Kesalahpahaman

Siang hari Yuna langsung meluangkan waktunya, Dia mampir ke pemotretan David yang tidak jauh dari tempatnya untuk syuting drama hari ini.

David langsung menyambutnya dengan bahagia.

" Jadi menurut Oppa bagaimana dengan penawaran drama itu?"

" Lebih baik salah satu dari Kita harus menolaknya. Kemarin, Aku sudah menghadap Sajangnim. Dan Beliau juga berharap Kita jangan ada satu project drama dahulu. Agar tidak ada berita atau rumor yang membuat scandal bagi Kita sebagai visual."

" Ok Oppa, Kalau begitu Aku saja yang menolaknya. Jujur jadwalku padat sekali." Tutur Yuna.

" Aku mengerti. Oya apa abis ini Kau syuting drama dekat sini?"

" Iya Oppa. Waeyo?"

" Aku juga. Bagaimana kalau nanti malam Kita makan malam bersama? Sepertinya lokasi kita dekat." Tawaran David kepada Yuna.

" Mianhe Oppa. Aku sudah ada janji dengan Soni Oppa." Jawab Yuna membuat David terkejut.

" Jadi Kalian benar-benar berkencan?" Tanya David.

" Sttttt." Tegur Yuna.

" Ok. Sttttttt." Ucap David berusaha menenangkan Yuna.

Namun Yuna tetap terlihat celingak celinguk. Setelah merasa aman baru Dia menjawab pertanyaan David.

"Sepertinya, Iya." Jawab Yuna membuat David terlihat syok.

" Kau benar-benar menyukainya?" David masih penasaran.

" Nde." Yuna menganggukan kepalanya.

" Apa yang Kau sukai dari Dia?" David masih terlihat sangat penasaran.

" Dia terkesan sosok yang dewasa dan humoris. Dan Kau tahu Dia aktor senior. Aku harus banyak belajar darinya untuk dramaku terutama tentang cinta." Jelas Yuna.

" Haruskah Kau belajar secara real begitu?" Tanya David merasa tidak setuju.

" Aku rasa iya. "

" Aku tidak setuju. Kau tahu bagaimanapun pria realnya kadang berbahaya."Tutur David seperti seorang ayah yang sedang menasehati putrinya.

" Apa seperti Kau terhadap Silla? Kau memutuskan Dia secara sepihak?"

" Kau tidak tahu apapun tentang hubunganku dengan Silla. Dan Aku memutuskan karena suatu alasan. Ingat itu."

" Kau mencintai wanita lain seperti yang Dia tuduhkan kepadaku?"

" Aniya. Itu tidak benar. Yang sebenarnya adalah menyangkut sebuah prinsip."

" Ok. Jadi, Kenapa Kau tiba-tiba seperti mengajakku berdebat? "

David mencoba meredam sedikit gejolak jiwa yang terasa jelas terlihat dimata Yuna.

" Aku hanya peduli padamu sebagai senior. Dan Kau tahu bukan, bahkan Bianca pernah blak-blakkan melarangku untuk tidak mengencanimu. Itu karena Kita sama-sama visual yang akan membawa nama agensi dimasa depan." Pernyataan David membuat Yuna Syok.

Yuna terdiam. Dia merenung.

" Tapi kalau Kau memang berniat untuk itu. Hati-hati saja. Itu pesanku." Tambah David.

" Mianhe Oppa. Terimakasih atas pesan-pesanmu."

" Sama-sama. Sampai jumpa dilain waktu."

" Ne."

Yuna berpamitan dengan seniornya tersebut.

Namun David jadi bertanya-tanya dalam hati. Apakah Yuna akan menghindarinya gara-gara nasehatnya hari ini.

" Dav! Pemotretan hampir dimulai? Apa Kau sudah siap?" Sang Manajer mendatangi David yang sedang termenung.

" Ok."

David pun beranjak dan memulai pemotretan.

Dilain tempat, Yuna sudah mulai proses syuting dramanya. Disela-sela breaknya, Dia mengingat kembali kata-kata David.

" Ini membuatku frustasi." Keluh Yuna sambil mengacak-acak rambut poninya.

Akhirnya tidak butuh waktu lama. Syuting drama selesai.

" Ok. Good Job."

" Terimakasih atas kerja samanya."

Para staff satu per satu membereskan peralatan. Sedangkan Yuna langsung bergegas ke mobil.

" Apakah Kau bisa mengantarku direstoran dekat sini? " Tanya Yuna Ke managernya.

" Aku mau bertemu seseorang. Dan tidak usah menungguku." Tambah Yuna.

" Ok." Ucap sang manager.

Yuna memakai kacamata hitam, masker dan topi juga mantel agar tidak begitu mencolok sebagai seorang artis. Begitu sampai direstoran, Soni langsung menelepon dan menunjukkan no meja VIP yang telah di pesan.

Tidak butuh waktu lama Yuna akhirnya menemukan Soni. Soni terlihat bahagia begitu melihat Yuna.

" Terima kasih banyak Kau sudah datang." Ucap Soni seraya menarik sebuah kursi untuk Yuna.

" Sama-sama. Terima kasih banyak juga."

" Oya. Aku sudah memesan semua makanan yang Kau suka."

" Gomawo."

" Kau tidak perlu berterima kasih berulang kali seperti itu. " Tutur Soni.

" Oya, Jadi Kau benar-benar menerima perasaanku?" Tanya Soni.

" Iya, Tapi Aku tidak bisa menjanjikan apapun untuk berkencan. Kau tahu sendiri kesibukan Kita didunia entertainment." Jelas Yuna.

" Aku paham. Kalau begitu mari Kita makan Kau pasti sudah lapar." Ajak Soni.

Mereka terlihat memulai makan malam. Tanpa Mereka ketahui seorang wartawan telah mengikuti Mereka sejak tadi.

...***...

Mentari pagi mulai memancarkan sinarnya. Suara aktivitas kesibukan manusia mulai terdengar dari seluruh penjuru kota. Sebuah dering handphone membuat David terkejut.

" Hallo." Jawab David seraya masih terkantuk-kantuk.

" Buruan bangun! Dan cepat datang ke kantor!" Teriak sang manajer membuat David langsung melompat dari tempat tidurnya.

" Baru jam berapa." Keluh David.

" Ini bukan masalah jam berapa. Tapi ini scandal menjadi bencana kalau tidak langsung diurus. Buruan!" Jelas sang manajer membuat David langsung membuka matanya lebar-lebar.

" What!!!"

Endi dan Dodo langsung terperanjat ikut bangun.

" Kenapa? Ada apa? " Tanya Endi spontan.

" Apakah ada alarm bencana?"Tanya Dodo sambil mengucek-ngucek kedua matanya.

Namun Pertanyaan Mereka tidak terjawab, Faktanya David sudah lari menuju ke kamar mandi.

Dilain tempat, Yuna masih mengantuk dan menarik-narik selimutnya sebelum alarm tak terduga berbunyi.

" Hallo."

" Cepat datang kekantor! GC!" Titah sang manajer membuat Yuna langsung membuka matanya dan melihat jam.

" Baru jam 6 pagi." Keluh Yuna.

" Ini gawat darurat! Scandalmu yang bakal merugikan."

" Whatt? Scandal?" Tanya Yuna dengan suara keras bak alarm seisi dorm.

Yuna langsung membelalakkan matanya mendengarnya. Dia pun langsung mematikan handphone dan berlari ke kamar mandi.

Yuri yang satu kamar dengannya langsung terkejut dan terbangun gara-gara kehebohan Yuna.

" Alamak. Jam berapa ini?" Yuri melirik jam alarmnya dan kembali tidur dan menarik selimutnya.

Satu setengah jam kemudian tepat pukul delapan. David dan Yuna sama-sama sampai didepan gedung agensi. Mereka hanya sekilas berpandangan dan langsung buru-buru masuk gedung agensi.

Mereka berjalan beriringan sampai didalam gedung agensi.

" Yuna kenapa Kau pagi sekali?"

" Oppa sendiri, Kenapa pagi-pagi juga?"

" Ada alarm dari Sajangnim sepertinya." Jawab David

" Kalau begitu sama." Jawab Yuna.

Mereka langsung terhenti dan dan saling berpandangan.

" Apa Kita berdua terlibat scandal?" Tanya Mereka serentak.

Tanpa sebuah jawaban, Mereka langsung kembali melangkahkan kakinya menuju ke ruang CEO.

David mengetuk pintu dahulu sebelum Mereka masuk ruangan.

" Masuk."

David dan Yuna sama-sama masuk keruangan CEO. Hati Mereka serasa berdebar-debar penuh kegelisahan.

" Selamat pagi Sajangnim." Ucap Mereka kompak bak paduan suara.

" Duduklah. Kalian tahu bukan, Kenapa Kalian dipanggil?"

Mereka berdua masih terlihat bingung.

"David?" Tanya Pak Lee.

" Jujur Saya merasa tidak berbuat scandal."

" Yuna?"

" Maaf Sajangnim, mungkin Saya telah ceroboh."

" Ok. Ada sebuah media yang mengirimkan foto Kalian. Lihatlah! "

Pak Lee memperlihatkan sebuah foto percakapan Mereka yamg tersembunyi kemarin siang.

" Ini salah paham!" Jelas David.

" Betul, Kita hanya membicarakan pekerjaan." Tambah Yuna.

" Ok. Bagi Kalian ini biasa. Tapi tidak bagi media." Jelas Pak Lee.

" Mianhe Sajangnim." Ucap Mereka serentak.

" Oya, Ada kirimin satu foto lagi, Yuna dan Soni. Jadi menurut Kalian mana yang harus dikonfirmasi?"

" Mianhe Sajangnim." Ucap Yuna sangat merasa bersalah.

" Ok. Nanti Kita akan bahas masalah ini diruang rapat untuk mencari solusinya. Kalian boleh keluar dari ruangan."

To be continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!