Chapter 6

Happy Reading.

Pangeran William meminta salah satu pelayan istana untuk membuatkan minuman dan kudapan ringan untuk menjamu putri Ruby.

Dengan gaya anggunnya, putri Ruby tersenyum lembut penuh sopan santun, berusaha terlihat seperti putri bangsawan yang sesungguhnya. Bakat aktingnya memang luar biasa, dia bisa menjelma menjadi seorang peri dan bidadari yang lembut.

Bersikap baik bak seorang malaikat penolong, namun dia juga bisa menjadi nenek sihir yang mampu melenyapkan nyawa seseorang. Itulah Putri Ruby, sifat jahatnya sudah tertulis dalam novel ini dan Viona sudah tahu semuanya.

Viona yang mengetahui pertemuan Putri ruby dan pangeran William di istana barat lewat novel yang dia baca maka seharusnya lusa adalah awal dari kehancuran Putri Aurelia.

Saat itu Putri Ruby memang sengaja mengundang pangeran William dengan alasan bahwa Putri Aurelia yang mengundangnya. Tapi ternyata hal itu dijadikan Ruby untuk membuat pangeran William merasa jijik terhadap tunangannya sendiri, setelah melihat bagaimana kondisi Putri Aurelia saat itu yang kesehatannya semakin menurun dan juga penyakitnya semakin parah.

Namun saat ini Viona akan mengubah alur ceritanya dengan dia tidak akan pernah mau bertemu dengan pangeran William ataupun menghindari sang pangeran sebisa mungkin.

Bahkan kalau bisa dia duluan yang memutuskan pertunangan mereka.

Viona yakin jika dia dan pangeran William batal menikah, pasti akan membuat hidup putri Aurelia akan lebih aman dan bahagia.

Masih di istana barat.

Pangeran William dengan ramah menyuruh putri Rubby untuk meminum teh melati dan kue mahal yang hanya di peruntukan untuk para Raja dan Ratu kerajaan Barat.

"Terima kasih, pangeran, saya benar-benar merasa tersanjung dengan jamuan yang anda sajikan," ujar Putri Ruby tersipu.

Pangeran William tersenyum, sebuah senyuman yang mampu menghimpun mata para wanita di dunia tidak terkecuali Putri Ruby.

'Ya Tuhan, rasanya aku tidak sanggup melihat bibir sang pangeran yang merah alami itu, aku benar-benar ingin mencicipinya!'

Putri Ruby berfantasi liar saat ini, pria dengan wajah tampan dengan rahang yang tegas, alis mata tebal dan bibir yang benar-benar menggoda itu membuat nya hatinya semakin meleleh.

"Putri Ruby, Anda adalah adik dari tunangan saya, jadi sudah kewajiban saya menjamu anda seperti ini," jawab pangeran William.

"Sungguh anda benar-benar pria yang sangat baik dan lembut, kakak saya sangat beruntung bisa mendapatkan anda," ucap putri Ruby tiba-tiba.

Pangeran William mengerutkan keningnya, apa maksud dari ucapan putri Ruby tadi??

"Maaf, maksudnya adalah anda seorang pangeran yang memiliki sifat dan sikap yang sangat baik dan teladan, tentu saja setiap wanita langsung berlomba-lomba menarik hati anda, pangeran," jelas putri Ruby cepat, sebelum pangeran sadar akan ucapan nya yang sangat tidak mencerminkan kepribadian seorang wanita terlebih dia adalah seorang Putri.

Pangeran William meminum tehnya dan menghirup aroma melati yang keluar dari cangkir yang cantik itu sebentar.

"Sebenarnya saya dan putri Aurelia sangat dekat, bahkan kami selalu terbiasa bersama, kakak saya begitu menyayangi saya dan ibunda, apalagi setelah kepergian ibunda kandung putri Aurelia, saya sebagai adik selalu ada untuknya meskipun itu hanya membuat putri Aurelia sedikit meredam kehilangan nya," cerita putri Ruby yang sepertinya dia akan membuat pangeran William tersanjung dengan nya.

"Oh, benarkah? cerita kan tentang putri Aurelia, sebenernya aku hanya ingin mengenalnya lebih jauh," jawab sang pangeran.

Sepertinya hal ini di jadikan oleh putri Ruby mengenal sosok sang pangeran dan dia dengan siap untuk mencuri hatinya dari putri Aurelia.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***