Fara sedang berdandan dikamarnya dibantu oleh seorang model. Vincent mengundang model itu yang ahli merias juga mendandani yang tidak lain adalah temannya.
Vincent sebelum menjadi CEO di kantornya, dia adalah seorang model. Dengan wajah yang tampan dan postur tubuh yang tinggi kekar, maka sudah mendukung pekerjaanya.
Banyak wanita tergoda pada Vincent, namun dia hanya setia pada satu gadis. Yaitu kekasihnya yang meninggalkanya di hari pernikahannya.
Fara keluar dengan riasan paripurna dan baju yang sederhana tapi memukau.
"Terimakasih, ini untukmu," kata Vincent memberikan selembar cek untuk model itu.
"Okey, sampai bertemu disana," kata temannya lalu pergi.
Vincent lalu berjalan ke arah Fara. Melihat dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Sempurna," kata Vincent lalu mengulurkan tanganya pada istrinya.
"Kita mau kemana?" tanya Fara lalu mengambil tangan Vincent yang terukur padanya.
"Makan malam," jawab Vincent.
"Hanya untuk makan malam aku harus berdandan seperti ini?" tanya Vincent.
"Ya, ada banyak orang yang akan melihatku. Aku ingin mereka mengagumi istriku yang cantik. Aku tidak mau kau datang dengan rambut acak-acakan,"
"Heh, pernahkah aku pergi denganmu dengan rambut acak-acakan?" Fara meradang.
"Yah, kau malas mengerjakan pekerjaan rumah. Kau juga malas memasak. Mungkin kau juga malas berdandan. Itulah dirimu," kata Vincent melirik Fara dengan melecehkan.
"Kau keterlaluan!" Fara sangat kesal denganya. Dia lalu diam saja dan tidak mau berbicara hingga sampai disebuah hotel mewah.
Acara makan malam akan diadakan disana. Ada restoran mewah didalamnya. Dan ada acara pesta ulang tahun rekan kerja Vincent. Dan mereka datang dengan pasangan masing-masing.
Vincent membukakan pintu untuk Fara. Mereka bergandengan tangan masuk ke dalam. Tidak berbicara sepatah katapun.
Vincent menoleh pada Fara.
"Jangan cemberut. Berikan senyum yang manis. Kau ingin menjadi pusat perhatian hah?" Vincent meremas jemari Fara dengan kuat.
"Sakit," kata Fara lalu mengubah ekspresi mukanya dalam sekejap. Menebarkan senyum termanis pada setiap yang hadir. Semua orang terpana melihat pasangan yang baru masuk ini.
Mereka duduk dimeja besar. Ada Clara dan suaminya juga disana. Bahkan ada kekasih Fara, Leo juga hadir disana.
Hal itu membuat Fara terkejut dan salah tingkah. Dia tidak menyangka akan bertemu Leo di acara seperti ini.
Clara juga terkejut, saat Vincent memilih duduk satu meja denganya. Suami Clara memegang tangan istrinya dan memberi isyarat untuk tetap duduk ditempatnya.
Fara berdebar melihat Leo yang menatapnya dengan dingin. Fara juga merasa ini ternyata siasat Vincent untuk membalas kekasihnya itu.
"Hai," kata Vincent pada Clara.
"Ya, apa kabarmu?" tanya Clara.
"Aku baik. Dan oh ya, istriku sedang mengandung, aku benar-benar bahagia saat ini, bagaimana denganmu? Apakah kau juga sudah hamil?" tanya Vincent pada Clara yang duduk didekatnya.
"Ohh, kami sedang merencanakan kehamilan. Dan ya, anak kembar," kata Clara menatap Fara dengan kesal.
Fara tidak mendengar apa yang di katakan suaminya. Dia sedang mencuri pandang dengan Leo.
"Aku akan kekamar kecil," kata Fara pada Vincent.
"Ya, haruskah aku mengantarmu?" tanya Vincent dan membuat dada Clara terbakar.
"Tidak, aku sendiri saja,"
"Jika begitu, hati-hati istriku, toilet sangat licin. Kau jangan sampai jatuh," kata Vincent melirik pada Clara. Clara benar-benar cemburu dengan perhatian Vincent pada istrinya.
Dia merasa jika Fara sudah menggantikan dirinya dihati Vincent. Dan terlihat Vincent sangat menyayangi istrinya itu.
Leo juga berdiri dan berjalan ke toilet. Fara sudah menunggunya dijalan menuju toilet.
Fara segera menarik tangan Leo begitu melihat dia mengikutinya.
"Kenapa tidak mengangkat telepon?" tanya Fara.
"Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi. Hubungan kita berakhir sampai disini," kata Leo menatap wajah Fara.
"Tapi kenapa?" Fara mulai sedih dan hampir menangis.
"Kau jangan bercerai. Aku terpaksa mengakhiri hubungan ini," kata Leo tidak tahan melihat ekspresi sedih di wajah Fara.
"Apakah dia mengancam mu?" tanya Fara tidak kuasa menatap wajah kekasihnya.
"Tidak. Lupakan aku dan lanjutkan hidupmu," kata Leo berlalu meninggalkan Fara yang berdiri seperti patung.
"Leo, kenapa kau tiba-tiba mengakhiri hubungan kita? Leo, aku sangat mencintaimu. Aku tidak bahagia hidup dengan dirinya. Aku ingin hidup denganmu...." Fara bersandar pada tembok.
Tidak lama kemudian Leo keluar dan Fara masih berdiri disana.
Leo mengambil jalan lain dan tidak lewat didepannya. Dia tidak bisa melihat airmata Fara lebih lama.
Fara lalu kembali kemeja makan dengan wajah yang berbeda. Hal itu membuat Vincent menatapnya dengan bingung.
"Apa yang terjadi?" tanya Vincent menatap Fara dengan cemas dan bingung.
"Tidak ada. Bisakah kita pergi ke balkon atas?" tanya Fara pada Vincent.
"Baiklah, ayo," kata Vincent akan mengantarkan Fara keatas balkon dan menghirup udara malam dari sana.
Mereka sampai diatas. Fara melihat sekeliling kota. Seakan ini adalah malam terakhirnya.
"Ada apa?" tanya Vincent.
"Tidak ada," jawab Fara dan berjalan kepinggir Balkon.
Sampai dipinggir dia berdiri lama disana. Melihat ke bawah seperti akan bunuh diri.
Vincent mulai cemas dan menyuruhnya kembali.
"Jangan berdiri disitu. Cepat kemari? Kau mau mati hah?" Vincent berteriak dari tempatnya berdiri.
"Untuk apa aku hidup? Aku telah kehilangan cintaku. Aku tidak bahagia dengan pernikahan ini. Apakah hidupku ini masih berarti?" Kata Fara dari tempat nya berdiri.
"Apa yang kau bicarakan. Cepat kemari dan aku tidak mau ribut denganmu disini. Ayo kita kebawah dan makan malam," kata Vincen membujuk Fara.
"Tidak. Aku mau mati saja. Menghabiskan hidup denganmu tanpa cinta, tidak bersentuhan. Membuatku seperti bunga yang layu. Kau katakan waktu itu disaat malam pertama. Kau akan membuat ku seperti bunga yang layu dan diabaikan bukan? Lalu apa gunanya nyawa ini? Untuk apa aku hidup? Aku akan mati saja." kata Fara melihat ke ruang hampa.
"Heh, gunakan akalmu. Kau mau mati hah? Kau tidak pikirkan ibumu? Bekerja dan berharap kau menjadi anak yang berguna. Sekarang kau akan mati dan memupus harapannya? Kau sudah tidak waras?" Vincent kesal dengan kelakukan istrinya kali ini.
"Tidak waras? Ya aku memang tidak waras. Aku sudah ternoda. Dan suamiku tidak akan menyentuhku seumur hidupku. Aku memang tidak waras. Aku akan mati saja," kata Fara hampir akan meloncat.
Dengan cepat Vincent berlari kearahnya dan menariknya kepelukannya.
Mereka berpelukan sangat lama. Vincent memeluk erat Fara dan dadanya masih berdebat kencang melihat kelakuan Fara yang sudah diluar nalar.
"Jika kau melakukan hal itu lagi. Maka aku akan mengurungmu dikamarmu," kata Vincent masih memeluk Fara. Fara diam saja. Bahkan saat Vincent berbicara tanpa jeda seperti kereta api. Fara tetap tak bergeming.
Vincent baru sadar jika istrinya ternyata pingsan. Dengan cepat Vincent memanggil asinten nya dan sebuah helikopter terbang membawa mereka kerumah sakit.
Dia akan bunuh diri setelah tahu hidupnya tak berarti. menghabiskan sisa usia dengan pria yang tidak akan menyentuhnya. membuatnya merana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments