bian tampak keluar rumah, Ia menjambak rambutnya sendiri, "Bisa gila gue lama lama." Umpat Bian.

Bian melihat mang Asep, satpam dirumahnya sedang berbicara dengan seorang pria muda didepan yang mengendarai motor.

Bian akhirnya berjalan mendekat,

"Ada apa ini?" Tanya Bian.

"Ini Den, katanya mau jemput Non Runa." Jelas Mang Asep.

"Siapa lo?" Tanya Bian dengan nada tak suka.

"Gue Randi calon pacarnya Runa, nah lo siapa?" Tanya pria bernama Randi dengan nada tidak sopan.

Randi melihat Bian tampak asing.

Mang Asep baru mau menjawab namun tidak jadi karena mendapatkan tatapan tajan dari Bian, akhirnya Mang Asep pergi meninggalkan Randi dan Bian berdua.

"Gue suaminya, berani banget Lo jemput bini gue!"

Randi menatap Bian tak percaya, "nggak mungkin!"

Bian tersenyum sinis, Ia akhirnya memperlihatkan jari manisnya dimana terdapat cincin melingkar disana.

"Anjir, sial banget gue." Umpat Randi menyalakan motornya lalu pergi meninggalkan rumah.

"Kok bisa Aden bikin cowok itu pergi? Biasanya dia nggak mau pergi sebelum Non Aruna naik ke motornya." Kata Mang Asep saat melihat Randi melajukan motornya.

Bian tersenyum, "mulai sekarang kalau ada cowok yang datang nyari Aruna langsung  bilang ke saya." Kata Bian.

"Siap Den."

Bian tersenyum puas.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komen yahh

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

udah digandain tuh sama torik..... mafia'pk'....mo bertindak asusila sama runa... untung bian dah dirmh

2024-03-28

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

ati2.... adayg mo jahatin runa.... torik tuh

2024-03-28

0

Yuli Astuti

Yuli Astuti

curiga sama bian 🤭

2023-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!