Sebulan berlalu.....
Rani menyusun pakaiannya ke dalam koper, hari ini ia akan berangkat ke Pulau Bali bersama beberapa rekan kerjanya.
"Ibu, mau ke sana. Varrel ingin ikut," ujar bocah laki-laki itu.
"Ibu bekerja, Varrel. Bukan liburan," ucap Rani.
"Kira-kira kapan kamu pulang?" tanya Alka.
"Aku belum berangkat, Mas sudah menanyakan kepulangan ku," gerutunya.
"Aku hanya ingin tahu saja, Rani. Apa aku tak boleh bertanya?"
"Baiklah, aku akan menjawabnya. Kemungkinan aku di sana seminggu jika urusan pekerjaan selesai."
"Semoga saja urusan pekerjaan kamu cepat selesai dan segera pulang," harap Alka.
"Mas, kebetulan juga aku ke sana. Apa salahnya aku sekaligus liburan? Lagian sejak kita menikah Mas tidak pernah membawaku jalan-jalan ke pulau itu!"
"Ya sudah, pergilah dan nikmati liburan kamu di sana. Maaf belum bisa membahagiakanmu," ujar Alka.
Alka membantu membawakan koper istrinya ke taksi yang sudah menunggu di depan rumah.
Rani berpamitan pada anak-anaknya, Sean meminta ikut dan menangis. Alka lantas menggendong anak ketiganya itu.
Raline dan Varrel melambaikan tangan ke arah ibunya.
"Ibu, jangan lupa oleh-olehnya!" teriak Raline.
Rani hanya mengangguk dan tersenyum, mobil pun meninggalkan kediaman suaminya.
Sean masih terus menangis karena ditinggal pergi oleh ibunya.
"Ibu hanya pergi sebentar, kamu dengan Ayah saja 'ya?" Alka menatap wajah Sean yang masih menangis.
Bayi 8 bulan itu semakin menangis membuat Alka kewalahan.
Terdengar dari arah luar, pagar diketuk seseorang. Alka dan anak-anaknya bergegas melihat siapa yang datang.
Seorang wanita muda berusia 24 tahun melemparkan senyumnya. "Maaf mengganggu!"
"Ya, cari siapa?" tanya Alka.
"Apa ini rumahnya Bu Suci?" tanya wanita itu.
"Bu Suci yang mana, ya?" balik bertanya.
"Bu Suci yang badannya tinggi, berkacamata," jawab wanita itu.
"Bukankah itu ibunya Kak Sammy, Yah?" tanya Varrel.
"Ya, benar," jawab Alka. Ia lalu menatap wanita muda itu, "Mbak, rumahnya Bu Suci itu di ujung jalan ini warna catnya hijau dan di depan pagarnya ada pohon jambu air," jelasnya.
"Kalau begitu, terima kasih, Pak."
"Sama-sama, Mbak," ucap Alka.
Wanita muda itu pun berlalu.
-
-
Jarum jam menunjukkan pukul 9 malam, namun kabar dari Rani belum Alka terima. Ia mencoba menghubungi ponsel istrinya tetapi tak diangkat.
Beberapa menit kemudian, ponsel Alka berdering tertera nama istrinya. Ia pun bergegas menjawab panggilan tersebut.
"Kemana saja kamu?" pertanyaan pertama yang terucap dari bibir Alka.
"Aku tadi tidak mendengar suara ponsel, Mas."
"Jam berapa kamu tiba di sana?"
"Dua jam yang lalu, Mas."
"Kenapa tidak mengabari aku?"
"Aku tidak sempat, Mas."
Ada perasaan sakit di hati Alka ketika mendengar jawaban dari istrinya.
"Mas, sudah dulu 'ya. Aku mau makan," ucapnya.
"Ya, kamu hati-hati di sana."
"Ya, Mas." Rani pun menutup teleponnya.
Alka memandangi ponselnya menatap wajah istri dan anak-anaknya yang menjadi wallpaper.
...----------------...
Alka menyiapkan sarapan untuk ketiga buah hatinya, pagi ini ia begitu sangat repot. Belum lagi mesin cuci rusak, sehingga pakaian kotor menumpuk.
Sean terus menangis karena lapar.
Lilis pun tiba di kediaman putranya, ia mengambil alih mengurus Sean. Memandikan dan memberi makan.
Terdengar suara orang memanggil, Lilis pun menghampirinya. Ternyata tetangga sebelah Alka datang membawa makanan berupa nasi uduk.
"Ada acara apa, Bu?"
"Cucu saya hari ini syukuran karena bertambah usia," jawab wanita paruh baya itu.
"Oh, terima kasih banyak, Bu." Lilis berucap.
"Sama-sama, Bu. Mari!" wanita itu pun pamit.
Lilis membawa makanan tersebut ke dapur lalu meletakkannya di atas meja.
"Siapa yang datang, Bu?"
"Bu Dewi tetangga sebelah, cucunya berulang tahun hari ini," jawabnya.
"Oh."
"Alka, pakaian kotormu di laundry saja," saran Lilis.
"Rencananya, Ma."
"Coba tanya sama Bu Dewi, di mana tempat laundry yang bisa di antar jemput ke rumah," ujar Lilis.
"Alka minta tolong Mama saja yang bertanya," ucapnya.
"Baiklah, Mama akan tanyakan," Lilis menggendong Sean menggunakan kain panjang sembari membawa wadah kecil berisi bubur nasi dicampur aneka sayur dan ikan.
Tak sampai 15 menit, Lilis kembali menghampiri putranya.
"Di mana tempatnya, Ma?"
"Katanya dekat sekolah Varrel, namanya tokonya Bersih Laundry."
"Alka nanti akan ke sana sekalian minta nomor tokonya," ujar Alka.
"Bukan hanya itu saja, mereka juga memiliki usaha catering makanan. Kamu bisa memesan aneka lauk dan sayur jika tidak sempat memasak," tutur Lilis.
"Alka akan ke sana dan memesan makanan untuk nanti siang," ujarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Diah Anggraini
alka suami hebat
2023-11-14
0