Belajar Akting bersama

David mencoba menenangkan gejolak dihatinya.

" Seperti yang Aku pernah bilang kalau disini. Aku tidak akan membiarkan seorangpun menjadi yang terpenting dalam hidupku.” Jelas David.

Dan kata-kata 'disini' membuatnya penasaran, Siapa yang dimaksud David.

"Ok. Aku tahu, tapi Aku mau tanya apa maksud Oppa dengan kata ‘disini? Apa maksudmu industry entertainment? Atau satu agensi? Dan Kau ingin fokus pada pekerjaanmu jadi tidak bisa mengatakan padanya.” Yuna benar-benar penasaran. Namun Dia tidak bisa menebak wanita yang mana yang David sukai.

" Sebenarnya dimanapun itu Aku tetap tidak bisa." Jawab David masih tersirat dan membuat penasaran Yuna.

Mendengar jawabannya yang sepertinya sudah satu kalimat itu, membuat Yuna tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Yuna pamit keluar dari ruangan karena sia-sia meyakinkan David dengan pemikirannya itu. Namun Yuna sendiri masih bertanya-tanya, apa alasan David berpikiran seperti itu. Dan apa yang sebenarnya dirasakannya.

Dia ingin membantunya tapi kalau soal perasaan, Dia tidak bisa membantunya karena itu diluar jalurnya. Dia juga bingung kenapa David Sepertinya memiliki ekspresi terluka.

Hari ini David ternyata belum syuting drama. Sutradara menambahkan sehari lagi untuk istirahat.

Yuna masih memikirkan keadaan David yang tak seorangpun bisa membantunya.

Bagaimana kalau David tidak bisa berakting sebagai Felix?

Selesai syuting, Yuna memutuskan kembali menuju gedung Star light.

Sedangkan David baru sampai di gedung Star light bersama manajernya, Dia masih memikirkan perasaan sebagai Felix untuk syuting besok. Namun saat Dia keluar lift, Dia terkejut. Dia melihat Yuna sudah menunggunya.

David yang melihat Yuna berpikir kalau sekarang Dia sebagai Felix, Apa yang akan Dia lakukan?

Yuna, David beserta manajernya duduk bersama.

" Apa Kau tidak ada syuting?"Tanya manajer Tae.

" Hari ini bagianku sudah kuselesaikan." Jawab Yuna.

Yuna kemudian mengeluarkan kotak makanan dan bilang ke David,

“Ini Aku bawakan makan malam untukmu."

David tidak menjawab dan hanya melihatnya. 

" Karena sebelumnya Aku tahu dari Tae Oppa. Jadwalmu hari ini sangat padat, setelah selesai pekerjaan satu, Kau harus buru-buru ketempat lainnya lagi. Kau mungkin tidak punya waktu untuk makan, jika Kau tidak makan tidak baik untuk kesehatanmu."

" Kau sendiri jadwalnya padat juga. Apa Kau tidak memikirkan kesehatan dirimu sendiri." Sahut David.

" Aku sudah banyak makan. Bento ini Aku beli saat perjalanan kesini, jika Kau tidak keberatan kau bisa mencoba dan memakannya.” Yuna menyodorkan makanannya namun David lagi-lagi hanya diam tak bereaksi.

Sampai manajernya bilang,

" David, Yuna membelikan khusus buatmu. Kau seharusnya menerimanya.” Ucap Manajer Tae.

David masih terdiam.

" Aku tahu, Aku merasa terlalu ikut campur tapi Aku benar-benar ingin melakukan sesuatu yang bisa membantumu." Ucap Yuna.

Manajer Tae terlihat mengerti akan Mereka berdua, yang sepertinya perlu berbicara lebih leluasa. Dan berniat untuk keluar dari ruangan.

Secara jadwal David hari ini juga telah selesai.

" Aku pulang duluan. Teruskan pembicaraan Kalian." Ucap Manajer Tae.

" Ok Hyung. Thanks." Jawab David.

" Hati-hati dijalan Oppa." Ucap Yuna.

Dan Mereka melanjutkan pembicaraan.

Namun David masih terdiam. Hatinya bergejolak kuat.

“Tidak peduli berapa banyak Aku mengunci hatiku, Aku masih tidak bisa menekan perasaan cintaku padanya." Batin David.

“Terima kasih atas perhatianmu. Aku sangat senang.”  Ucap David.

Hal ini membuat Yuna merasa lega dan senang.

" Namun, Bisakah Kau memberikan sesuatu yang lain untuk bisa membantuku?” Tanya David.

" Apa itu?" Tanya Yuna.

"Tubuh dan waktumu malam ini.” Ucap David membuat Yuna sangat terkejut.

Kali ini Yuna yang terdiam dan terlihat syok.

" Jangan berpikir aneh-aneh dan berlebihan." Tambah David melihat reaksi Yuna yang syok mendengar ucapan ambigunya.

" Maksudku. Bantu Aku mendalami karakter Felix malam ini. Sebelum besok Aku mulai syuting kembali." Jelas David langsung membuat Yuna kembali lega.

Tiga puluh menit kemudian Mereka sampai.

Didepan pintu apartemen David Yuna mengeluarkan pikirannya.

"Kenapa Kau mengucapkan kata-kata yang ambigu tadi, harusnya Kau bilang secara jelas kalau butuh bantuan untuk berakting bersama." Gerutu Yuna.

" Apakah Kau berpikiran sesuatu yang lain?" Tanya David dan jelas Yuna langsung menyangkalnya karena malu.

Yuna membantu David berakting dengan berperan sebagai Clara. Lalu mulai membuka-buka script kembali.

Tapi David merebut script dari tangannya.

" Mari Kita berakting tanpa script." Ajak David.

" Aku belum mempelajari bagian itu." Yuna menolak karena Dia belum pernah berlatih bagian Clara yang khawatir terhadap Felix, saat Felix seminggu tidak datang mengajar karena sakit.

" Aku sudah membaca bagian itu. Kau ikuti saja Aku. Kau bisa berakting secara bebas." Ucap David.

Yuna bisa menerimanya tapi yang Dia khawatirkan adalah David.

"Tapi kalau Aku berakting tanpa script apa benar akan membantumu Oppa?"Yuna masih ragu.

" Bisa. Itu tidak masalah. Yang penting Aku bisa mengeluarkan emosi dan perasaanku." Jelas David.

Mereka mulai berakting .

Dalam hati Yuna berkata,

”Aku akan berakting dengan baik untuk mengeluarkan emosi dan perasaan David.”

Dalam script karena Felix tidak enak badan. Dia libur. Dan Clara yang mempunyai motif balas dendam namun tanpa sadar sudah mulai ada rasa, Dia mulai mengkhawatirkannya. Clara datang kerumah Felix untuk menjenguknya.

Yuna sebagai Clara memencet bel pintu rumah Felix.

David membuka pintu dan langsung menyuruh untuk mengulang lagi.

" CUT! Ulang!" Pintanya.

" Apa alasannya?Aku baru buka pintu dan juga belum mulai berakting." Keluh Yuna.

"Karena itu, Kau bahkan belum mulai akting, itulah kenapa harus diulang." Jelas David.

" Walaupun Felix orang kaya. Namun didalam script Dia memilih tinggal di apartemen yang sederhana bukan apartemen mewah seperti milikku saat ini." Jelas David

" Jadi seperti apa rumah Felix didalam script?" Tanya David kepada Yuna.

“ Dalam script rumah Felix dalah aprtemen yang jaraknya lima menit dari stasiun, berdinding putih terasa simple, sederhana dan elegan." Jelas Yuna.

"Sebuah tempat tinggal dosen laki-laki yang ditempatinya sendiri. Selain itu juga dekat stasiun dimana ada banyak orang. Dan yang terpenting adalah Clara adalah seorang mahasiswi. Apa yang Kau pikirkan saat datang mencari Felix." David memberi bayangan pada Yuna tentang gambaran yang ada didalam script.

Yuna diam berpikir lalu David melanjutkan gambarannya,

“Jangan lupa Clara juga ada motif sengaja mendekati Felix agar bisa balas dendam pada Ayahnya. Jika tahu Felix, Clara memiliki motif itu. Semuanya akan berakhir, dua orang bertemu antara motif dan perasaan. Kau mengerti?”

Yuna mengangguk, “Aku mengerti”.

"Setelah Kau mengerti, datanglah memencet bel." Pinta David.

"Aku akan berjalan kesini dengan motif dan perasaan.” ucap Yuna lalu keluar dan memulai akting dari awal. 

David menunggunya dibalik pintu.

Yuna memejamkan matanya dan merasakan kalau sekarang dirinya adalah Clara. Dia memencet bel tapi tidak dibukakan. Dalam hati Dia merasa aneh kenapa pintunya tidak dibuka.

To be continued 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!