Bab 20 - Meminta Bantuan Shireen

Shireen begitu semangat ketika diminta Alka datang mengantar pesanan sekaligus menemani Raline bermain.

Begitu sampai, Shireen turun dari motornya. Mengetuk pintu dan mengucapkan salam, ia masuk ke dalam rumah.

Raline melompat kegirangan ketika melihat Shireen datang, biasanya wanita itu hanya mengantarkan pesanan di teras lalu pergi.

"Hai, cantik!" sapanya.

"Aku rindu!" Raline memeluknya.

"Kamu rindu dengan Tante?"

Raline mengangguk.

"Apa sekarang kamu sudah bisa memasak?" tanya Shireen.

"Sudah, Tante. Mau coba?" menunjukkan wajah imutnya.

Shireen mengangguk dengan wajah sumringah.

Raline membawa piring dan sendok mainannya kepada Shireen, lalu wanita itu berpura-pura memakannya.

"Bagaimana rasanya?"

"Ini sangat enak sekali," puji Shireen mengacungkan jempol tangan kanannya.

"Apa aku sudah cocok menjadi chef?"

"Cocok sekali," jawab Shireen.

Raline tersenyum senang.

"Sekarang kita makan siang," ajak Shireen.

Lilis sedang sibuk mengurus Sean.

Shireen mengambilkan nasi beserta lauk dan sayur mayur untuk Raline dan Varrel.

Kedua bocah itu, memakannya begitu lahap.

"Susunya habis pula," ucap Lilis.

"Kenapa, Bi?"

"Susu Sean habis," jawabnya.

"Biar saya yang belikan," tawar Shireen.

Lilis menyodorkan 2 lembar uang berwarna biru kepada Shireen setelah memberitahu merek produk dan berat isi susu formula bubuk.

Shireen mengendarai motornya menuju minimarket terdekat. Begitu sampai, tanya dengan karyawan toko ternyata produknya sudah habis.

Shireen berpindah ke toko lain yang jaraknya 500 meter dari tempat pertama. Melihat dari atas hingga bawah bagian rak yang menyediakan susu formula yang di cari tetap tak ada.

Shireen berpindah ke toko lain dengan nama minimarket berbeda dari sebelumnya. Ia memarkirkan motornya lalu turun.

Ketika hendak membuka pintu, ia tak sengaja bersenggolan dengan seorang wanita. "Maaf!" Shireen sedikit senyum dan menundukkan.

Wanita itu menatap sinis, kemudian berlalu memasuki mobilnya.

"Aku seperti kenal wanita itu, tapi di mana 'ya?" menerka-nerka.

Tak mau lama memikir, Shireen mencari susu formula yang dibutuhkan Sean. Akhirnya, 20 menit berkeliling ia menemukan yang dicari.

Shireen tersenyum senang menenteng belanjaannya. Bergegas melajukan motornya ke rumah Alka.

Begitu tiba di rumah, Shireen meletakkan kotak susu formula di atas meja makan beserta struk dan kembaliannya.

Shireen kembali menghampiri Raline yang sudah selesai makan. Matanya tanpa sengaja melihat foto kebersamaan Alka, mantan istrinya dan ketiga anaknya terpampang di dinding ruang tamu.

Shireen menatap serius foto Rani. "Wanita di minimarket tadi mirip sekali dengannya, apa mereka orang yang sama?" batinnya.

Raline mengejutkan Shireen, "Tante kenapa diam saja?" matanya juga terarah melihat foto orang tuanya, kakak dan adiknya.

"Tante, sepertinya melihat wanita yang mirip ibu kamu," ujar Shireen.

"Di mana, Tante?" Raline begitu antusias.

"Di minimarket, tapi mungkin mereka mirip saja," jawab Shireen.

"Aku pikir memang benar ibu. Aku, kakak dan Sean sangat rindu dia," oceh Raline dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu pasti bertemu dengan dia, percaya pada Tante!" Shireen memegang wajah Raline. "Tante harus kembali, besok lagi kita mainnya," lanjutnya.

"Janji, ya!"

Shireen mengangguk, ia berpamitan pada Lilis dan Alka kemudian berlalu.

-

-

Alka tiba di rumah pukul 4 sore, karena hari libur bengkel tutup lebih awal. Sesampainya di rumah, Raline berlari menghampirinya.

"Ayah, tadi aku main dengan Tante Iren," ungkapnya.

"Kamu sudah tidak membencinya, kan?" Alka jongkok menyeimbangkan posisi tubuh.

Raline menggelengkan kepalanya.

"Tante Iren orangnya baik, mungkin dia lagi sibuk makanya tak sempat bermain denganmu," ujar Alka.

"Iya, Yah," ucap Raline. "Ayah, kata Tante dia melihat ibu di minimarket," lanjut ucapnya.

"Kapan?"

"Tadi siang, kan Tante Iren yang belikan susu buat adek Sean," tuturnya.

"Rani masih di kota ini, tapi kenapa teman-temannya mengatakan sudah dipindah tugaskan?" batinnya bertanya.

"Ayah, kapan kita bertemu ibu?" tanya Raline.

"Raline, ayo mandi!" panggil Lilis.

"Iya, Nek." Raline berlari menghampirinya.

Alka berdiri, memikirkan ucapan putrinya. Ia mengambil ponselnya menuju kamarnya, menghubungi Opa Andi tentang keberadaan mantan istrinya.

Cukup lama menunggu panggilan terhubung, akhirnya ada suara diujung sana menjawabnya.

"Halo, Pa!" sapa Alka.

"Alka, ada apa?" suara perempuan menjawab panggilannya.

"Mama?"

"Iya, ada apa menghubungi papa?"

"Apa Mama tahu di mana Rani berada?"

"Mama tak bisa beritahu kamu."

"Kenapa, Ma?"

"Rani melarangnya."

"Ma, anak-anak ingin bertemu dengannya. Bisakah mereka menemui ibunya?"

"Mama tak bisa menolong, Alka. Maaf!" Rita menutup teleponnya.

Alka menghembus nafas kecewa.

......................

Alka meminta tolong Shireen untuk menjemput Varrel di sekolah karena ia tak sempat dan tetangga yang biasa antar jemput sedang pulang kampung.

Shireen menunggu di depan pagar sekolah, hampir 10 menit Varrel tak kunjung keluar. Ia lantas menghubungi Alka. "Halo, Mas. Mungkin Varrel tidak tahu saya menunggunya. Bisakah telepon gurunya?"

"Ya, saya akan menghubungi gurunya." Menutup telepon Shireen lalu menghubungi Siska.

Tak lama kemudian, Varrel bersama seorang wanita menghampirinya.

Siska menatap Shireen penuh tanya.

"Ayo kita pulang, Varrel!" ajaknya.

"Maaf, Bu. Anda siapanya Varrel?" tanya Siska.

"Saya teman Pak Alka, Bu."

"Teman?" tanyanya lirih.

Tak mendengar ucapan Siska, wanita itu pun berpamitan.

Siska menatap motor yang dikendarai Shireen. "Apa dia hanya teman biasa?"

Di tengah perjalanan menuju rumah, Varrel meminta Shireen untuk berhenti.

"Kenapa meminta berhenti, Varrel?"

"Tante, aku mau beli bakso. Ini uangnya!" menyerahkan 2 lembar uang berwarna coklat.

"Baiklah," Shireen turun dari motor begitu juga Varrel.

Keduanya masuk ke warung bakso.

"Bu, buatkan tiga bungkus, ya!" pintanya pada pedagang bakso.

"Siap, Neng!" pedagang itu pun meracik bakso dan membungkusnya.

Tanpa sadar, Varrel berjalan keluar warung.

"Neng, ini baksonya!"

"Berapa, Bu?"

"Tiga puluh ribu."

Hendak membayar Shireen baru sadar kalau Varrel tak ada di sampingnya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri.

Shireen mengarahkan pandangannya ke jalanan, tampak Varrel ingin menyeberang dengan berteriak memanggil nama bocah laki-laki itu, Shireen melangkah cepat dan menarik tubuh Varrel.

"Kamu mau ke mana?"

"Aku melihat ibu di sana, Tante!" tunjuknya ke arah toko pakaian mahal.

"Kita akan ke sana, tapi bayar baksonya dulu," ucap Shireen.

"Ibu sudah pergi, Tante. Naik mobil warna hitam," ucapnya dengan raut wajah kecewa.

"Jangan bersedih lagi, nanti kamu pasti bertemu dengan ibu. Sekarang kita pulang dan makan bakso," Shireen mengangkat dagu Varrel menggunakan jemarinya seraya tersenyum.

Keduanya pun pulang membawa 3 bungkus bakso.

Begitu sampai rumah, Raline berteriak girang bertemu dengan Shireen apalagi wanita itu membawakan bakso.

Menyalin bakso ke beberapa mangkok, Raline dan Varrel menikmatinya.

Shireen duduk di meja makan bersama Lilis, kebetulan Sean juga lagi tidur.

"Bi, saya boleh tanya sesuatu?"

"Tanya apa?"

"Kenapa mantan istrinya Mas Alka tak mau bertemu dengan anak-anaknya?"

Lilis tampak terkejut dengan pertanyaan Shireen.

"Maaf, Bi. Bukan ingin mencampuri, tadi Varrel hampir saja mau menyeberang. Katanya ia melihat ibunya," ujarnya.

"Bibi yakin kalau Rani masih di kota ini, tapi keluarganya tak pernah memberitahunya," tutur Lilis.

"Kalau saya boleh tahu mereka berpisah karena apa?"

Lilis tak segera menjawab, ia masih berpikir. Tak lama kemudian berkata, "Rani berselingkuh."

Shireen menutup mulutnya, "Pria setampan Mas Alka diselingkuhi."

"Rani yang meminta pisah, padahal Alka mencoba bertahan. Tapi, mantan istrinya lebih menyukai pria lain yang kaya," ungkap Lilis.

Shireen terdiam tak bisa berkata-kata apa-apa. Ia dapat melihat kesedihan di wajah Lilis.

Shireen melanjutkan makannya dan menyuruh wanita itu untuk tidak bersedih lagi.

Terpopuler

Comments

Diah Anggraini

Diah Anggraini

Rani ga ada perasaan nya
baru kali tu orang ya..
ama anak ga ada kangen kangen nya

2023-11-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Berpisah
2 Bab 2- Membawa Rani Pulang
3 Bab 3- Belum Bekerja, Alka Sudah Kecewa
4 Bab 4- Rani Mulai Bekerja
5 Bab 5- Tetap Sabar
6 Bab 6 - Alka ke Sekolah
7 Bab 7- Juara Lomba
8 Bab 8 - Rani Ke Luar Kota
9 Bab 9 - Bertemu Shireen
10 Bab 10 - Menelepon Rani
11 Bab 11- Perdebatan Kecil
12 Bab 12 - Shireen Bermain Bersama Raline dan Sean
13 Bab 13 - Pertengkaran
14 Bab 14 - Liburan Menyakitkan
15 Bab 15- Mengabulkan Keinginan Rani
16 Bab 16 - Resmi Berpisah
17 Bab 17- Ingin Bertemu Dengan Ibu
18 Bab 18- Tak Suka dengan Kebaikan Shireen
19 Bab 19 - Alka Membantu Shireen
20 Bab 20 - Meminta Bantuan Shireen
21 Bab 21- Memohon Pada Rani
22 Bab 22- Shireen Menemani Varrel Ke Sekolah
23 Bab 23 - Shireen vs Siska
24 Bab 24 - Laras
25 Bab 25 - Merayu Alka Melalui Raline
26 Bab 26 - Jalan-jalan ke Mall
27 Bab 27 - Shireen Jatuh Sakit
28 Bab 28 - Begitu Khawatir
29 Bab 29 - Bertemu Dengan Shireen
30 Bab 30 - Menginap Di Rumah Alka
31 Bab 31- Rani Menikah Lagi
32 Bab 32 - Rani Cemburu dengan Shireen
33 Bab 33 - Maaf
34 Bab 34 - Selalu Memikirkan
35 Bab 35 - Percakapan Antara 2 Lelaki
36 Bab 36 - Pengirim Bunga
37 Bab 37 - Ganti Aku, Biar Lebih Akrab
38 Bab 38 - Menjelaskan Kepada Kedua Orang Tua
39 Bab 39 - Membuat Rani Cemburu
40 Bab 40 - Wawancara Dengan Calon Mertua
41 Bab 41 - Menolak Permintaan Rani
42 Bab 42 - Andri Bimbang
43 Bab 43 - Memberitahu Lamaran
44 Bab 44 - Kado Sebelum Lamaran
45 Bab 45 - Aku Percaya Padamu
46 Bab 46 - Menerima Maaf Terpaksa
47 Bab 47 - Hari Yang Ditunggu
48 Bab 48 - Gagal Karena Para Bocah
49 Bab 49 - Gagal Lagi
50 Bab 50 - Kado Dari Gani
51 Bab 51 - Liburan Bersama Dan Honeymoon
52 Bab 52 - Berenang
53 Bab 53 - Gani dan Shila
54 Bab 54 - Usaha Rani Merebut Hati Anak-anak
55 Bab 55 - Biarkan Saja, Dia Ibunya!
56 Bab 56 - Kamu Tidak Perlu Khawatir
57 Bab 57 - Shireen Cemburu
58 Bab 58 - Dituding Lalai
59 Bab 59 - Tersudutkan
60 Bab 60 - Dikhianati Istri
61 Bab 61 - Ketahuan
62 Bab 62 - Alergi
63 Bab 63 - Difitnah
64 Bab 64 - Melahirkan Tanpa Di dampingi Suami
65 Bab 65 - Masih Marah
66 Bab 66 - Membujuk Shireen
67 Bab 67 - Dibohongi
68 Bab 68 - Aku Hanya Ingin Menyelamatkanmu
69 Bab 69 - Merebut Mantan Suami Kembali
70 Bab 70 - Tak Menyerah Merebut Alka
71 Bab 71 - Menyukai Rani
72 Bab 72 - Undangan Pernikahan Dari Andri
73 Bab 73 - Happy Ending
74 Bab 74 - Terima Kasih Buat Semua
75 Promo Novel Baru
76 Promo Novel Baru Lagi
77 Promo Novel Baru "Ibu Pilihan Aku"
78 Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
79 Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
80 Karya Baru - Sistem Cantik Cermin Ajaib
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1- Berpisah
2
Bab 2- Membawa Rani Pulang
3
Bab 3- Belum Bekerja, Alka Sudah Kecewa
4
Bab 4- Rani Mulai Bekerja
5
Bab 5- Tetap Sabar
6
Bab 6 - Alka ke Sekolah
7
Bab 7- Juara Lomba
8
Bab 8 - Rani Ke Luar Kota
9
Bab 9 - Bertemu Shireen
10
Bab 10 - Menelepon Rani
11
Bab 11- Perdebatan Kecil
12
Bab 12 - Shireen Bermain Bersama Raline dan Sean
13
Bab 13 - Pertengkaran
14
Bab 14 - Liburan Menyakitkan
15
Bab 15- Mengabulkan Keinginan Rani
16
Bab 16 - Resmi Berpisah
17
Bab 17- Ingin Bertemu Dengan Ibu
18
Bab 18- Tak Suka dengan Kebaikan Shireen
19
Bab 19 - Alka Membantu Shireen
20
Bab 20 - Meminta Bantuan Shireen
21
Bab 21- Memohon Pada Rani
22
Bab 22- Shireen Menemani Varrel Ke Sekolah
23
Bab 23 - Shireen vs Siska
24
Bab 24 - Laras
25
Bab 25 - Merayu Alka Melalui Raline
26
Bab 26 - Jalan-jalan ke Mall
27
Bab 27 - Shireen Jatuh Sakit
28
Bab 28 - Begitu Khawatir
29
Bab 29 - Bertemu Dengan Shireen
30
Bab 30 - Menginap Di Rumah Alka
31
Bab 31- Rani Menikah Lagi
32
Bab 32 - Rani Cemburu dengan Shireen
33
Bab 33 - Maaf
34
Bab 34 - Selalu Memikirkan
35
Bab 35 - Percakapan Antara 2 Lelaki
36
Bab 36 - Pengirim Bunga
37
Bab 37 - Ganti Aku, Biar Lebih Akrab
38
Bab 38 - Menjelaskan Kepada Kedua Orang Tua
39
Bab 39 - Membuat Rani Cemburu
40
Bab 40 - Wawancara Dengan Calon Mertua
41
Bab 41 - Menolak Permintaan Rani
42
Bab 42 - Andri Bimbang
43
Bab 43 - Memberitahu Lamaran
44
Bab 44 - Kado Sebelum Lamaran
45
Bab 45 - Aku Percaya Padamu
46
Bab 46 - Menerima Maaf Terpaksa
47
Bab 47 - Hari Yang Ditunggu
48
Bab 48 - Gagal Karena Para Bocah
49
Bab 49 - Gagal Lagi
50
Bab 50 - Kado Dari Gani
51
Bab 51 - Liburan Bersama Dan Honeymoon
52
Bab 52 - Berenang
53
Bab 53 - Gani dan Shila
54
Bab 54 - Usaha Rani Merebut Hati Anak-anak
55
Bab 55 - Biarkan Saja, Dia Ibunya!
56
Bab 56 - Kamu Tidak Perlu Khawatir
57
Bab 57 - Shireen Cemburu
58
Bab 58 - Dituding Lalai
59
Bab 59 - Tersudutkan
60
Bab 60 - Dikhianati Istri
61
Bab 61 - Ketahuan
62
Bab 62 - Alergi
63
Bab 63 - Difitnah
64
Bab 64 - Melahirkan Tanpa Di dampingi Suami
65
Bab 65 - Masih Marah
66
Bab 66 - Membujuk Shireen
67
Bab 67 - Dibohongi
68
Bab 68 - Aku Hanya Ingin Menyelamatkanmu
69
Bab 69 - Merebut Mantan Suami Kembali
70
Bab 70 - Tak Menyerah Merebut Alka
71
Bab 71 - Menyukai Rani
72
Bab 72 - Undangan Pernikahan Dari Andri
73
Bab 73 - Happy Ending
74
Bab 74 - Terima Kasih Buat Semua
75
Promo Novel Baru
76
Promo Novel Baru Lagi
77
Promo Novel Baru "Ibu Pilihan Aku"
78
Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
79
Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
80
Karya Baru - Sistem Cantik Cermin Ajaib

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!