Setelah mendengar penjelasan dari putranya, Lilis berpamitan pulang karena jam menunjukkan pukul 9 malam.
"Kamu tidak apa-apa 'kan Mama tinggal?"
"Tidak, Ma. Terima kasih sudah mengurus Varrel," ucapnya.
"Varrel cucu Mama, pasti diurus. Kamu yang kuat, ya. Mama dan Lisa akan selalu berada di belakangmu."
"Ya, Ma."
Lilis pun berlalu.
Alka kembali ke kamar anak-anaknya dan tidur bersama.
Baru saja Alka memejamkan matanya, Varrel mengigau memanggil ibunya.
Alka terbangun, memegang kening putranya. "Astaga, tubuhmu panas sekali!" begitu khawatir.
"Bangun, Nak!" Alka memanggilnya pelan.
Varrel membuka matanya.
Alka tersenyum, "Ayah akan ambil obat penurun panas." Ia pun beranjak dari ranjang lalu melangkah ke arah meja belajar.
Membawa sebotol obat cair dan sendok, Alka duduk di hadapan putranya. "Buka mulutnya, Nak!" pintanya.
Varrel membuka mulutnya dan meminum obat.
Alka tersenyum Varrel mau menurut.
"Aku ingin bertemu dengan ibu, Yah."
"Kamu akan bertemu dengannya," ujar Alka.
"Benarkah, Yah?" menatap wajah ayahnya penuh semangat.
Alka mengangguk dan tersenyum tipis.
Varrel menampilkan senyum bahagia.
...----------------...
Esok harinya, Alka dan Varrel pergi ke rumah orang tuanya Rani di kota sebelah.
Alka telah berjanji pada putranya untuk bertemu dengan ibunya.
Begitu sampai, Andi dan Rita menghampiri mereka. Pria paruh baya itu memeluk erat Varrel.
"Di mana ibu, Opa?"
Andi melepaskan pelukannya, menatap cucunya.
"Opa, Oma, aku ingin bertemu dengan ibu," ucapnya.
"Dia kemarin sakit dan malamnya mengigau dengan memanggil ibunya. Makanya, aku mengajaknya ke sini. Siapa tahu bisa bertemu dengan Rani, Pa." Jelas Alka.
"Kamu tidak menghubunginya?" tanya Andi.
Alka menggelengkan kepalanya.
Andi lalu menyuruh istrinya untuk membawa Varrel menjauh darinya.
Rita pun paham dan membawa cucunya masuk ke dalam rumah.
"Kenapa kamu tidak menghubunginya?" tanya Andi.
"Aku pernah menghubunginya, sebelum sidang perceraian kami. Tapi dia menolak seluruh panggilan ku," jawab Alka.
Andi menghela nafasnya lalu lanjut berkata, "Rani juga tak di sini sejak keputusan perceraian kalian, kami tak tahu dia di mana."
"Maksudnya, Pa?"
"Ya, dia hanya mengatakan kalau dirinya baik-baik saja dan tetap bekerja di perusahaan itu namun tak pernah memberitahu di mana alamat rumahnya."
"Papa tidak mencarinya?"
"Papa terlanjur kecewa padanya," jawab Andi dengan wajah menunduk.
"Varrel begitu merindukan ibunya, aku hanya menagih janji dia akan tetap menyayangi anak-anaknya," ungkap Alka.
"Papa akan menasehati Rani agar ia ingat dengan anak-anaknya," janjinya.
-
Alka dan Varrel hanya berada di kota itu selama 3 jam saja, setelah ia kembali lagi ke kota asalnya.
Varrel begitu kecewa karena tak bertemu dengan Rani, namun Andi sudah berjanji akan mempertemukan dirinya.
Begitu tiba di rumah, pukul 5 sore. Varrel menghampiri Raline.
"Kalian dari mana saja?" tanyanya.
"Kami dari rumah Opa dan Oma," jawab Varrel.
"Kenapa tidak mengajak aku?" protesnya
"Percuma ke sana, ibu juga tak ada," jawab Varrel.
"Aku tidak peduli ibu pergi ke mana, aku sudah punya teman," ujar Raline.
"Memangnya siapa?"
"Tante Iren."
"Dia bukan ibu kita!" ucap Varrel tegas.
"Dia teman bukan ibu," ujar Raline santai.
"Ibu kita hanya satu, kamu ingat itu!" mengingatkannya.
"Ya, Kak."
"Aku tadi di kasih Opa katanya di bagi ke kamu, dia kirim salam untukmu dan Sean," ujar Varrel mengeluarkan uang selembar berwarna merah.
"Asyik aku dapat uang dari Opa, aku mau jajan," ucapnya berteriak riang, ia berjalan ke pintu masuk.
Alka yang mendengar percakapan kedua anaknya lantas mencegat langkah putrinya. "Mau ke mana, Raline?"
"Aku mau pergi jajan, Yah." Menundukkan selembar uang.
"Nanti pergi jajan dengan Ayah saja!" ucap Alka.
Raline akhirnya mengurungkan niatnya pergi jajan ke toko tak jauh dari rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Diah Anggraini
bisa bisa nya ya Rani jadi perempuan oon..
ga mikirin nasib bocil
2023-11-14
2
LISA
Rani bener2 egois..diliat saja apakah dia dan Andri bisa bertahan..
2022-10-09
5