Bab 16 - Resmi Berpisah

Hingga pagi menjelang, Varrel mencari keberadaan Rani namun ia tak menemukannya. "Di mana ibu, Yah?"

"Kamu sudah mandi?" tak menjawab malah balik bertanya.

"Sudah, Yah."

"Ayah akan buatkan sarapan untuk kalian," ujar Alka berjalan ke dapur.

"Memang Ibu ke mana, Yah?" tanya Varrel penasaran.

"Ibu tidak pulang lagi ke sini," jawabnya.

"Maksudnya?"

"Belum waktunya kamu mengetahui semua ini," jawab Alka lagi.

"Aku bingung dengan ucapan Ayah, sungguh membuat pusing," Varrel memegang kepalanya.

Alka meletakkan telur ceplok di atas nasi hangat lalu menghidangkan di hadapan putra sulungnya. "Jangan berpikir yang lain, selain pelajaran di sekolah!" mengusap rambut anaknya dengan tersenyum.

"Aku menyayangi ayah dan ibu," Varrel berdiri melangkah mendekati Alka lalu memeluknya.

"Ayah juga!" mengecup kening putranya. Alka berusaha menahan air matanya agar tak jatuh.

-

Lilis datang untuk menjaga cucu-cucunya, begitu sampai di rumah putranya dan melihatnya. Ia lantas memeluk Alka. "Kamu yang sabar, Nak!"

Alka tersenyum tipis.

Lilis tak dapat menahan air matanya lagi.

"Mama, kenapa menangis?" melonggarkan pelukannya.

"Kenapa kamu harus mengalaminya juga, Nak?" tanyanya lirih.

"Ma, ini semua sudah jalan-Nya."

"Mama tak sanggup jika melihat anak-anak kamu menanyakan di mana ibunya," Lilis tersedu-sedu.

"Cepat atau lambat pasti mereka akan tahu, Ma. Aku tidak bisa mempertahankan Rani jika dia tak bahagia denganku," ujarnya.

Lilis mengangguk.

Alka mencoba tersenyum. "Aku mau pergi ke pengadilan. Varrel sudah pergi ke sekolah, aku titipkan dengan tetangga sekaligus pulang bersamanya."

"Mama berharap setelah ini, kamu menemukan kebahagiaan!" menyentuh pipi putranya.

"Terima kasih, Ma." Memeluknya erat.

...----------------...

Dua minggu kemudian......

Rani datang menggunakan mobil berwarna merah, ia memasuki rumah mantan suaminya meskipun belum berpisah secara hukum negara.

Alka yang sedang bercengkrama dengan anak-anaknya tampak kaget dengan kehadiran mantan istrinya.

"Ibu!" teriak Varrel dan Raline berlari menghampiri wanita itu dan memeluknya.

Rani mendorong tubuh kedua anaknya dengan lembut, "Ibu datang mau mengambil pakaian."

"Ibu mau ke mana?" tanya Raline.

"Ibu mau pergi, Raline."

"Aku ikut!" bocah perempuan itu memeluk Rani.

"Tidak bisa," tolaknya lembut sembari melepaskan pelukan putrinya.

"Kenapa, Bu?" tanya Varrel.

Rani tak menjawab, ia bergegas ke kamar mengambil pakaian yang sudah dikemas oleh Alka.

Rani menggeret kopernya.

Varrel dan Raline mendekati ibunya, memeluk erat sembari merengek memohon untuk tidak pergi.

Rani tak menghiraukan wajah sendu anak-anaknya.

Sean pun menangis karena ingin memeluk ibunya.

"Ibu, jangan pergi!" Varrel memohon dengan air mata menetes.

Rani hanya menatap anak-anaknya lalu bergegas ke arah pintu.

"Biarkan ibumu pergi, Varrel!" ucap Alka dingin.

Rani menoleh sebentar lalu berjalan cepat ke mobilnya yang sudah menunggunya.

"Ayah, kejar ibu!" Varrel menarik kemeja yang dikenakan Alka.

"Ayah tak bisa, Nak." Berbicara pelan lembut.

Raline terduduk di teras rumah, menangis histeris ditinggal ibunya

Para tetangga yang mendengar suara tangisan ketiga buah hatinya Alka, bergegas mendatangi rumah tersebut.

Bu Dewi yang tahu kondisi rumah tangga Alka, menggendong Raline yang terus menjerit memanggil ibunya.

Alka sedang membujuk Varrel yang terduduk di lantai dengan kaki ditekuk dan kepalanya di letak di atas lutut.

Bahu Varrel bergetar, terdengar suara isak.

"Ayah tidak bisa mencegah ibumu pergi!" ucapnya lirih.

Mengangkat wajahnya lalu menatap Alka, "Ayah jahat!" sentaknya.

Alka hanya diam.

"Ibu pergi lagi semua karena Ayah!" Varrel menuduh dengan suara lantang.

"Maafkan Ayah, Varrel!" Alka berkata lirih.

Varrel mengencangkan tangisannya.

Dengan cepat Alka memeluk putranya.

"Aku rindu ibu, Yah!" ucapnya lirih dan air tetap masih menetes.

Alka tak bisa melakukan apapun.

-

Malam harinya Alka tertidur di samping kedua buah hatinya karena Raline menginap di rumah Mama Lilis.

Memandangi wajah putranya dengan mata berkaca-kaca. "Harusnya tidak ada perpisahan," batinnya.

Alka menatap langit-langit kamar mengingat hari-hari bahagia yang dilalui mereka, sebelum adanya orang ketiga dalam kehidupan rumah tangganya.

Alka kembali bangkit berjalan ke kamar pribadinya, mengedarkan sekelilingnya melangkah ke lemari dan membukanya.

Isi dalam benda kini sudah kosong dari pakaian Rani, hanya ada satu barang yang tak dibawa wanita itu yaitu sebuah album foto pernikahan mereka.

Mengambil album foto, perlahan membukanya. Tampak Rani begitu cantik menggunakan gaun pernikahan dengan wajah sumringah begitu juga dirinya. Air matanya kembali lolos tak tertahankan.

"Ayah!" panggil Varrel.

Alka menyeka air matanya dan bergegas menutup album foto lalu meletakkannya kembali ke lemari.

"Ayah, di mana?" Varrel mencari.

Alka berjalan ke pintu dan membukanya, tampak putranya sudah di hadapannya. "Kenapa bangun?"

"Ayah, aku mimpi ibu," jawabnya.

"Mimpi?"

"Aku melihat ibu pergi tapi dia seperti menangis," jelas Varrel.

Alka memeluk putranya, "Itu hanya mimpi, doakan semoga ibu kamu baik-baik saja. Ayo kita kembali tidur!" ajaknya.

"Aku takut Ayah kalau ibu tak mau bertemu dengan kami lagi," ujar Varrel.

"Ayah yakin ibu masih menyayangi kalian," Alka berusaha menyenangkan hati putranya.

"Tapi, kenapa malah pergi meninggalkan kami?"

Alka membuka pintu kamar, kemudian menutupnya. "Jangan bertanya apapun lagi, kamu tidak ingin kedua adikmu bangun karena mendengar suara kita, kan?" tanyanya dengan pelan.

Varrel mengangguk mengiyakan.

...----------------...

Keesokan paginya, sebelum ke pengadilan. Alka membawa pakaian ke laundry dan mengorder katering makanan pada karyawan Shireen untuk diantarkan ke rumah.

Sementara Varrel juga sudah dititipkan pada tetangga untuk diantar jemput sekolah.

Alka datang di temani pamannya yang merupakan sepupu dari mamanya.

Keduanya bertemu berbagai upaya telah dilakukan hakim untuk menyatukan kembali mereka namun hasilnya nihil. Rani tetap bersikukuh ingin bercerai.

Persidangan berjalan lancar, Rani dan Alka untuk terakhir kalinya berjabatan tangan.

Andi yang terlihat sangat terpukul atas perceraian putrinya. Ia memeluk mantan menantunya begitu hangat, "Papa doakan, kamu selalu bahagia. Titip cucu-cucuku padamu!" dengan suara menahan tangis.

"Iya, Pa." Alka berusaha tersenyum.

"Papa pamit pulang, jaga dirimu!" pria paruh baya itu berjalan gontai menghampiri keluarganya yang menunggu di mobil.

Rani membuang wajahnya, sama sekali tak menoleh kepada Alka.

Paman Ali merangkul bahu Alka, "Kamu harus kuat, anak-anak membutuhkanmu!"

Alka mengangguk.

"Ayo kita pulang!" ajaknya.

-

Alka pulang ke rumah setelah mengantar Paman Ali.

Sesampainya ia melihat Shireen sedang menggendong Sean.

Raline berlari menghampirinya, "Ayah, Kak Varrel sakit."

"Varrel sakit," Alka tampak panik bergegas menemui putranya dan memegang tubuhnya.

"Aku sudah membawanya ke dokter, dia hanya demam dan batuk saja," ujar Shireen tanpa diminta bicara.

"Terima kasih," Alka tersenyum tipis pada wanita itu. Kembali menatap putranya, "Kamu sudah minum obatnya?" tanyanya.

"Sudah, Yah." Jawab Varrel dengan suara lemah.

"Syukurlah mau minum obatnya biasanya kamu sangat sulit sekali," ujarnya.

Alka mengedarkan pandangannya, "Di mana ibuku?"

"Bibi Lilis pulang ke rumah mau ambil pakaian," jawab Shireen.

Alka pun diam.

Beberapa menit kemudian Lilis datang, "Kamu sudah pulang?" menatap putranya. "Bagaimana sidangnya?" lanjutnya.

Alka melihat Shireen, lalu berkata, "Nanti aku ceritakan, Ma."

Shireen yang merasa kehadirannya sudah tak dibutuhkan lagi lantas berkata, "Saya pamit pulang, Bi."

"Terima kasih banyak, Shireen. Sudah membantu Bibi mengurus cucu," ujar Lilis.

"Tidak apa-apa, Bi. Saya senang dapat membantu, kalau begitu saya pamit," ucap Shireen.

Raline memeluk wanita itu, "Nanti kita main lagi, ya!"

"Tentu, cantik!" Shireen tersenyum hangat, melepaskan pelukan tak lupa berpamitan pada Alka dan pria itu hanya mengangguk saja. Ia bergegas keluar rumah.

Raline melambaikan tangannya pada Shireen yang berjalan ke mobil.

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

g abis pikir dgn mak2 modelan Rani. ibu tu yg waras milih anak dri pada harta. n bnr2g waras

2025-01-18

0

Diah Anggraini

Diah Anggraini

sumpah bacanya saya sambil nangis..
apalagi pas papah nya Rani peluk alka..
kejer saya nangis nya

2023-11-14

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Berpisah
2 Bab 2- Membawa Rani Pulang
3 Bab 3- Belum Bekerja, Alka Sudah Kecewa
4 Bab 4- Rani Mulai Bekerja
5 Bab 5- Tetap Sabar
6 Bab 6 - Alka ke Sekolah
7 Bab 7- Juara Lomba
8 Bab 8 - Rani Ke Luar Kota
9 Bab 9 - Bertemu Shireen
10 Bab 10 - Menelepon Rani
11 Bab 11- Perdebatan Kecil
12 Bab 12 - Shireen Bermain Bersama Raline dan Sean
13 Bab 13 - Pertengkaran
14 Bab 14 - Liburan Menyakitkan
15 Bab 15- Mengabulkan Keinginan Rani
16 Bab 16 - Resmi Berpisah
17 Bab 17- Ingin Bertemu Dengan Ibu
18 Bab 18- Tak Suka dengan Kebaikan Shireen
19 Bab 19 - Alka Membantu Shireen
20 Bab 20 - Meminta Bantuan Shireen
21 Bab 21- Memohon Pada Rani
22 Bab 22- Shireen Menemani Varrel Ke Sekolah
23 Bab 23 - Shireen vs Siska
24 Bab 24 - Laras
25 Bab 25 - Merayu Alka Melalui Raline
26 Bab 26 - Jalan-jalan ke Mall
27 Bab 27 - Shireen Jatuh Sakit
28 Bab 28 - Begitu Khawatir
29 Bab 29 - Bertemu Dengan Shireen
30 Bab 30 - Menginap Di Rumah Alka
31 Bab 31- Rani Menikah Lagi
32 Bab 32 - Rani Cemburu dengan Shireen
33 Bab 33 - Maaf
34 Bab 34 - Selalu Memikirkan
35 Bab 35 - Percakapan Antara 2 Lelaki
36 Bab 36 - Pengirim Bunga
37 Bab 37 - Ganti Aku, Biar Lebih Akrab
38 Bab 38 - Menjelaskan Kepada Kedua Orang Tua
39 Bab 39 - Membuat Rani Cemburu
40 Bab 40 - Wawancara Dengan Calon Mertua
41 Bab 41 - Menolak Permintaan Rani
42 Bab 42 - Andri Bimbang
43 Bab 43 - Memberitahu Lamaran
44 Bab 44 - Kado Sebelum Lamaran
45 Bab 45 - Aku Percaya Padamu
46 Bab 46 - Menerima Maaf Terpaksa
47 Bab 47 - Hari Yang Ditunggu
48 Bab 48 - Gagal Karena Para Bocah
49 Bab 49 - Gagal Lagi
50 Bab 50 - Kado Dari Gani
51 Bab 51 - Liburan Bersama Dan Honeymoon
52 Bab 52 - Berenang
53 Bab 53 - Gani dan Shila
54 Bab 54 - Usaha Rani Merebut Hati Anak-anak
55 Bab 55 - Biarkan Saja, Dia Ibunya!
56 Bab 56 - Kamu Tidak Perlu Khawatir
57 Bab 57 - Shireen Cemburu
58 Bab 58 - Dituding Lalai
59 Bab 59 - Tersudutkan
60 Bab 60 - Dikhianati Istri
61 Bab 61 - Ketahuan
62 Bab 62 - Alergi
63 Bab 63 - Difitnah
64 Bab 64 - Melahirkan Tanpa Di dampingi Suami
65 Bab 65 - Masih Marah
66 Bab 66 - Membujuk Shireen
67 Bab 67 - Dibohongi
68 Bab 68 - Aku Hanya Ingin Menyelamatkanmu
69 Bab 69 - Merebut Mantan Suami Kembali
70 Bab 70 - Tak Menyerah Merebut Alka
71 Bab 71 - Menyukai Rani
72 Bab 72 - Undangan Pernikahan Dari Andri
73 Bab 73 - Happy Ending
74 Bab 74 - Terima Kasih Buat Semua
75 Promo Novel Baru
76 Promo Novel Baru Lagi
77 Promo Novel Baru "Ibu Pilihan Aku"
78 Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
79 Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
80 Karya Baru - Sistem Cantik Cermin Ajaib
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1- Berpisah
2
Bab 2- Membawa Rani Pulang
3
Bab 3- Belum Bekerja, Alka Sudah Kecewa
4
Bab 4- Rani Mulai Bekerja
5
Bab 5- Tetap Sabar
6
Bab 6 - Alka ke Sekolah
7
Bab 7- Juara Lomba
8
Bab 8 - Rani Ke Luar Kota
9
Bab 9 - Bertemu Shireen
10
Bab 10 - Menelepon Rani
11
Bab 11- Perdebatan Kecil
12
Bab 12 - Shireen Bermain Bersama Raline dan Sean
13
Bab 13 - Pertengkaran
14
Bab 14 - Liburan Menyakitkan
15
Bab 15- Mengabulkan Keinginan Rani
16
Bab 16 - Resmi Berpisah
17
Bab 17- Ingin Bertemu Dengan Ibu
18
Bab 18- Tak Suka dengan Kebaikan Shireen
19
Bab 19 - Alka Membantu Shireen
20
Bab 20 - Meminta Bantuan Shireen
21
Bab 21- Memohon Pada Rani
22
Bab 22- Shireen Menemani Varrel Ke Sekolah
23
Bab 23 - Shireen vs Siska
24
Bab 24 - Laras
25
Bab 25 - Merayu Alka Melalui Raline
26
Bab 26 - Jalan-jalan ke Mall
27
Bab 27 - Shireen Jatuh Sakit
28
Bab 28 - Begitu Khawatir
29
Bab 29 - Bertemu Dengan Shireen
30
Bab 30 - Menginap Di Rumah Alka
31
Bab 31- Rani Menikah Lagi
32
Bab 32 - Rani Cemburu dengan Shireen
33
Bab 33 - Maaf
34
Bab 34 - Selalu Memikirkan
35
Bab 35 - Percakapan Antara 2 Lelaki
36
Bab 36 - Pengirim Bunga
37
Bab 37 - Ganti Aku, Biar Lebih Akrab
38
Bab 38 - Menjelaskan Kepada Kedua Orang Tua
39
Bab 39 - Membuat Rani Cemburu
40
Bab 40 - Wawancara Dengan Calon Mertua
41
Bab 41 - Menolak Permintaan Rani
42
Bab 42 - Andri Bimbang
43
Bab 43 - Memberitahu Lamaran
44
Bab 44 - Kado Sebelum Lamaran
45
Bab 45 - Aku Percaya Padamu
46
Bab 46 - Menerima Maaf Terpaksa
47
Bab 47 - Hari Yang Ditunggu
48
Bab 48 - Gagal Karena Para Bocah
49
Bab 49 - Gagal Lagi
50
Bab 50 - Kado Dari Gani
51
Bab 51 - Liburan Bersama Dan Honeymoon
52
Bab 52 - Berenang
53
Bab 53 - Gani dan Shila
54
Bab 54 - Usaha Rani Merebut Hati Anak-anak
55
Bab 55 - Biarkan Saja, Dia Ibunya!
56
Bab 56 - Kamu Tidak Perlu Khawatir
57
Bab 57 - Shireen Cemburu
58
Bab 58 - Dituding Lalai
59
Bab 59 - Tersudutkan
60
Bab 60 - Dikhianati Istri
61
Bab 61 - Ketahuan
62
Bab 62 - Alergi
63
Bab 63 - Difitnah
64
Bab 64 - Melahirkan Tanpa Di dampingi Suami
65
Bab 65 - Masih Marah
66
Bab 66 - Membujuk Shireen
67
Bab 67 - Dibohongi
68
Bab 68 - Aku Hanya Ingin Menyelamatkanmu
69
Bab 69 - Merebut Mantan Suami Kembali
70
Bab 70 - Tak Menyerah Merebut Alka
71
Bab 71 - Menyukai Rani
72
Bab 72 - Undangan Pernikahan Dari Andri
73
Bab 73 - Happy Ending
74
Bab 74 - Terima Kasih Buat Semua
75
Promo Novel Baru
76
Promo Novel Baru Lagi
77
Promo Novel Baru "Ibu Pilihan Aku"
78
Karya Baru - Menikahi Putri Tidur
79
Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
80
Karya Baru - Sistem Cantik Cermin Ajaib

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!