Dipertemukan di pernikahan Nina

*Happy Reading guys*

Isha memandangi pantulan dirinya di cermin dengan senyum merekah. Wanita yang tahun depan genap 26 tahun ini telah siap menjadi seorang bridesmaid untuk princess Nina hari ini. Sahabat terbaiknya akan melewati hari pernikahan yang panjang.

Tentu ini akan menjadi hari yang paling bahagia untuk Nina. Jadi sebagai sahabat baik, Isha pun harus turut andil dalam kebahagiaannya. Berusaha menampilkan keahlian terbaiknya. Jadi Isha mendandani dirinya dengan begitu flawless.

Gaun warna biru muda dengan brokat putih dibagian dada sampai pinggang. Lalu kain carik biru muda bercampur warna putih dan nila yang panjangnya sampai mata kaki namun di sisi kanan di desain sobekan dari mulai lutut sampai mata kaki agar mudah saat berjalan.

Gaun unik itu kostum bridesmaid yang dikenakan Isha dengan model khusus pas di setiap lekuk tubuh Isha yang indah. Menampilkan tubuhnya yang seksi dan gaunnya yang terbuka dari lutut menampilkan kakinya yang jenjang.

Kelebihan Isha yang selama ini dia sembunyikan adalah memiliki tubuh yang indah, tinggi badan yang pas sekitar 160 cm. Tidak membuatnya terlihat mungil ataupun terlihat lebih raksasa dari yang lain.

Rambut panjangnya yang sedikit bergelombang dan berwarna hitam. Dia sanggul ke atas. Sanggul ala-ala style jaman sekarang. Menyisakan anak rambut di kedua sisi telinganya dengan menggantung ikal.

Polesan wajah yang cantik tampak muda dan tidak menor. Hasil makeup ala MUA Thailand. Selama 2 minggu Isha berusaha mempelajari makeup ala negara gajah putih itu. Yang memang hasilnya terlihat natural. Selera Isha memang yang natural-natural saja.

"Widih anak mama cantik banget ya?" puji mama Rita yang tiba-tiba nyelonong masuk ke kamarnya. Begitu melihat anaknya berdandan cantik dia sangat senang.

"Baru nyadar kalau Isha cantik ma?" selorohnya dengan mata julid.

"Ya selama ini kamu kan gak suka dandan,"

"Suka ma, cuman belum bisa dandan yang bagus, ini baru belajar, lihat nih mah makeup nya flawless banget kan?" Isha bersemangat menunjukan hasil makeupnya pada sang mama.

"Harusnya anak perempuan tuh gini dari dulu," timpal mama Rita. Ya keinginan mama Rita adalah Isha menjadi wanita normal yang suka dandan.

"Gini gimana?"

"Ya jadi cewe seutuhnya,"

"Aku memang utuh kok, kepala ada, tangan ada, kaki ada,"

"Ihhh ngawur kamu,"

"Isha itu cuma males dandan aja, gak dandan pun Rio terpikat sama aku, gimana kalau aku begini?" Isha berusaha memuji dirinya. Terlihat anggun dan centil. Untuk hari ini harus menjadi wanita seutuhnya.

"Kayanya dia bakal jatuh cinta sama kamu tiap hari deh," keduanya terkekeh

Setelah makeup rasa percaya dirinya meningkat 100 persen. Biasanya cewe-cewe merasakan hal yang sama juga bukan.

Makeup bukan hanya untuk memikat hati orang lain. Tapi untuk meningkatkan rasa percaya diri juga.

"Rio pasti makin jatuh hati sama kamu, dia mau anter kamu ke sana kan?"

"Iya dong mah, dia juga diundang soalnya sama Nina,"

"Tau aja si Nina nih, ngerti ya biar sahabatnya gak sendirian,"

"Iya Nina emang paling pengertian,"

Tiba-tiba suara mobil menderu dari arah teras. Isha dan mama Rita langsung mengenali suara mobilnya.

"Tuhh nak Rio udah dateng, kamu siap-siap ke sana dong, biar dia gak nunggu,"

"Iya mamaku bawel, kira-kira kalau pakai ini cocok gak ya?" Isha menggeret satu pasang sepatu selop berwarna abu-abu.

"No sayang! jangan pakai itu! pakai yang ini,"

Mama Rita menyodorkan sepasang sepatu wedges warna hitam yang bercampur putih.

Mama Rita menyerahkan wedgesnya dan menarik kembali sepatu selop yang tadi Isha pegang. Kemudian Isha memakainya dengan hati-hati.

"Jadi makin anggunly dehh anak mama, cuss sayang pangerannya disamperin tuh," bak seorang pendukung. Mama Rita menyemangati Isha.

"Oke mamaku, makasih,"

Isha berjalan dengan hati-hati karena gaunnya yang bermodel sepan yang menyulitkan untuk berjalan apalagi ditambah wedges tinggi rekomendasi mama Rita. Huhh perpaduan yang sulit.

Ketika Isha sampai dihadapan Rio. Mata Rio yang awalnya fokus menatap layar hp kini berpindah melihat Isha dengan tatapan terkagum-kagum. Dia mendongak dengan mulut sedikit terbuka. Memang Isha sangat cantik hari ini. Dan membuat Rio tak berkedip sama sekali. Plus tak bisa berword-word sama sekali.

"Wow!" Rio tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Mata binar berkelip-kelip. Dan peluh yang hampir menetes.

"Wow?" Isha bingung. Namun terdengar tak cukup puas dengan reaksi Rio.

"Cuma itu aja?" imbuh Isha.

"Sulit buat berkata apapun, kamu benar-benar perfect sayang," pujinya sembari menarik pinggang Isha ke pelukannya.

"Terimakasih pujiannya, kamu juga tampan,"

"Anak mama cantik kan Rio?" tiba-tiba mama Rita ikut nimbrung juga.

"Bukan cuma cantik, tapi cantik banget ma, aku beruntung milikin dia," entah kenapa Rio suka sekali menggombal. Isha sampai tak bisa berkutik. Bahkan mama Rita pun ikut tersipu malu mendengar gombalan maut dan pujian mautnya. Mungkin dia jadi teringat masa-masa mudanya ya.

"Udah ah jangan gombal-gombal terus, ayuk kita berangkat!" ajak Isha dengan semangat.

Buru-buru Rio beranjak dari kursi, berdiri tegap lalu mempersilahkan tangannya menjadi gandengan Isha. Isha merasa ini sangat lucu.

Menjadi sebuah kebanggaan untuk Isha mendapat pujian dari Rio. Apalagi melihat reaksi Rio yang sulit berkata-kata.

Isha pun sampai lupa hari ini Rio berpakaian sangat rapih dan stylish. Apalagi semua barang branded yang menempel di tubuhnya menambah kesan berkelas. Mulai dari rambut sampai ujung kaki terlihat sempurna. Ketampanan Rio tak bisa diragukan lagi.

"Kamu juga ganteng sayang, wangi dan juga rapih, sudah persis tuan muda kaya raya," pujinya membuyarkan fokus Rio.

"Sayang ini bisa aja mujinya," Rio tersipu malu.

"Kenyataannya kan, pacarku ini kan pewaris satu-satunya grup Nusa utama,"

"Kamu bahagia dan bangga kah punya pacar seperti aku?"

"Wahhh kamu gak usah tanya gitu lagi, udah pasti tahu kan jawabannya, lihat muka aku, seneng atau sebel?" Isha menyongsongkan wajahnya di depan Rio dengan tersenyum manis.

Membuat Rio tak kuasa menahan gemas sampai tersenyum lebar. Tangannya pun tak tahan untuk mencubit hidungnya.

"Lucu banget sih pacar aku, berarti kamu makin cinta sama aku?"

"Tentu dong, aku makin cinta sama kamu,"

Yahhh dua sejoli ini terlihat begitu bahagia. Seperti pasutri yang baru saja menikah. Bahagianya tak bisa ditutup-tutupi. Kemesraannya di depan publik.

Sampai di acara pernikahan Nina. Isha dan Rio berpencar. Isha menuju ruang makeup dimana Nina sedang mempersiapkan diri menjadi seorang princess. Sedangkan Rio berbincang dengan tamu-tamu undangan yang lain yang ternyata rekan bisnisnya sendiri.

"Nina!" Isha berlari ke arah Nina dengan antusias.

"Aduuh Nina sahabat aku, pangling banget deh cantik banget, aku kok masih gak nyangka ya hari ini kamu nikah," Isha mulai berkaca-kaca sembari memeluk Nina.

"Makasih sayang, hummm riasan aku nanti rusak," cicit Nina memegangi mahkota siger nya.

"Aduuh maaf banget saking senengnya aku,"

"Kesini sama Rio?" tanya Nina.

Isha mengangguk sambil menarik garis senyum di bibirnya.

"Terus dia dimana?"

"Tadi ngobrol sama temen bisnisnya yang kebetulan tamu undangan juga,"

"Rio relasinya luas banget ya, kamu pasti bangga,"

"Maklum dia kan calon CEO,"

"Kamu beruntung banget Sha kalau sampai nikah sama dia,"

"Doain ya biar cepet nyusul,"

"Pasti dong aku doain kamu,"

Nina sudah siap dengan riasannya dan acara akad akan dimulai 10 menit lagi. Sepasang pengantin bersiap untuk ke lokasi akad. Isha sebagai bridesmaid membantu menaikan gaun Nina agar tidak jatuh ke tanah bersama dengan bridesmaid yang lain. Pengantin dan rombongan dibelakangnya berjalan dengan tertib.

Tamu-tamu undangan pun mulai duduk di kursi masing-masing seiring sepasang pengantin itu duduk di kursi akad.

Isha telah melakukan tugasnya. Dia mencari tempat duduk dimana Rio duduk.

"Hai sayang," sapa Isha.

Rio tersenyum. Seketika Isha terkesiap dengan kedatangan seseorang yang baru saja datang lalu menyalami Rio dengan ramah. Postur tubuh dan lekuk wajah yang sangat dia kenali. Penampilan upgrade yang luar biasa.

"Halo pak Kafa apa kabar?" sapa Rio ramah dan berwibawa dengan berjabat tangan. Parfum khas Kafa sejak mereka masih pacaran masih tercium sama dan begitu semerbak. Mampu memabukkan Isha dalam sekejap mata.

"Aku baik, bagaimana kabar anda juga?" tanya Kafa membalas jabat tangan Rio.

"Sangat baik pak,"

"Jangan panggil pak dong,"

Rio terkekeh.

"Oke Kafa, oh ya perkenalkan ini Isha pacar saya," Rio memperkenalkan Isha kepada Kafa dengan bangga sambil menggamit bahu Isha. Sedangkan yang digamit sedang terkagum-kagum dengan pria lain.

Isha yang dikenalkan oleh Rio hanya terdiam bingung harus bereaksi seperti apa. Melihat diamnya Isha, Rio pun berusaha membuyarkannya.

"Sayang?" panggil Rio lembut. Dia segera tersadar.

"Iya,"

"Kenalkan ini pak Kafa, dia yang akan jadi walikota di sini, pak Kafa ini temanku waktu kuliah dulu,"

"Ohhhh," Isha hanya mengangguk.

Kafa yang berdiri di hadapannya terlihat santai dengan ekspresi datar. Seolah mereka tak saling kenal sama sekali. Kafa dan Isha saling berpura-pura.

"Kalian berdua cocok, semoga bisa berlanjut ke jenjang pernikahan ya,"

"Terimakasih pak, saya harap begitu," Rio berterima kasih atas ucapan itu.

Isha pamit undur diri dan masuk ke dalam kamar Nina menemui sahabatnya itu.

"Nina!" panggil Isha.

"Apa? kenapa kok kamu histeris begitu?" tanya Nina heran. Dia sedang merapikan riasan di kepalanya.

"Siapa yang undang Kafa kesini?" tanya Isha masih syok.

"Apa Kafa?" Nina bingung. Perasaan dia tidak pernah mengundang Kafa ke pestanya.

"Iya, siapa yang undang dia kemari?" tanya Isha lagi.

"I don't know, atau jangan-jangan suami gue?"

"Aduuhhh sialan!" gerutu Isha sambil tepok jidat.

Author : Nur Isthifaiyatunnisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!