Bab 6 Pertengkaran hebat

Vincent sangat marah. Tangannya mengepal dan mukanya merah. Menatap Fara yang menjadi bingung dan ketakutan. Dia bingung, kenapa suaminya yang tidak mencintainya itu harus marah padanya?

"Jangan mendekat," kata Fara melangkah mundur saat Vincent bangun dan berjalan kearah Fara.

"Aku bilang jangan mendekat? Kau mau apa?" tanya Fara dengan berjalan mundur.

Vincent tidak menjawabnya dan hanya menatapnya dengan tajam penuh amarah.

Kreeerkkk!

Fara menginjak paper bag. Dibelakangnya tembok. Maka dia tidak bisa menghindar lagi sementara Vincent terus mendekatinya.

Sekarang sudah sangat dekat dan Vincent Memepetnya ketembok dan salah satunya hanya ditempelkan ke tembok.

Fara semakin cemas.

"Ohh, kau sangat suka kemesraan bukan? Karena suamimu tidak mau menyentuhmu. Maka kau menelpon pria itu agar memberikan kehangatan padamu? Begitu?"

"Tutup mulutmu! Jangan menghinaku! Aku benar-benar tidak melakukan apapun denganya!"

"Siapa yang akan percaya pada gadis nakal sepertimu? Baiklah, jika kau sangat menginginkannya maka aku akan memberikanya. Bukan karena aku mencintaimu. Tapi karena aku kasihan padamu," kata Vincent lalu menarik tas yang dibawa Fara dengan kasar.

Melemparkanya ke tembok. Dia lalu membuka baju Fara dengan kasar. Fara berusaha melawannya. Namun Vincent dengan membabi buta telah melepaskan semua baju dari tubuh Fara.

Vincent lalu mulai mencumbunya dengan kasar. Fara terus melawannya meskipun tidak bisa menghentikan aksinya.

Vincent lalu mendekap Fara dan mengangkat tubuhnya. Dia membaringkan Fara dengan kasar ke atas kasur.

Di sana Vincent menindihnya dan mendekapnya. Memberikan kehangatan pada Fara namun bukanya kehangatan yang Fara rasakan malah seperti aksi pemerkosaan.

Setelah berhasil membuka kaki Fara, tiba-tiba Vincent berhenti. Lalu bangun dan menyelimuti Fara.

Fara menangis dan dengan nafas tersengal Vincent akhirnya duduk memunggunginya.

"Pakai bajumu, cepat!" Hardik Vincent dengan garang.

Fara yang ketakutan dengan cepat mengambil bajunya yang berserakan dan segera memakainya. Fara lalu mengambil selimut dan berlindung dibalik selimut.

Vincent segera memakai baju dan menelpon petugas kebersihan. Tidak lama, kemudian petugas kebersihan datang dan tanpa berani melihat ke arah ranjang, dia membereskan semua mangkok yang berserakan dilantai.

Setelah petugas kebersihan pergi. Vincent lalu bangun dan meninggalkan kamar itu.

Dia pergi ke tempat olahraga kebugaran yang ada dihotel itu. Dia lalu nge-Gym agar amarahnya keluar dari tubuhnya. Dadanya masih bergemuruh dan darahnya masih mencapai ubun-ubun nya.

Dia benar-benar marah dan tidak bisa mengendalikannya hingga memperlakukan Fara dengan kasar tadi. Dan hampir saja dia akan meniduri gadis itu dalam keadaan marah.

Fara yang ketakutan lalu pulang kerumahnya dan meninggalkan hotel itu. Saat sampai dirumah, ibunya terkejut melihat dia pulang sendirian.

"Mana suamimu?" tanya Ibunya.

"Aku pulang sendiri. Aku ingin tinggal disini," kata Fara.

"Kau sudah punya suami sekarang. Harusnya kau datang dengan suamimu. Apakah kau sudah minta ijin darinya jika kau kesini?" tanya Ibunya.

"Belum," jawab Fara.

"Ohh kau ini," ibunya kesal dan segera menelpon Vincent agar menjemput Fara.

Vincent yang sedang nge gym lalu mengangkat telepon.

"Ya,"

"Ini, menantu, Fara ada dirumah. Jika kau tidak sibuk. Maka jemput lah dia," kata ibunya.

"Baik Bu, saya akan kesana,"

Ibunya lalu menutup telepon dan memarahi Fara karena pergi tanpa ijin suaminya.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa pergi tidak minta ijin dulu? Apa kata mertuamu jika tahu kelakuanmu seperti ini!" tanya Ibunya menatap Fara, cemas.

"Ibu, kenapa terus memikirkan orang lain. Ibu tidak pikirkan bagaimana perasaan ku. Aku tidak mau pulang. Aku mau tinggal disini," kata Fara lalu duduk.

"Jangan membuat masalah Fara. Kau sudah dewasa dan berumah tangga. Kau juga harus menjaga nama baik keluarga mertuamu. Jangan seperti anak kecil,"

"Ibu, aku tidak mencintainya. Ibu memaksaku menikah denganya,"

"Sudah. Ibu tidak mau tahu. Sekarang kau duduk disini. Suamimu akan segera datang menjemputmu,"

"Apa? Ibu ini tega sekali. Aku baru datang dan ibu sudah menyuruhku pergi? Ibu tidak sayang sama Fara," Fara mulai kesal dan sedih.

"Tidak. Ibu sangat menyayangimu. Ibu tahu, kau memang butuh waktu untuk menerimanya. Tapi Tuan Vincent adalah pria yang baik. Dia pasti akan membuatmu bahagia suatu saat nanti. Kau hanya belum mengenalnya," kata Ibunya yang sudah tahu sikap Vincent sejak lama.

"Ibu tidak mengerti," kata Fara yang tidak bisa menceritakan jika dia sudah tidak perawan saat Vincent akan berbulan madu denganya. Hingga terjadilah pertengkaran setiap hari.

Vincent sudah ada didepan pintu dan akan menjemput Fara.

"Menantu, dia sudah menunggu didalam," kata ibu mertuanya ramah.

"Baik Bu," jawab Vincent sopan didepan mertuanya.

"Ayo kita pulang, jangan merepotkan ibumu, dan bersikaplah dewasa," ajak Vincent dan mengulurkan tanganya pada Fara.

Fara menatap suaminya dengan terkejut. Lalu menyambut uluran tangan itu dan bangun.

"Fara pergi dulu Bu," Fara berpamitan.

"Ya...."

Vincent membukakan pintu untuk Fara lalu berputar dan masuk ke mobil.

Didalam mobil, mereka diam seribu bahasa. Fara mengunci mulutnya dan Vincent sesekali meliriknya.

"Kenapa diam saja?" tanya Vincent saat sudah sampai dihotel.

Fara tidak mau berbicara hingga naik kekamarnya.

Dia langsung rebahan diranjang dan menarik selimut lalu diam didalam selimut.

"Jika kau lapar, aku akan memesan makanan untukmu," kata Vincent melihat sikap Fara yang tidak seperti biasanya.

Biasanya dia akan mengajaknya bertengkar. Dan aksi diamnya membuat Vincent tidak tahan.

"Aku akan menelpon ke bawah dan memesan makanan untukmu," kata Vincent lalu menelpon kebawah.

Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang dengan berbagai makanan dan aromanya sangat harum dan mengudara ke seluruh ruangan.

Fara yang memang sedang melakukan aksi diam. Tergoda oleh aroma itu dan semakin lama semakin tidak tahan untuk mendekati aroma itu.

"Bangun. Dan makanlah. Itu semua untukmu," kata Vincent lalu duduk sambil memegang majalah sports.

Fara membuka selimutnya sedikit. Mengintip keluar. Melihat suaminya sedang asyik baca majalah. Dia lalu bangun dan berjalan kearah mangkok berisi makanan lezat itu.

Dia diam lalu memakannya dengan lahap. Saat dia makan berulang kali Vincent melirik dan mencuri pandang padanya.

Diam-diam Vincent terus melihat aksi makannya yang diluar dugaan. Seperti orang tidak pernah makan. Tanpa rasa malu dan menjaga image. Fara makan seperti batu saja mengerjakan pekerjaan berat.

Vincent menggelengkan kepalanya berulang kali. Dan saat Fara menoleh kearahnya. Vincent pura-pura sedang baca majalah lagi.

Fara akhirnya menghabiskan semua makanan itu. Vincent berjalan kearahnya dan berputar mengitarinya. Melihat setiap mangkok yang begitu bersih bekas dimakan Fara.

Vincent sampai menelan salivanya melihat bagaimana istrinya bisa makan sebanyak itu dalam satu waktu tapi badannya tidak gemuk.

Baginya ini sangat mengherankan. Vincent lalu menatap istrinya dengan tatapan aneh.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Fara kesal ditatap seperti itu oleh Vincent.

"Kau membuang makananya?"

"Membuang? Kau tidak lihat aku makan tadi?" Balas Fara kesal.

"Semuanya? Kau habiskan sendiri?" Vincent terpana.

"Ya, aku memang sangat lapar. Sekarang aku benar-benar kenyang dan makanan tadi sangat lezat," kata Fara karena tidak menduga suaminya akhirnya memesan makanan yang lezat untuknya.

"Kau tidak berterima kasih padaku?"

"Apa? Oke, jika kau memintanya. Terimakasih makananya,"

"Katakan sekali lagi dengan benar,"

"Kau ini. Baiklah. Terima kasih suamiku atas makananya,"

"Nah, itu baru benar."

Fara benar-benar merasa suaminya kadang begitu narsis. Namun dia sedang tidak mau bertengkar dengannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!