Sebuah Kalung

Yuna duduk di tangga dan berbicara pada kalung yang liontinnya berbentuk perak namun ditengahnya terdapat batu kristal warna biru. Dia bicara seperti bicara dengan hewan peliharaan.

" Terima kasih  Kau sudah menghilangkan kesedihanku."

Namun manajer Tae  datang membuka pintu secara tiba-tiba. Dan itu membuat Yuna terkejut dan menjatuhkan kalungnya.

Yuna yang ada dilantai atas jadi kalungnya meluncur turun.

Yuna langsung menjerit,

" AHHHHHHHH Kalungku." Kemudian Dia langsung  turun tangga.

Di lantai bawah jatuhnya kalung kesayangan Yuna, ada David yang melihatnya. David terlihat tidak asing dengan benda tersebut dan mengambilnya.

Saat sudah dibawah, Yuna melihat David dan langsung bertanya,

" Apakah Kau melihat kalung berliontin batu Kristal biru?" Tanya Yuna. David tidak memberinya jawaban sehingga Yuna terus panik mencari kalungnya. David terdiam sejenak sambil berpikir.

Manajer Tae baru sampai dibawah dan menanyakan,

" Apa yang Kau cari?"

" Aku mencari kalung liontinku." Jawab Yuna.

" Kalung itu sangat penting bagiku." Tambah Yuna.

Flashback

Ketika Yuna masih kecil, Dia sedang menangis dipinggir sungai dan saat itulah ada seseorang memberinya kalung tersebut, Orang itu mengatakan kalau batu kristal didalam liontin itu bisa membantunya untuk melepaskan kesedihannya. 

Flashback selesai

Saat Yuma menceritakan kisah kalungnya, David terus melihatnya

Yuna menangis karena tidak menemukan kalungnya. David pun tidak tega dan memberikan kalung yang dicari Yuna. Yuna langsung terlihat merasa lega.

" Gomawo Oppa. Aku kira benar-benar hilang." Ucap Yuna langsung melangkahkan kakinya. Sedangkan David jadi bertanya-tanya apakah Yuna gadis kecil yang pernah dimasa lalunya.

Dilain tempat David sedang duduk dan berpikir.

" Apa yang terjadi?" Tanya sang manajer. 

" Aku sedang berpikir  kalau  seseorang telah banyak berubah. Dan Aku tidak menyadarinya."

David mengingat kembali masa kecil itu.

Flashback

Tepatnya dikawasan gangnam, dipinggir sungai Han. Saat Dia mengikuti Ayahnya untuk pertemuan dengan rekan bisnis sepertinya, Dia masih kecil tidak terlalu mengingatnya. Namun yang Dia ingat, Dia melihat sosok perempuan kecil yang sedang menangis. Tanpa pikir panjang Dia pun melepas kalung kesayangannya dan memberikannya pada sosok anak kecil tersebut.

" Pakailah ini, Ini akan menghilangkan semua kesedihanmu."

Flashback end

" Mungkin ini alasan kenapa Aku begitu melindunginya tanpa sebab. Sebuah takdir." Ucap David.

" Dav, pemotretan hampir dimulai." Suara Manager dibalik pintu mengingatkan David, David pun beranjak dari tempat duduknya.

...***...

" Yuna! " Panggil Handoko membuat Yuna menoleh dan terhenti pas didepan ruang grupnya.

" Ada apa Oppa?"

Handoko langsung mendekat layaknya seorang yang sedang ada gosip besar.

" Kudengar Kau putus dengan Soni. Apa itu benar?" Tanya Handoko berbisik.

Yuna menganggukan kepala.

" Kau tau saja seperti emak-emak tukang gosip."

" Iya, Aku kan emang emak-emak tukang gosip."

" Iya sampai diri sendiri digosipkan gay untuk bisa dekatin semua cewek-cewek kan?'' Tanya Yuna membuat Handoko pura-pura terkejut.

" Darimana Kau tahu?"

" Ada deh, Apa sih yang Kita tidak tahu diagensi ini." Ucap Yuna langsung masuk ruangan.

Sani mengangkat alisnya melihat Yuna.

" Biasa, Emak-emak agensi."

" Owh Handoko."

Yuna menganggukan kepala dan lalu duduk disalah satu kursi. Matanya menatap sebuah kalung yang ada ditangannya. Yuna kembali ke luar ruangan dan menuju ruang Direktur. Dan tidak sengaja Dia bertemu dengan Bianca.

Bianca mengajak berbicara sebentar tentang masalah yang dihadapi Yuna. Dan Mereka berdiskusi diruang Direktur.

"Menurutku pihak agensi baiknya mengonfirmasikan di tahun ini. Jadi bersamaan dengan come back Kalian dan meninggalkan scandal tentang salah satu anggota kalian yang keluar dari grup." Saran Bianca.

" Baiklah.Sepertinya itu ide yang bagus."

Mereka keluar dari ruang Direktur dan kembali ke aktivitas masing-masing.

...***...

Sebuah kabar breaknya Yuna dengan aktor multitalenta itu segera menyebar di agensi.

" Jadi Aku masih berkesempatan nih." Ujar Dodo yang sejak lama naksir Yuna.

" Iya kalau saja Kau tidak malu-malu kucing didepannya." Tegur Endi.

" Dia bukan malu-malu kucing. Tapi malu-maluin." Sahut David.

" Kayak Kalian tidak malu-malu saja didepannya." Ucap Dodo.

" Oppa!" Tiba-tiba suara wanita yang tidak lain adalah adiknya David datang.

Dodo langsung beranjak mendekatinya.

" Kau kesini untuk menemuiku?"

" PD, Aku kesini menemui kakakku." Ucap Jeni.

" Kau benar-benar menyakitiku." Ujar Dodo.

David yang melihat sahabat-sahabatnya menganggu adiknya langsung menghalangi.

" Minggir kalian! Minggir!" Ucap David.

" Oppa, Ini Oemma membawakan makanan dari rumah. Ini khusus buat Oppa."

" Oya Oppa, Aku datang dengan temanku Liu. Kau sudah mengenalnya bukan."Tambah Jeni.

David menganggukkan kepala. Liu salah satu sahabat Jeni dan salah satu patner kerjanya diChina akhir-akhir ini.

Yuna, Yuri dan Hani baru keluar dari ruangan dan tidak sengaja bertemu Liu yang sedang menunggu dibangku ruang tengah agensi.

" Sepertinya tidak asing." Ucap Yuna.

" Itu loh patner kerja David Oppa." Ucap Yuri.

" Oya benar." Sahut Hani,

Mereka bertiga pun menyapa Liu. Dan tidak lama David dan Jeni menghampiri Mereka.

" Yuna Unnie. Akhirnya Aku bisa bertemu." Teriak Jeni.

" Kau tahu, Oppaku..." Ucapan Jeni langsung terhenti saat tangan David menghalangi wajah adiknya untuk berbicara.

" Adikku mau bilang. Dia sangat ngefans sama Kau didrama Walikota. Katanya Kau sangat kocak. Ayo!" David langsung mengajak adiknya pergi dari ruang tengah. Dia tidak mau adiknya membongkar semua rahasianya didepan patner-patner kerjanya.

" Setidaknya biarkan Aku berfoto dulu." Rengek Jeni.

" Tidak ada foto! Tempat duduk sudah disiapkan!" Ucap David penuh kegemasan.

Sedangkan Liu mengekor kakak beradik yang sejak tadi seperti tom and Jery didepannya.

" Tap Liu kesini mau melihat konsermu."

" Iya. Makanya ke stadion. Bukan agensi." Jelas David masih menggandeng adiknya ke parkiran.

David membukakan pintu mobil dan menutupnya.

" Aku serahkan adikku kepadamu Pak Kim." Ucap David kepada salah satu orang kepercayaan Ayahnya.

David kembali masuk untuk bersiap-siap dengan anggota groupnya menuju stadion.

" Hampir saja. Adikku benar-benar membahayakan." Gerutu David.

" Kau bilang apa?" Tanya Dodo yang duduk tidak jauh dari David.

" Tidak ada." Elak David.

" Sayang sekali, tadi Aku mengundang Yuna. Dia tidak bisa menonton karena perform juga."Keluh Dodo.

" Syukurlah kalau begitu." Sahut David mengingat adiknya yang bakal tidak terkontrol apabila bertemu Yuna.

" Maksudmu?"

" Nothing." Sahut David langsung pura-pura sibuk dengan headsetnya.

Selama perjalanan, David masih tidak bisa membayangkan kalau sampai Adiknya keceplosan didepan Yuna. Bisa-bisa image sebagai seorang kakak yang baik hati hilang begitu saja. David tidak ingin semua itu terjadi. Setidaknya untuk saat ini, Dia tidak ingin beban itu ada. Dia masih mempunyai banyak PR dalam hidupnya. Jadwal kewajiban militer yang hampir datang dan projects lainnya yang masih banyak menuntut tanggung jawabnya. Dan beban itu hanya akan menjadi batas yang bisa suatu saat menghancurkan Mereka.

To be Continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!