Chapter 8

Happy Reading

Putri Ruby pulang ke istana timur dengan wajah yang sumringah. Dia tidak sabar dengan rencananya yang memang sudah disiapkan matang-matang.

"Rencana ku pasti akan berhasil, kali ini aku akan lebih mudah memuluskan jalanku untuk mendapatkan yang ku inginkan!" gumam Ruby tersenyum lebar.

Putri Ruby menunggu pertemuan antara putri Aurelia dan pangeran William esok lusa dan dipastikan bahwa sang pangeran akan sangat terkejut ketika melihat penampilan wajah dan tubuh putri Aurelia yang berbau busuk dan banyak bintik bernanah di seluruh tubuhnya, kemudian sang pangeran akan mencampakkan putri Aurelia karena jijik.

Putri Ruby tertawa kecil, menikmati keindahan yang ada di sepanjang jalan menuju istana Timur yang di suguhi dengan pepohonan yang lebat di sisi kanan kiri jalan. Mereka juga akan melewati sebuah kota kecil yang masih ikut wilayah kerajaan Barat.

Kilasan saat dia bisa bercengkrama dengan pangeran William tadi benar-benar membuat hatinya melambung. Gadis itu merasa sangat senang bisa di jamu oleh sang pangeran.

"Sebentar lagi kau akan menjadi milikku, pangeran William!"

Putri Ruby bukan hanya menginginkan posisi sebagai putri tiri kesayangan sang raja Timur tapi dia juga menginginkan pangeran William, seorang yang terkenal ramah namun sama sekali tidak tersentuh oleh wanita. Wanita itu sudah jatuh cinta pada sang pangeran hingga merencanakan segala hal agar dia bisa menggantikan putri Aurelia sebagai tunangannya.

"Aku tidak akan membiarkan putri Aurelia mendapatkan semuanya, karena hanya aku yang pantas untuk mendapatkan semua ini!" Putri Ruby memejamkan matanya sambil meremas gaun yang ia pakai.

Dia akan menggunakan segala macam cara dan akhirnya Wiliam akan memilih nya untuk menjadi istri dan ratu di masa depan.

Di sisi lain.

"Putri, apakah anda yakin jika obat-obatan ini bisa menyembuhkan penyakit anda?" tanya Liliyana merasa sedikit khawatir dengan putri Aurelia yang entah kenapa akhir-akhir sikapnya begitu berbeda.

Biasanya sang putri tidak berani bertindak seperti ini apalagi sampai membuat obat-obatan herbal dan ramuan yang bisa membuat penyakit nya sembuh. Sang putri hanya bisa diam menyendiri di dalam kamar dan percaya bahwa dia mendapatkan kutukan dari nenek moyangnya dulu.

Tapi sikap putri yang sekarang benar-benar sungguh berbeda, tidak ada raut wajah sedih dan muram. Yang terlihat sekarang adalah pancaran mata yang penuh semangat untuk bisa sembuh dari penyakitnya itu.

Bahkan putri Aurelia dengan yakin mengatakan jika penyakitnya itu di karenakan racun dan bukan karena kutukan.

"Kita lihat hasilnya Liliyana, lihatlah lukaku yang ada di tangan dan kaki, sudah agak mengering 'kan?" Liliyana mengamati kemudian mengangguk mantap.

"Iya putri, wah,, anda hebat sekali!! Padahal ini baru sehari loh anda membuat ramuan itu dan mengobatinya, tapi sekarang sudah hampir kering!" pekik pelayan itu senang.

Viona yang saat ini menjadi putri Aurelia tersenyum melihat tingkah pelayan pribadinya ini yang terlihat sangat bahagia ketika melihat luka-luka di tubuh Aurelia sudah kering.

Viona memang tahu bahwa setelah ini putri Ruby akan kembali membawakan makanan dan minuman yang diberi racun yang lebih berbahaya. Di dalam novel, jalan ceritanya akan semakin menyedihkan ketika putri Aurelia memakan semua racun yang di berikan oleh Putri Ruby setelah ini.

Bahkan pangeran William langsung merasa jijik dan menutup pertunangan mereka.

"Liliyana, kamu bisa bantu aku?"

Liliyana terkejut karena putri Aurelia sampai meminta tolong padanya, padahal dia memang ditugaskan untuk melayani sang putri tanpa pamrih.

"Tentu saja putri, apa yang bisa saya bantu?" Aurelia mendekati Liliyana dan membisikkan sesuatu.

"Baik putri, akan saya laksanakan!" jawab Liliyana mengangguk patuh.

Ratu Melisa melihat putri kesayangannya sudah pulang dari kerajaan Barat, terlihat wajah Ruby sangat sumringah.

"Putri Ruby, apakah kamu berhasil?"

"Tentu saja Ibunda, pangeran William mau ke sini lusa, dan dia juga yakin jika putri Aurelia yang memintanya, kakak tiri ku itu sangat bodoh dan tidak tahu kalau pangeran pujaannya sebentar lagi akan mencampakkan nya," Ruby tersenyum lebar.

Ratu Melisa pun ikut tersenyum, "bagus putriku, aku yakin jika rencana kita akan berjalan mulus, takdir Aurelia sebentar lagi akan berakhir!"

"Iya ibunda, kalau begitu sebaiknya aku ke paviliun belakang untuk melihat kondisi Aurelia," ucap Ruby.

"Oh ya, sekalian kamu kasih makanan pada kakak tiri mu itu, Ibunda mempunyai obat baru yang lebih manjur, bisa di pastikan kalau Aurelia memakan obat ini, kulitnya akan mengelupas dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat!" ucap Ratu Melisa.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

Lanjut kak jangan lama-lama up nya

2022-10-12

1

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut

2022-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!