Dendam Sang Putri
Happy Reading.
Viola berusaha membuka kedua matanya, mengerjab perlahan dan akhirnya terbuka sempurna.
"Aduh! Kepalaku pusing sekali!" gadis itu memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Ada sesuatu yang basah di dahinya, "darah!!"
Viola memastikan lagi bahwa cairan yang terdapat di dahinya itu adalah darah. Gadis itu berusaha memegang dahinya kembali dan ... "AAAGGKK! i-ini beneran darah, aduh!"
Viola tersadar dirinya berada di mana, tengkurap di atas lantai marmer batu yang sangat indah. Gadis itu melihat sekeliling, dia berada di sebuah kamar yang berbeda dari kamarnya.
"Ini kamar siapa?"
Kamar itu sangat luas, bahkan luasnya 5x lipat lebih luas dari pada kamarnya sendiri.
Tiba-tiba kepalanya menjadi sakit kembali, ada sebuah kepingan ingatan yang masuk ke dalam otaknya.
"Aaaggrrkkk!!"
Kilasan-kilasan sebuah kisah sang putri Aurelia yang berada di dalam novel yang dia baca tiba-tiba bermunculan.
Saat putri Aurelia di paksa pindah ke Paviliun belakang istana karena penyakitnya yang semakin parah. Dia harus di isolasi agar penyakit kulit yang di deritanya tidak menular.
"Ini gak mungkin, kan? Aku masuk ke dalam dunia novel dan jadi Putri Aurelia?" Viola berusaha bangkit karena dia tergeletak di lantai samping ranjang tidur. Dia ingat adegan ini, putri Aurelia terpeleset saat baru saja keluar dari dalam kamar mandi dan terjatuh.
Kepalanya terbentur pinggiran dipan ranjangnya yang terbuat dari kayu. Alhasil kepalanya pun tergores dan membuat darah segar mengalir meskipun hanya sedikit.
Ya, sang Putri merasa sangat sedih dan depresi saat melihat pantulan seluruh tubuhnya di cermin yang berada di dalam kamar mandi, semakin hari bintik-bintik merah itu menjadi semakin besar dan berbau amis akibat nanah yang keluar. Rasanya sungguh sangat sakit, tubuhnya seperti di kuliti.
'Ya Tuhan, aku benar-benar menjadi putri Aurelia? Si gadis bodoh yang berhasil di jebak oleh saudara tiri dan ibu tirinya!' batin Viola memandang wajahnya di cermin meja rias.
Sebenarnya wajah itu terlihat imut sekali, hidung mancung, bibir pink alami, mata sebening almond dan pipi yang merona meski tanpa make up, sang putri ini terlihat cantik. Namun karena penyakit kulitnya itu membuat Putri Aurelia menjadi di jauhi dan di buang ke Paviliun belakang istana.
"Heh, ternyata aku sekarang menjelma menjadi sang putri bodoh yang berakhir mati mengenaskan di tangan tunangannya, hemm sepertinya aku telah di pilih untuk mengubah alur novel yang Sad Ending ini, dan sekarang aku harus mulai dari menyembuhkan penyakit yang sangat menjijikkan, huh! Kenapa putri Aurelia begitu bodoh, dia sama sekali tidak menyadari bahwa semua ini bukanlah kutukan atau semacamnya, tapi ini karena ulah racun ular berbisa itu!" gerutu Viola yang menjelma menjadi Puteri Aurelia di sebuah novel yang dia baca beberapa hari ini.
Viola ingat bagaimana tiga hari lalu dia begitu tertarik dengan sebuah buku yang berjudul 'Dendam Sang Puteri' dan ending dari novel tersebut adalah Sad dan bukan Happy seperti kebanyakan novel-novel yang dia baca.
Di dalam novel itu, akhirnya protagonis wanita atau pemeran utama dari novel tersebut mati mengenaskan dengan di penuhi dendam.
Kematian nya sungguh tidak adil, selama hidupnya dia menjadi putri yang di asingkan dan di jauhi semua orang karena jijik dengan penyakitnya yang semakin parah.
Akhirnya adik tiri dan tunangan nya yang seorang putra mahkota bersatu di atas penderitaannya yang di sebabkan oleh ibu tiri dan adik tirinya itu sendiri.
Aurelia mati dengan sangat mengenaskan di atas ranjangnya setelah pangeran William sang tunangan datang menancapkan sebuah pisau tepat di jantungnya karena sebelum putri Aurelia meninggal, Wiliam tidak bisa merasa tenang, karena hasutan Putri Ruby yang mbuat pangeran William semakin membencinya.
Kilas balik awal.
Viola adalah seorang gadis berusia 25 tahun berprofesi sebagai dokter umum di salah satu rumah sakit di Yogyakarta saat itu tengah asik membaca sebuah novel yang dibelinya 3 hari yang lalu.
Selain menjadi seorang dokter dan sedang dalam masa Koas, Viola juga sedang mendalami ilmu pengobatan herbal dan apoteker. Dia gadis yang cerdas dan pintar, namun terlahir di keluarga yang sederhana, tidak kaya-raya tapi berkecukupan. Ayah dan Ibunya membuka warung makan di pusat kota.
"Aduh, ini kenapa protagonis wanita nya bodoh banget, sih! Adik kamu tuh yang jahat, dia selingkuh sama tunangan kamu dan berusaha membunuhmu!" Viola mengomel sendiri.
Dia berhasil menyelesaikan membaca novel itu selama tiga hari dan berakhir dengan air mata yang deras mengalir di sudut matanya.
Bahkan dadanya sesak dan tersedu-sedu ketika membaca ending dari novel 'Dendam Sang Puteri'
Benar-benar tidak sama dengan judulnya yang seakan-akan cerita novel itu sang putri sedang membalaskan dendam nya.
Viola menangis sampai ketiduran dan menyumpahi putri Ruby dan Pangeran William. Saking sedihnya, novel itu membikin pembaca jadi ingin mengubah alur ceritanya karena saking gemasnya dengan si pengarang yang bernama One X yang membuat cerita itu menggantung meskipun sudah ending.
***
Saat ini Viola yang berwujud Putri Aurelia sedang berusaha membersihkan lukanya yang ada di dahi. Dia mengabaikan rasa ngilu, sakit serta gatal di seluruh tubuhnya.
"Kenapa dia percaya bahwa penyakit ini adalah kutukan! jelas-jelas ini disebabkan oleh bakteri dari racun yang di berikan oleh ibu tirimu!!" Putri Aurelia mengomeli dirinya sendiri.
Karena dia tahu apa yang terjadi dengannya setelah membaca novel itu, dan juga ending dari kehidupannya yang sangat mengenaskan.
"Putri, lihatlah wajahmu yang cantik ini, kamu sudah menyia-nyiakan beberapa tahun untuk mengurung diri dan mencintai pria yang salah. Selain bodoh kamu juga jadi budak cinta si Wiliam itu, dan dia adalah orang yang telah menusuk kan belati ke arah jantungmu!" gerutu Viola.
Dengan hati-hati dia membersihkan lukanya dan mencari kotak obat. Di dalam kotak itu Viola melihat beberapa obat merah dan juga kapas. "Sepertinya ini bisa di gunakan," mengambil obat merah dan kapas itu dan segera mengoleskan ke dahinya yang terluka.
Menekan sedikit kemudian mengambil plaster untuk merekatkan kapas tersebut di dahi Putri Aurelia.
"Ah, penyakit ini benar-benar membuatku merasa seperti zombi!!"
Putri Aurelia alias Viola yang merupakan seorang dokter Koas di daerah Yogyakarta, merasa harus bisa menyembuhkan penyakit kulit itu. Menurut diagnosanya, penyakit seperti itu bisa di sembuhkan secara penyembahan herbal. Jelas sekali cerita di novel ini sekitar tahun 950 Masehi dan di saat itu dokter nya pasti belum ada yang spesialis, bahkan pasti akan sangat sulit untuk mencari seorang dokter karena pada Zaman itu memang tidak banyak yang menginginkan profesi tersebut.
Tapi Viola adalah seorang dokter di dunia nyata dan dia akan menggunakan keahliannya untuk mengubah alur cerita novel tersebut.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ☠ᵏᵋᶜᶟɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
ayo vio bantu putri menuntut keadilan
2022-09-26
1
Entin Fatkurina
lanjut lanjut author
2022-09-23
1
Maretha♚⃝҉𓆊
semangat
2022-09-22
1