Bab 18 Masa lalu yang terungkap

Hari ini, kedua orang tua Vincent sedang pergi untuk membeli sesuatu di mall. Tiba-tiba istrinya ingin ke kamar kecil.

Saat dikamar kecil, dia mendengar dua wanita sedang berbicara tentang menantunya. Wanita itu mengatakan jika Vincent tidak bisa menerima Fara dan tidak akan menyentuhnya.

"Kau tahu darimana?" tanya temannya.

"Dari Fara sendiri. Dia sempat nangis dan menelpon aku. Mengatakan semua itu," jawab temannya.

"Fara sudah punya kekasih. Mereka pacaran lima tahun. Dan mereka sering menginap dikamar yang sama. Apakah karena dia tidak suci lagi hingga suaminya tidak mau menyentuhnya?"

"Ya, saat malam pertama, Fara mengakui segalanya, dan sejak saat itu, hubungan mereka menjadi buruk," kata temannya.

Tiba-tiba, Nyonya Diva keluar dan menatap kedua wanita itu.

"Sudah yuk," ajak tanya setelah merapikan dandannya.

"Kalian, temannya Fara?" tanya Nyonya Diva. Mereka berdua saling berpandangan.

"Iya, kami teman dekatnya," kata mereka berdua tidak tahu jika itu adalah ibu mertua Fara.

Mereka lalu pamit. Nyonya Diva lalu pergi menemui suaminya. Suaminya sedang melihat beberapa jam tangan mewah.

"Pa, kita pulang saja," kata istrinya membuat suaminya terkejut.

"Kenapa ma. Batu sampai kok langsung pulang. Mama ngga jadi belanja?" tanya suaminya.

"Tidak pa. Ada hal penting. Ayo pa, kita bicara dirumah," ajak istrinya menggandeng suaminya.

Mereka naik mobil dan pulang ke rumahnya. Nyonya Diva mengajak suaminya langsung ke kamar. Karena jika berbicara diluar akan kedengaran oleh besannya yang menginap hari ini dirumahnya.

Setiap hari-hari tertentu memang Ibu Rina akan menginap karena harus menyiapkan sarapan lebih pagi dari hari biasanya.

"Ada apa ma? Mama terlihat cemas begitu," tanya suaminya setelah berada dikamar hanya berdua saja.

"Itu pa, mama tadi dengar kabar buruk tentang menantu kita. Sepertinya apa yang kita lihat, itu tidak benar."

"Maksud mama apa? papa tidak mengerti?" suaminya nampak bingung dengan perkataan istrinya.

"Fara pa, Fara dan Vincent tidak pernah tidur sekamar. Mereka bersandiwara,"

"Bersandiwara bagaimana?" tanya suaminya masih bingung arah pembicaraan istrinya. Yang dia lihat adalah anak dan menantunya itu hubunganya tidak ada masalah dan terlihat harmonis.

"Vincent tidak bisa menerima Fara karena ternyata dia punya kekasih dan sering menginap dirumah kekasihnya. Dan kemungkinan terburuknya adalah dia gadis yang nakal. Dan anak kita, dia adalah pria yang baik. Fara mengakui segalanya bahkan saat awal pernikahanya, jika dia bukan gadis yang suci lagi," kata Nyonya Diva memegang kepalanya yang terasa berat.

"Tenang ma, tenang dulu. Mungkin itu hanya kabar burung. Besok kita panggil Vincent dan kita tanyakan langsung padanya," kata papanya.

"Jika sampai itu benar, harapanku untuk punya cucu hanya sandiwara mereka saja. Dan jika mereka melakukan sandiwara, mama tidak bisa menerima semua ini. Mereka harus berpisah, dan kita akan cari gadis lain untuk penggantinya," kata Nyonya Diva dalam emosi dan kemarahan.

"Tapi ma, bagaimana kita akan mengatakan hal ini pada besan?"

"Putrinya yang melakukan kesalahan dan nakal. Dan kita memang tidak tahu semua itu dari awal. Mama pikir dia gadis yang baik," kata Nyonya Diva menatap suaminya.

Suaminya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya menatap dan berfikir.

*

*

Pagi-pagi sekali, Fara dan Vincent sudah datang kerumah mertuanya. Mereka datang dengan membawa sarapan yang sudah dimasak oleh Fara dan dibantu oleh Vincent setelah hubungan mereka membaik.

Mereka mulai menerima cinta yang hadis dalam hati masing-masing. Dan tidak mengungkit kejadian masa lalu Fara.

Tidak sekalipun ada pertengkaran setelah berjanji untuk memulai dari awal.

Mereka masuk dan bertemu kedua orang tua Vincent yang baru turun dari tangga. Kedua orang tuanya saling berpandangan melihat Vincent datang dengan istrinya.

"Selamat pagi, ma, pa,"

"Selamat pagi," Papa dan mamanya masih berpandangan. Lalu Fara datang dari belakang Vincent.

"Saya bawa sarapan untuk mama dan papa, kami tadi masak bersama," kata Fara dan memberikan rantang makanan.

"Ya, taruh disana. Kebetulan hari ini, papa tidak sempat sarapan. Jadi, langsung pergi kekantor," kata istrinya dan membuat Fara terkejut dengan sikap mertuanya yang berbad dari sebelumnya. Kali ini terkesan dingin.

"Tunggu ya, mama antar papa keluar dulu," kata mamanya.

"Tapi ma, sebentar saja, cicipi masakan Fara," kata Vincent yang melihat wajah kecewa dari Fara.

"Hari ini ada rapat penting. Nanti biar mama yang cicipi," kata mamanya.

Nyonya Diva mengantar suaminya hingga kemobil.

"Ma, papa belum sarapan dan tidak ada rapat. Kenapa mama bilang begitu?" tanya suaminya heran.

"Sudahlah pa. Papa bisa sarapan dikantor. Papa ingatkan kejadian kemarin? Untuk apa papa makan dari tangan menantu yang kotor?" kata istrinya sadis.

"Ya sudah ma, papa berangkat," suaminya lalu pamit.

Nyonya Diva masuk kembali ke rumah. Dia lalu duduk dimeja makan.

Fara senang karena mama mertuanya akan mencicipi masakannya. Tadi sebelum berangkat, Vincent memuji masakanya karena sangat enak.

Fara lalu mengambilkan dipiring untuk mertuanya.

Vincent dan Fara duduk didekat Nyonya Diva.

"Gimana ma, enak kan?" tanya Vincent yang ingin agar ibunya memuji masakan istrinya.

"Uhuk! Air, air," Fara segera mengambilkan air untuk mama mertuanya. Vincent kaget.

"Ini ma airnya," dengan dada berdebar memberikan air itu.

glek! glek! langsung minum dan mendorong makananya ke tengah. Tidak akan memakannya lagi.

"Terlalu banyak bumbu. Membuat mama tersedak," kata mama mertuanya. Ekspresi Fara langsung berubah. Kecewa dan cemas.

"Tapi, sepertinya ngga deh ma. Tadi Vincent cobain rasanya enak kok," kata Vincent menatap ibunya.

"Lidah mama tidak terbiasa makan dengan banyak bumbu seperti itu, lain kali, belajar masaklah pada ibumu, jangan hanya main saja diluaran," kata mamanya menatap tajam pada Fara.

Vincent merasa ada yang lain dari sikap mamanya. Dan melihat wajah Fara sudah memerah saat ini. Tidak ingin terjadi hal buruk, Vincent segera mengajak Fara pulang.

"Oh ya, sepertinya kita harus pulang. Ada janji dengan klien dan alami datang hanya untuk mengenyam sarapan saja. Kami pamit ma," ajak Vincent dan Fara juga mengangguk tanpa bisa berkata-kata lagi dan Vincent sudah menariknya keluar.

Setelah mereka pergi. Ibu Rina yang mendengar dari dapur dan melihat besannya yang bersikap aneh, mendekat.

"Fara memang tidak bisa memasak. Biar saya buatkan sarapan untuk Nyonya," kata besannya yang bekerja disana.

"Ohh, tidak usah mbak. Duduk saja sini. Ada yang ingin saya bicarakan," kata Nyonya Diva lalu menyuruh Mbak Rina yang sudah bekerja lama disana untuk duduk bersamanya.

Pembicaraan ini menyangkut pernikahan putra dan putrinya, yang ternyata tidak seperti yang terlihat. Masa lalu Fara yang buruk adalah penyebab nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!