Setelah mengantar Varrel ke sekolah, Alka menuju tempat laundry pakaian yang disarankan oleh Mama Lilis. Begitu tiba ia di sambut karyawan laundry dengan ramah.
"Mbak, apa bisa pakaian saya ini jika sudah selesai di antar ke rumah?"
"Bisa, Pak. Di mana alamatnya?"
Alka menuliskan alamat rumahnya pada secarik kertas yang disodorkan karyawan tersebut.
"Ini alamat rumah saya!" menyodorkan kembali kertas berisi tulisan.
Karyawan mengangguk.
Alka lalu membayar tagihan laundry setelah itu berjalan ke sebelah toko untuk memesan menu makan siang buat ibunya dan anak-anaknya.
"Ini tolong di antar juga, ya!" pintanya.
"Bisa, Pak!"
"Alamatnya sudah saya berikan kepada pegawai laundry di sebelah," ujar Alka.
"Baik, Pak. Kami akan mengantarnya sekalian dengan pakaian anda."
"Terima kasih," ucap Alka, kemudian ia pergi bekerja.
-
Siang harinya, di Bersih Laundry. Seorang karyawan menghampiri atasannya. "Bu Shireen!" panggilnya.
Wanita cantik itu menoleh, "Ada apa?"
"Begini, Bu. Kita ada pesanan satu paket yang belum diantar," jelasnya.
"Mana alamatnya?"
Karyawan tersebut menyodorkan secarik kertas.
"Ada pakaiannya juga, Bu. Di alamat yang sama."
"Letakkan semua di mobil biar saya yang antar," ujarnya.
"Baik, Bu." Karyawan wanita itu bergegas mengambil barang lalu meletakkannya ke mobil.
Shireen mengendarai mobilnya menuju alamat yang dituju, wanita itu pernah beberapa kali mengantarkan pesanan ke alamat tersebut.
Tepat pukul 1 siang, Shireen tiba di alamat yang tertulis di kertas. Sebelum turun dari mobil ia memandangi sejenak rumah milik Alka. "Jadi dia yang pesan," batinnya.
Shireen keluar dari mobil, berjalan kemudian berdiri di depan pagar, "Selamat siang!" teriaknya memanggil dengan nada suara sedang.
Lilis keluar dari dalam, "Siang!"
"Apa benar ini rumahnya Pak Alka?"
"Ya, benar."
"Saya ingin mengantarkan pesanannya, Bu."
"Oh, ya," Lilis bergegas membuka pintu pagar.
Shireen mengeluarkan pakaian yang sudah dicuci dan disetrika dibungkus di dalam plastik bening dan juga makanan dari dalam mobil.
Lilis membantunya membawakan hidangan katering ke dalam rumah.
Lilis juga menyampaikan terima kasihnya kepada wanita muda itu.
Shireen pun berlalu.
-
Sore harinya ketika hendak pulang tanpa sengaja Alka menabrak mobil bagian belakang milik seorang wanita.
Pengemudi mobil tersebut turun lalu melihat kendaraannya, Alka menepikan motornya.
Wanita itu terlihat ingin marah, mobil kesayangannya mengalami kerusakan.
Alka menghampiri wanita, "Maaf, saya tidak sengaja!"
Shireen membuka kacamata hitamnya, "Apa anda tidak bisa hati-hati?" geramnya.
"Saya akan tanggung jawab, Mbak."
"Kalau begitu, kita ke bengkel sekarang!" ajak Shireen.
"Bagaimana kalau saya mengganti uang saja?"
"Biaya perbaikan ini sangat mahal, bagaimana jika kurang uangnya?"
"Ini ada kartu nama saya, Mbak bisa hubungi ke nomor itu!" Alka menyerahkan sebuah kartu dan 20 lembar uang berwarna merah.
"Alka Adhitya Sudiro?" lirihnya. "Apa dia pelanggan laundry dan catering ku tadi siang? batinnya.
"Mbak, maaf saya tinggal. Saya sangat buru-buru," Alka melangkah cepat menuju motornya lalu menyalakannya dan meluncur ke rumahnya.
Shireen tersenyum, ia baru sadar kalau pria tadi yang beberapa hari ia datangi rumahnya karena bertanya alamat pelanggan lainnya.
Shireen lalu kembali ke mobil dan batal membawa kendaraannya ke bengkel karena hari juga sudah mulai menjelang malam.
Sesampainya di rumah, anak-anaknya sudah pada mandi. Alka menyalim tangan Mama Lilis, "Tadi ada sedikit masalah di jalan, jadi lama sampai ke rumah."
"Masalah apa? Tapi kamu tidak apa-apa, kan?" Lilis tampak khawatir.
"Tidak apa, Ma. Alka tak sengaja menabrak mobil orang, syukurnya tidak terlalu parah kerusakannya," jawabnya.
"Syukurlah, kalau kamu tidak apa-apa," Lilis bernafas lega. "Anak-anak sudah mandi, Sean juga sudah makan. Mama masakan lauk makan malam untuk kalian, tapi lauk makan siang juga masih ada sisa," lanjutnya.
"Terima kasih, Ma. Maaf merepotkan," ujar Alka.
"Tidak apa-apa, Nak. Kalau begitu Mama pulang," pamitnya.
"Ya, Ma. Hati-hati," ucap Alka.
Lilis pun berlalu.
...----------------...
Keesokan harinya, Shireen pergi ke bengkel untuk memperbaiki kerusakan mobilnya. Ia sengaja meninggalkan kendaraannya itu karena ingin mengurus usaha yang ia miliki.
Tepat jam 10 pagi, Shireen kembali ke bengkel untuk membayar tagihan. Ternyata yang diberi Alka tak cukup hingga ia menalanginya.
Selesai pembayaran, Shireen menuju tempat usaha Alka sesuai dengan alamat di kartu nama.
Sesampainya di sana, Shireen tak menemui Alka. Ia lantas bertanya pada pekerja di bengkel tersebut.
"Mas Alka lagi keluar menjemput anaknya sekolah, mungkin sebentar lagi sampai di sini," ujarnya.
"Baiklah, kalau begitu saya akan menunggunya saja," ucap Shireen, ia lalu berjalan ke mobil.
Tak sampai 15 menit menunggu, Alka tiba di bengkelnya.
Shireen yang melihat kedatangan pria itu menatap dari mobilnya. Sejenak terpesona dengan ketampanan yang dimiliki Alka ketika membuka helmnya.
"Mas, tadi ada perempuan cantik datang. Dia ingin bertemu," ujar salah satu karyawan.
"Siapa namanya?" tanya Alka.
"Itu dia, Mas!" tunjuk karyawannya.
Alka membalikkan badannya melihat Shireen berjalan menghampirinya sembari melemparkan senyumnya.
Karyawan Alka pun meninggalkan keduanya.
Alka tersenyum tipis. "Kenapa tidak menelepon saya terlebih dahulu? Saya bisa mentransfer uangnya tanpa harus Mbak repot-repot kemari," ujarnya.
"Tidak apa-apa, saya ingin tahu saja bengkel milik anda."
"Berapa kekurangannya, Mbak?" Alka mengambil dompet di saku celana belakangnya.
"Panggil saya saja Shireen, terlalu tua jika dipanggil Mbak oleh anda," ujarnya.
"Baiklah, Mbak. Eh, Shireen," Alka sedikit gugup. "Berapa kekurangan biayanya?" lanjut bertanya.
"Satu juta lagi, Mas."
Alka menyerahkan uang sesuai permintaan wanita yang ada dihadapannya. "Maaf, sudah merepotkan kemari."
"Tidak apa-apa, Mas."
"Kalau begitu, saya mau lanjut bekerja lagi," ujar Alka.
"Ya, Mas. Saya pamit, terima kasih," Shireen pun berlalu.
"Wanita tadi cantik 'ya, Mas!" celetuk salah satu karyawan bernama Derry ketika mobil Shireen meninggalkan bengkel.
Alka hanya tersenyum tipis.
"Apa aku boleh minta nomor ponselnya, Mas?" tanya Derry.
"Aku tak punya, lagian masalah kami juga sudah selesai," jawab Alka.
"Memangnya Mas punya masalah apa?" tanyanya lagi.
"Kemarin sore aku tidak sengaja menabrak mobilnya," jawab Alka.
"Oh, begitu. Seandainya Mas Alka belum menikah, wanita seperti dia harus buru-buru di nikahi deh," celetuknya lagi.
"Kenapa harus di nikahi?"
"Nanti keburu diambil orang lain, secara wanita tadi mirip artis," ungkap Derry.
Alka tertawa kecil, "Kau ini!"
"Memang benar, Mas!" sahut karyawan lainnya bernama Rino.
"Dia saja bicara begitu, wanita tadi sangat cantik 'kan?" Derry mengalihkan pandangannya pada temannya.
"Ya, memang sangat cantik. Aku hanya sudah memiliki calon istri tak mungkin berpaling ke lain hati," ujar Rino.
"Aku juga sudah memiliki istri dan tiga anak, tak mungkin mengkhianati pernikahan kami," ucap Alka. "Kembali bekerja, jangan berbicara lagi!" lanjutnya.
Kedua karyawannya tadi melanjutkan pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments