Bab 4 Bertemu mantan

Vincent memesan makanan yang enak untuknya. Sedangkan untuk Fara, dia memesan roti bakar biasa.

Vincent menoleh pada pintu kamar mandi dan tersenyum sinis. Dia lalu mengedarkan matanya pada semua makanan diatas meja.

Dia melihat roti bakar yang dia pesan untuk Fara. Menatap roti itu lalu tersenyum masam. Mengangguk-angguk seakan dia tahu cara membalas dendam.

Dia mulai menikmati makanannya dan saat itu Fara keluar. Sudah rapi lalu berjalan mendekatinya. Melihat makanan banyak diatas meja, dia berfikir jika Vincent sudah berubah dan akan membagi makanan denganya.

"Ini untukmu, selamat makan," kata Vincent yang dengan cepat menghabiskan makanannya saat Fara terbengong disampingnya.

"Apa? Kau menghabiskan semua makananya?"

"Ya, kenapa? Milikmu masih utuh. Tidak tersentuh," kata Vincent menenggak minumanya lalu melihat Fara dengan rasa hati yang puas.

"Kenyang sekali, cepat duduklah, dan makan sarapanmu," kata Vincent.

"Hanya roti? Aku setiap pagi sudah sarapan roti seperti ini. Kenapa kau hanya memesan ini untukku?" Fara kecewa karena semua makanan lezat sudah habis oleh Vincent.

"Ya, jika sudah terbiasa sarapan dengan roti itu. Kenapa terkejut? Itu makananmu setiap hari bukan?" kata Vincent merendahkan.

"Tapi kita ada dihotel mewah. Kenapa makananya sama seperti dirumah?"

"Kenapa? Berhemat? Aku tidak mau pemborosan. Sekarang cepat makan dan aku akan mandi," kata Vincent lalu pergi melenggang ke kamar mandi dengan wajah puas setelah melihat ekspresi Fara.

Fara lalu duduk dan terpaksa sarapan roti seperti kesehariannya dirumah. Bibirnya mengerucut. Tapi dia bisa apa? Karena Vincent yang punya uang dan kuasa. Sedangkan dia tidak punya kemampuan untuk membeli makanan mewah di hotel ini.

Tidak lama Vincent keluar dan Fara sudah selesai sarapan. Pelayan juga sudah pergi dengan nampan sisa mangkok kotor.

Vincent lalu mengambil sepatu dan melirik pada Fara yang sedang berdandan.

"Kau dandan atau tidak sama saja bagiku. Tidak ada bedanya dan aku tidak akan tertarik padamu," kata Vincent membuat darah Fara menggelegar marah dan kesal.

Fara menoleh tapi tidak mengatakan apapun.

"Aku bosan disini. Aku mau ke bioskop. Ada film bagus hari ini," kata Vincent.

"Cepat ambil tasmu. Ini tiketnya," kata Vincent memberikan tiket untuk Fara.

"Aku mau disini saja." kata Fara. Membuat Vincent menatap intens padanya. Dan tiba-tiba teringat pada kemesraan Fara dengan kekasihnya ditelepon.

"Tidak. Kau harus ikut," tegas Vincent karena khawatir Fara akan bertemu dengan kekasihnya selagi dia nonton di bioskop.

"Bagaimana jika aku tidak mau?"

"Aku adalah suamimu. Dan kau harus menurut pada suamimu ini, istriku yang malang," kata Vincent menyentuh dagu Fara. Dan Fara membuang mukanya tidak mau disentuh oleh Vincent.

Fara terpaksa mengambil tasnya dan ikut bersama Vincent.

Sampai di bioskop, Vincent akan memesan cemilan untuk didalam. Lalu melirik pada Fara. Dia akhirnya hanya memesan satu minuman dan satu cemilan untuk dirinya sendiri.

Vincent berjalan kearah Fara. Fara menatapnya dan melihat hanya satu minuman yang Vincent bawa dan membuatnya kesal.

"Kok hanya satu?" tanya Vincent.

"Kau masih kenyang bukan? Kau baru saja sarapan. Nanti kau gendut. Wanita takut kalau tubuhnya gendut karena makan dan banyak ngemil. Jadi, daripada tidak kau makan lebih baik aku tidak membelikannya," kata Vincent tertawa kecil.

"HH, harusnya aku memang tidak berharap padamu. Kau memang pria pelit dan perhitungan. Dan aku tahu kenapa dia kabur dengan kekasih gelapnya. Jadi ini kelakuanmu yang sebenarnya? Pria kaya?"

"Kau!? Jika kau berani lagi berkata seperti itu, aku akan...." Vincent melihat orang lewat mulai menatap dia dan istrinya. Maka Vincent menjadi malu dan tidak melanjutkan pertengkarannya.

"Cepat masuk," kata Vincent menarik lengan Fara agak kasar membawanya masuk kedalam bioskop.

Mereka duduk dan tidak menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi betapa terkejutnya Vincent saat menyadari siapa yang duduk disampingnya?

Ternyata dia adalah Clara, kekasihnya yang sudah kabur dihari pernikahanya.

Clara duduk tepat disebelahnya dengan kekasihnya, sedangkan Fara tidak tahu jika wanita itu adalah mantan kekasih Vincent.

Fara terpana melihat kecantikan wanita itu yang bak seorang diva. Dia cantik dan anggun. Membuat Fara minder jika ada didekatnya.

Vincent menatapnya dengan sinis dan tajam. Saat dia akan meraih tanganya dan memakinya, tiba-tiba Clara yang sadar jika Vincent berada dalam kemarahan yang siap meledak segera meraih tangan kekasihnya dan bersandar padanya.

Vincent akhirnya mengurungkan niatnya dan menahan kemarahan dihatinya yang siap meledak.

Berulang kali, Vincent melirik pada Clara yang menyandarkan kepalanya pada kekasihnya itu. Dia yang masih mencintainya tidak bisa menghindari rasa cemburu melihat semua itu.

Fara malah asyik menonton dan tidak tahu jika suaminya sedang terbakar rasa cemburu.

Vincent terus mencuri pandang pada Clara dan pria itu. Karena suasana gelap dan sunyi, maka Vincent tidak mungkin memaki Clara.

Vincent lalu menatap keluar dan menonton. Dia membuka cemilannya dan makan sedikit, karena kesal dia tidak ingin makan cemilan itu lagi dan memberikanya pada Fara.

"Untukmu," kata Vincent.

Fara hanya melirik kesal dan mengambil cemilan itu. Lalu asyik makan sambil matanya tetap fokus menonton.

"Uhuk!" tiba-tiba Fara tersedak. Dan merebut minuman ditangan Vincent. Tidak mau bertengkar didepan mantan kekasihnya, maka Vincent memberikan minuman itu untuk Fara.

Fara lalu meminum dan mereka berbagi sedotan yang sama. Hal ini membuat Fara terkejut, namun dia tidak mau ambil pusing dan menonton lagi.

Clara menoleh saat Vincent memberikan minuman itu pada Fara. Clara terlihat tidak suka dan cemburu melihat Vincent dekat dengan istrinya itu.

"Jangan dihabiskan," Vincent merebut cemilan dari tangan Fara yang mulai terserang batuk.

"Tapi...."

"Nanti kamu batuk," kata Vincent.

Perhatian Vincent pada Fara membuat panas hati Clara. Dia menggertakkan giginya dan segera melempar mukanya saat Vincent menoleh ke arahnya. Tidak mau diketahui oleh Vincent jika Clara sedang cemburu.

Setelah film habis, Vincent menoleh pada Clara, namun dia sudah tidak ada disana. Dan Vincent mencari kesana kemari tapi tidak menemukanya.

Sedangkan Fara dia tidak terbiasa menggunakan hak tinggi maka kakinya menjadi lecet dan terpaksa menunduk untuk menempelkan plester dikakinya.

Setelah selesai Fara bangun dan dia melihat Vincent sudah tidak ada disampingnya. Fara kaget dan mulai mencarinya dimana-mana.

Vincent masih kesana kemari mencari Clara dan kekasih gelapnya itu hingga dia lupa dengan Fara, istrinya.

Vincent sudah berjalan jauh, keluar dari bioskop dan sekarang sampai didekat pintu keluar. Dia segera ke parkiran dan menyalakan mobilnya.

Terus memikirkan Clara, sang mantan, membuat sejenak dia lupa jika datang dengan istrinya.

"Ohh, Fara. Aku meninggalkannya disana," kata Vincent saat teringat. Dia lalu putar balik dan pergi lagi ke mall itu untuk mencari Fara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!