Bab 11 Dunia terasa sempit

Setelah kedua orang tuanya pulang, Fara berjalan mendekati Vincent dengan marah dan kesal.

"Aku benar-benar kaget. Kau ternyata bisa akting sebagus tadi. Kau bahkan mencari muka didepan semua orang," kata Fara kesal dan berdiri tepat dihadapan Vincent yang sedang duduk.

Vincent mendongak ke arahnya, terkejut. Vincent lalu tersenyum sinis.

"Minum untukmu sendiri!" kata Fara memberikan susu untuk kesuburan pada suaminya.

Fara lalu naik keatas dan segera masuk kekamar dan tidak membereskan dapur. Dia sudah sangat lelah dan tidak peduli pada tempat yang berantakan.

Dia bahkan belum merapikan beberapa sisa makanan dimeja makan.

"Heh, kau mau kemana? Rapikan ini dulu!" Teriak Vincent. Fara tidak peduli dan tetap diam dikamarnya.

Pagi hari, saat Fara bangun, dia segera turun ke bawah. Dia melihat dapur dan meja makan sudah rapi. Lalu melihat lantai didapur juga tidak lengket lagi.

Dia menginjak lantai itu dan mengusapnya berkali-kali dan memang tidak ada lengket sedikitpun. Artinya tadi malam, Vincent yang membersihkan semua tempat ini dan mengepel dapur.

Saat dia akan membuka kulkas, Vincent sudah turun dari atas dengan baju yang tapi. Dia mendadak ada rapat dikantor.

"Aku akan pergi. Kau bersih-bersih rumah dan masak. Aku akan makan siang dirumah," kata Vincent sambil melihat Fara.

Fara diam saja dan tidak menyahut. Membuka kulkas lalu mengambil buah dan menutupnya kembali.

Dia keluar ke ruang tamu dan mengintip dari jendela mobil Vincent yang menjauh.

Fara melihat buah apel ditanganya? Tidak berselera makan, dia lalu menaruh buah itu dimeja makan. Dia segera naik keatas dan mandi. Berganti baju lalu mengambil tas kecilnya.

Dia turun kebawah tidak lama kemudian dan pergi dari rumah itu. Sampai diluar menelpon Leo agar menjemputnya.

Sambil menunggu, Fara berjalan kaki keluar halaman. Dan saat berjalan, dari jauh mobil Leo melaju kearahnya. Fara segera masuk mobilnya.

"Kenapa tidak tunggu dirumahmu saja," kata Leo menoleh pada Fara.

"Aku bosan. Leo, kau tahu, bahkan dirumahnya tidak ada pembantu. Dia juga melarangmu bekerja. Dan aku hanya menjadi ibu rumah tangga. Memasak, mencuci dan bersih-bersih setiap hari. Aku sangat bosan dan ingin jalan-jalan...." kata Fara menoleh pada Leo.

"Jika begitu, kenapa tidak segera bercerai saja? Lalu aku akan menikahimu," kata Leo pada Fara.

"Benarkah? Kita akan menikah jika aku bercerai?" tanya Fara pada Leo.

"Iya. Kita akan menikah," janji Leo pada Fara.

Mereka sampai ditempat di wahana permainan salju buatan.

"Ayo kita masuk," ajak Fara lalu menggandeng Leo. Sekarang dia benar-benar yakin akan bercerai karena Leo berjanji akan menikahinya.

Mereka lalu bermain diwahana itu dan tak terasa sudah dua jam.

"Ya Tuhan, aku harus memasak. Vincent Bakan pulang untuk makan siang," kata Fara panik.

"Kau akan bercerai. Tidak perlu memasak lagi,"

"Dia akan membuat masalah jika tahu aku keluar tanpa izinnya,"

"Kalau begitu kau beli makanan dari luar. Masalah selesai." kata Leo melihat Fara panik.

"Baiklah," Fara dan Leo lalu keluar dari wahana itu.

Mereka pergi ke restoran dan membeli makanan disana. Leo lalu mengantarkan Fara pulang.

"Makasih hari ini," kata Fara tersenyum hangat pada Leo.

"Ya, aku sangat merindukanmu Fara. Cepatlah bercerai, lalu kembalilah padaku," kata Leo lalu pamit padanya.

Fara segera masuk begitu Leo sudah pergi. Fara mengambil mangkok dan menaruh semua makanan itu kedalam mangkok. Dia lalu memasak nasi.

"Mudah bukan? Tidak perlu memasak? Merepotkan saja!" Kata Fara senang.

Dia lalu duduk sambil menonton drama ditelevisi untuk menghilangkan rasa bosannya.

Tidak lama kemudian, terdengar langkah kaki dari luar. Vincent masuk lalu menutup pintu utama kembali.

"Fara, aku mau makan, aku sangat lapar," kata Vincent dan matanya melihat kesekeliling.

"Ya," Fara menyahut dan berjalan kearahnya.

"Taruh sepatuku disana," kata Vincent setelah melepas sepatunya.

"Apa? Kau menyuruhku menaruh sepatumu?"

"Loh, kenapa? Kau kau istriku, jadi kau yang harus melakukanya,"

"Baiklah, hanya sampai hari ini," kata Fara kesal dan menaruh sepatu itu dengan kasar.

Dia lalu cuci tangan dan duduk dimeja makan. Fara duduk disebelah Vincent karena malas berhadapan dengannya.

"Duduk didepan. Kenapa disebelah?" Tanya Vincent dan menyuruh Fara duduk didepannya.

"Kenapa?"

"Jangan banyak tanya. Pindah saja," Fara dengan enggan lalu duduk didepan Vincent.

Dan saat itulah mereka saling bertatapan mata. Fara mengalihkan pandanganya. Vincent malah menatapnya agak dalam.

"Kamu masak apa?" tanya Vincent melihat kemeja makan.

Fara lalu membuka tudung saji untuk Vincent. Setelah itu Fara mengambilkan makanan ke piring Vincent.

"Kau keluar?" tanya Vincent dan membuat Fara terkejut. Bagaimana dia tahu aku keluar? gumam Fara dalam hati.

"Aku sering makan masakan ini dan aku hafal aromanya. Restoran Yummy."

"Ehm, aku...." Karena ketahuan dan tebakan Vincent pas banget, membuat Fara gelagapan. Berbohong? Tidak mungkin. Kan sudah ketahuan.

"Ambilkan untukku. Aku sangat lapar," kata Vincent yang sangat lapar karena tadi tidak sarapan saat akan pergi.

"Kau tidak marah?" tanya Fara menatap Vincent dengan aneh.

"Aku mau makan dulu. Soal kau keluar tanpa ijin kita bicarakan setelah aku selesai makan," kata Vincent dingin dan keheningan membuat dada Fara berdebar.

Ahh, aku lebih suka bertengkar dengannya dari pada hening seperti ini, gumam Fara saat melihat Vincent makan dan menghabiskan makanannya tanpa berbicara satu patah katapun.

"Apa kau sudah kenyang karena makan diluar dengan kekasihmu?"

Apa kau juga tahu jika aku keluar dengan kekasihku? batin Fara.

"Ehm, aku...."

"Kau pasti bingung, bagaimana aku bisa tahu semua itu," Kata Vincent menaruh sendok dan mengelap bibirnya dengan tisu.

"I-iya, bagaimana kau tahu?" Fara terbata dan tidak menduga semua itu.

"Ada yang tertinggal saat aku pergi kekantor. Aku kembali dan kau sedang berjalan. Aku lalu melihatmu naik sebuah mobil. Karena khawatir, aku tidak jadi kekantor. Aku pikir kau diculik, tapi ternyata kau bersenang-senang dengan kekasihmu itu," kata Vincent dan langsung seperti membuat dada Fara tertindih batu. Dia merasa sesak dan bernafas dengan berat.

"Jadi kau mengikutiku?"

"Aku khawatir jika kau di culik. Dan jika terjadi apa-apa denganmu maka aku adalah orang pertama yang ditanya polisi. Kau lupa status kita? Aku adalah suamimu. Jika ada hal buruk terjadi dengan istrinya diluar, maka aku yang pertama kali ditanya semua orang," kata Vincent lalu beranjak dan akan naik keatas.

Fara bangkit dari duduknya dan menghalangi jalannya.

"Berhenti! Kenapa kita tidak bercerai saja?" tanya Fara karena merasa Vincent sudah membuat dunianya sempit. Dia bahkan mengikuti dirinya dan mengawasinya.

Dia tidak menduga, saat bertemu dengan kekasihnya, suaminya ternyata mengawasinya dan melihat semua itu. Tapi kenapa tidak membawanya pulang? Dan membiarkan semua itu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!