Bab 3 Cerai atau tidak

Fara berada didalam selimut dan berusaha untuk tidur agar dia tidak berdebat terus dengan Vincent.

Fara berbisik pada hatinya agar bersabar hingga besok pagi. Malam ini adalah malam pertama sekaligus terakhir baginya.

Besok, Vincent akan menceraikanya dan akan membuat jenis dua keluarga. Fara tidak bisa tidur memikirkan apa yang akan terjadi besok.

Jika sampai Vincent membuka mulut jika dia diceraikan karena tidak perawan dan sudah tidak suci lagi. Maka Fara akan sangat malu sekali, dan ibunya akan memarahinya habis-habisan. Mungkin bisa mengusirnya jika sampai hal itu benar-benar terjadi.

Merasa sumpek dan tidak bisa tidur, Fara perlahan membuka selimutnya. Dia melihat Vincent sudah berbaring disampingnya dengan memunggunginya. Kasurnya memang sangat besar hingga mereka tidak perlu saling bersentuhan atau merasa terganggu.

Fara Manarik selimutnya dan duduk. Melihat punggung Vincent. Berniat membangunkanya. Tapi hatinya ragu karena pasti akan terjadi pertengkaran lagi.

Tapi jika tidak diselesaikan malam ini maka besok tragedi besar pasti akan terjadi. Tanganya maju untuk mengusap punggung Vincent.

Belum menyentuhnya, Fara sudah menarik tangannya dan mengurungkan niatnya.

"Ohh, tidak. Jika besok bercerai. Mulut besarnya akan mempermalukan dirinya dihadapan seluruh keluarganya," gumam Fara lirih.

Bulatkan tekad, dan kuatkan niat, pikir Fara. Maka dia mengulurkan tanganya dan menyentuh punggung Vincent.

Vincent buang baru saja pulas tidak bergeming. Fara menyentuhnya lebih keras dan menggoyangkan tubuhnya. Membuat Vincent merasa terganggu dan merasa kesal.

"Apa? Tidur sana. Aku mau tidur. Aku lelah, awas jika menyentuhku lagi. Gadis nakal," Vincent menutup seluruh mukanya dengan selimut. Dia tidak mau diganggu karena benar-benar lelah dan mengantuk.

Fara terpaksa diam saja dan tidak mengganggunya. Fara bangun lalu mondar-mandir disamping tempat tidur. Mengusap-usap kedua tanganya merasa cemas.

Lalu duduk disamping tempat tidur. Lalu menelpon kekasihnya, Leonard Gabriel.

"Leo, ini aku Fara,"

"Kenapa malam-malam menelponku?" tanya Leo.

"Aku sedang berbulan madu," kata Fara mengagetkan Leo dan hampir saja telepon Lei terlepas dari genggamanya.

"Apa?! Berbulan madu? Kau sudah menikah? Kau mengkhianati ku?" kata Leo.

"Aku tidak mengkhianati mu. Aku belum melakukan apapun denganya. Dia sudah tidur. Kami terpaksa menikah. Tapi aku jamin, dia tidak menyentuhku. Dia tidak mau menyentuhku karena aku sudah tidak suci lagi. Dan...aku merindukanmu," kata Fara.

"Kau dimana?" Leo menjadi cemas sekaligus cemburu.

"Aku dihotel, dilantai 67. Tapi aku tidak bisa tidur. Aku terus memikirkanmu," kata Fara.

"Kenapa kau mau menikah dengan pria lain? Kau adalah kekasihku. Kita sudah sering berhubungan dan..."

"Dengarkan aku...aku tidak mengkhianati mu. Hubungan ini akan segera berakhir. Aku sedang mencari cara untuk mengakhiri nya. Kamu tidak papa kan? Jangan marah ya? Aku mencintaimu..." kata Fara lalu menutup teleponnya.

Sementara, Vincent ternyata belum tidur. Dia mendengar pembicaraan Fara ditelepon dengan kekasihnya dan membuat darahnya mendidih.

Dia memang tidak mencintai Fara. Tapi gadis ini sekarang istrinya. Dan dia sangat lancang menurutnya karena menelpon kekasihnya dan bermesraan lewat telepon dikamarnya. Saat berbulan madu.

Vincent mendengar jika Fara ingin mengakhiri pernikahan ini dan pergi pada kekasihnya. Sekarang, Vincent punya jalan keluar untuk bermain dengan gadis yang sudah menipunya.

Dia tidak akan pernah menceraikanya, tapi juga tidak akan menyentuhnya. Itu yang Vincent pikirkan saat ini. Dan dia ingin tahu tanggapan kekasihnya itu yang sudah bermesraan ditelepon saat mereka berbulan madu.

"Sial, aku menjaga kesucian kekasihku. Tapi aku mendapat gadis nakal sebagai istriku, lihat saja, sampai dimana kenakalanku itu?" Vincent lalu membuka selimutnya dan duduk.

Saat itu, Fara yang baru saja menaruh telepon kaget melihat Vincent terbangun.

"Kau juga tidak bisa tidur?" tanya Fara.

"Aku tidak bisa tidur karena satu ranjang dengan gadis nakal sepertimu. Bagaimana jika saat aku tidur dan kau memperkosaku. Aku ini masih pria tulen, dan belum pernah menyentuh gadis manapun. Dan aku tidak sudi disentuh oleh gadis seperti dirimu!"

"Heh, bisakah jika berbicara tidak usah menghinaku? Kata-katamu sangat tajam dan lebih tajam dari pedang,"

"Benarkah? Kau tersinggung? Buat kukatakan. Kita tidak akan bercerai. Kau hanya akan jadi istriku tapi aku tidak akan menyentuhmu," kata Vincent tertawa sinis.

"Apa!?" Fara kaget. Baru saja dia berjanji pada kekasihnya untuk kembali padanya dan memintanya bersabar. Tapi pria arogan ini malah tidak akan menceraikanya.

"Kenapa? Kau sedih? Kau kecewa? Kau tidak bisa kembali pada kekasihmu dan bermesraan? Hahahaha...kau akan menjadi bunga yang layu disampingku..." kata Vincent sinis.

"Apa maksudmu? Kenapa tidak bercerai. Aku akan menuntut cerai besok!" Kata Fara tanpa pikir panjang dalam luapan emosinya.

"Silahkan. Dan katakan alasannya. Bahwa suaminya pria tampan dan kaya raya ini tidak mau menyentuh istrinya dan istrinya menuntut cerai. Karena ternyata istrinya sudah menipunya dan dia tidak perawan lagi. Katakan, maka seluruh dunia akan mentertawakan dirimu," kata Vincent penuh kemenangan.

"Pria kurang ajar! Kau dasar tidak tahu balas Budi! Aku membencimu!" Fara melemparkan semua bantal pada wajah Vincent. Tapi dengan gesit Vincent bisa menghindarinya dan memegang semua bantal didekapnya.

"Aku mau tidur. Selamat malam. Semua bantal dan selimut ini milikku," kata Vincent dan tidak membagi bantal serta semua selimut untuk istrinya.

Fara tanpa terasa menangis sedih dan tidak tahu harus berkata apa.

Pernikahan mereka memang sudah sah dimata hukum.

Jika bercerai dan yang dikatakan Vincent memang benar. Jika dunia tahu kenakalan dirinya maka dia akan sangat malu.

Tapi jika tidak bercerai maka bagaimana dia menjelaskan pada kekasihnya. Orang yang sangat dia cintai. Fara tidak mau kehilangan kekasihnya, karena dia tahu hanya kekasihnya yang akan mencintainya sepenuh hati.

Sedangkan pernikahan ini tidak lebih akan menjadi seperti neraka baginya.

Fara lalu berbaring disamping Vincent tanpa bantal dan selimut hingga pagi hari.

Vincent bangun lebih pagi sebelum Fara. Dia menoleh kearah Fara yang tidur tanpa bantal dan selimut. Vincent lalu tersenyum dan merenggangkan semua ototnya. Saat itulah Fara terbangun dan membuka matanya.

"Ohh, lelapnya tidur malam ini. Bagaimana dengan tidurmu?" tanya Vincent dengan nada mengejek.

"Mimpi buruk. Ya aku bermimpi tidur dengan seekor serigala buruk rupa. Dan aku ketakutan. Tapi serigala itu akhirnya berhasil aku ikat dan aku beri racun. Dia mati lalu aku bangun," kata Fara mengarang cerita.

"Apa? Serigala?"

"Ya, dia mirip seperti...."

"Jika kau mengarang cerita lagi maka aku akan mencekik lehermu," kata Vincent mendekati Fara dan mereka berdiri berhadapan sangat dekat.

Fara lalu kekamar mandi lebih dulu. Vincent juga kekamar mandi dan mereka berebutan sambil memegang pintunya.

"Aku duluan!" kata Fara.

"Tidak, aku duluan," kata Vincent.

"Lihat itu, celanamu merosot!" teriak Fara dan saat itu juga Vincent lengah dan menunduk melihat celananya.

Brak!

Fara masuk dan mengunci pintu dari dalam.

"Sialan. Dia menipuku," Vincent lalu pergi dan menelpon ke bawah. Dia akan memesan sarapan sambil menunggu Fara mandi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!