Fara ada diruang perawatan ditangani oleh Dokter. Tidak lama, kedua orang tuanya dan mertuanya juga datang disana. Wajah mereka terlihat panik dan cemas.
Mereka berjalan mendekati Vincent yang duduk melamun.
"Apa yang terjadi dengan Fara?" tanya kedua orang tuanya.
"Dia pingsan setelah kali naik ke balkon hotel untuk makan malam," kata Vincent mengingat kejadian barusan.
"Ohh, putriku takut dengan ketinggian," kata ibu mertuanya. Membuat Vincent kaget dan terpana.
"Takut ketinggian? Jika begitu, kenapa dia mengajakku keatas?" Vincent berdiri dan menatap ruang hampa.
"Apakah kalian bertengkar?" tanya ibunya.
"Tidak, kami tidak bertengkar. Entah kenapa dia tiba-tiba ingin pergi keatas. Lalu berjalan kepinggir dan pingsan," jelas Vincent menutupi kejadian yang sebenarnya.
"Semoga dia tidak kenapa-kenapa," kata ibunya.
Seorang dokter keluar dan mengatakan jika Nona Fara hanya shock dan tertekan. Dia sudah lebih baik sekarang dan keluarganya bisa masuk menjenguknya.
Dokter lalu pergi dan Vincent serta keluarganya masuk kedalam.
Fara melihat mereka satu persatu. Menatap Vincent agak lama lalu terlihat sedih.
"Maafkan Fara. Sudah membuat kalian cemas," kata Fara pada ibunya serta kedua mertuanya.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Sekarang sudah lebih baik,"
"Apakah ada masalah yang kau bisa bagi dengan kami?" tanya ibu mertuanya.
Fara menatap Vincent lalu tersenyum pada kedua mertuanya.
"Tidak ada. Saya hanya takut ketinggian, tapi saya Inging melihat pemandangan dari balkon," kata Fara berbohong.
"Baiklah jika begitu, kami merasa tenang sekarang. Kalau begitu, kami akan pulang, Vincent kau tetap disini, dan temani istrimu," kata mertuanya serta ibunya pamit.
"Baiklah," kata Vincent mengangguk.
Setelah mereka pergi, Vincent berjalan mendekati Fara.
Fara menatapnya sinis. Vincent tersenyum kecil melihat keadaanya.
"Jika mereka tahu kau akan bunuh diri demi kekasih gelap mu itu. Apa yang akan terjadi?" kata Vincent duduk didekat Fara. Menatap wajah istrinya dan melihat reaksinya.
Fara memalingkan mukanya agak lama lalu menoleh pada suaminya dan menatapnya tajam.
"Kenapa kau tidak membiarkan aku mati saja? Kau tahu aku tidak suka denganmu. Dan aku juga tidak suka pernikahan ini. Kenapa masih menyelamatkan aku?" tanya Fara.
Vincent tersenyum kecut dan menatapnya lalu memalingkan mukanya.
"Bunuh diri adalah tindakan yang buruk. Bahkan Tuhan membenci hal itu. Tuhan memberimu kehidupan kenapa kau ingin mengambil kehidupan yang dia berikan?"
"Kau menjadi sok bijak? Apakah sekarang kau akan menjadi sok menggurui ku?"
"Dengar, aku suamimu. Jaga nama baikku juga keluarga kita. Jangan melakukan hal yang membuat citra keluargaku buruk juga dirimu. Jika kau bertemu pria lain dan ada yang melihatnya. Apakah orang akan menganggap itu hal biasa? Orang akan memberimu citra buruk,"
"Ohh, sekarang kau peduli dengan citra diriku yang selalu kau hina dan kau rendahkan?"
"Kau sedang sakit. Kenapa tetap ingin berdebat denganku?" tanya Vincent.
"Karena aku membencimu. Aku benci pernikahan ini. Aku benci dirimu...." Fara mulai menangis. Membuat hati Vincent trenyuh melihat dia menangis begitu.
"Sudah jangan menangis. Kau jelek jika sedang menangis. Aku tidak akan menghinamu lagi," kata Vincent agar Fara diam.
"Pergilah, aku mau sendiri," kata Fara menyuruh Vincent keluar dari ruang perawatan nya.
Vincent menatap Fara, tapi istrinya memalingkan mukanya.
*
*
Setelah sembuh mereka pulang kerumahnya. Fara masih lemah, sehingga Vincent yang harus memasak dan membersihkan rumah.
Pagi ini, saat Fara bangun, dia terkejut saat disampingnya sudah ada bubur dan juga lauknya. Fara lalu duduk dan mendekati makanan itu.
"Masih hangat, apakah ibu disini? Apakah ibu yang memasak semua ini?" gumam Fara dalam hati.
Tiba-tiba, telepon berdering dikamarnya. Fara lalu mengangkatnya, dan terdengar suara Vincent berbicara padanya.
"Jangan terlambat sarapan. Jika sudah bangun, segera makan dan minum obat, aku ke kantor pagi-pagi sekali karena ada rapat. Jaga dirimu baik-baik," kata Vincent dan Fara hanya diam saja. Bengong dan terpana.
"Aku...." Fara belum sempat berbicara, telepon sudah ditutup oleh Vincent.
"Dasar. Pria arogan! Aku bahkan belum selesai berbicara, tapi dia sudah menutup teleponnya?" Fara dengan kesal menaruh telepon itu kembali.
Dia berjalan perlahan ke bawah dan memanggil ibunya.
"Ibu...! Bu....." Fara memanggil ibunya karena mengira ibunya datang kerumah dan memasak untuk nya.
"Bu...." Dia berjalan kedapur. Tidak ada sahutan. Sementara dapur sudah rapi. Dia mencolek bekas cucian piring yang sangat keset dan tidak ada bekas minyak sedikitpun.
"Siapa yang melakukan semua ini? Serapi dan sebersih ini? Apakah ibu langsung pulang setelah selesai memasak?" Fara berfikir ibunya langsung pulang begitu selesai membantu Vincent.
"Lantainya juga sangat bersih. Semua bersih," kata Fara mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah itu. Dan semua memang bersih dan rapi.
Fara lalu naik ke atas dan makan sarapannya.
"Hem, lumayan enak, bubur ayam, tapi ibu jarang masak bubur ayam seperti ini, ohh, mungkin Vincent yang menyuruhnya," Fara dengan cepat menghabiskan bubur ayam itu.
Setelah habis, dia membawa piring kotor ke bawah. Dan menaruh begitu saja ditempat cucian piring.
Hingga saat siang hari, Vincent pulang dan memanggil Fara. Namun yang dipanggil tidak menyahut.
Vincent ke dapur dan akan mengambil minuman dingin.
Matanya terpana melihat dapurnya kotor dan bahkan bekas makanan Fara tidak dicuci olehnya.
Setelah minum, Vincent lalu naik keatas. Dia melihat Fara sedang asyik menonton televisi. Ini adalah drama kesukaannya. Tiba-tiba, Vincent mengambil remotnya dan mematikan televisi nya.
"Cepat turun! Jika sudah sehat, kenapa tidak kau cuci piringnya?" Vincent kesal dengan Fara.
"Kenapa dimatikan! Aku sedang menonton. Cepat nyalakan kembali. Nanti keburu habis," kata Fara akan merebut remote itu dari tangan Vincent.
Dan berhasil, setelah itu dia menyalakan televisi kembali.
"Setelah acara ini selesai baru aku akan mencucinya," kata Fara.
"Kau memang gadis pemalas. Setelah makan, bukannya langsung mencuci piringnya malah asyik nonton drama," kata Vincent berdiri menatapnya.
"Ya, kau menambah satu panggilan lagu untukku. Setelah gadis nakal, kau sekarang menyebutku gadis pemalas, kau memang pria arogan!"
"Apa kau bilang?"
"Kau saja tidak terima jika aku menyebutmu arogan! Lalu kenapa kau sesuka hati menyebutku nakal dan malas? Pria sombong!"
"Hhh, aku sudah berbaik hati memasaj bubur untukmu. Kau bukannya berterima kasih. Malah menghinaku? Dasar gadis pemalas?"
Vincent lalu turun kebawah dan meninggalkan Fara yang matanya asyik menonton drama.
"Apa?" Fara kaget dan menoleh pada suaminya.
Namun suaminya sudah turun kebawah.
"Jadi, ibuku tidak kemari? Dia yang memasak bubur ayam untukku? Dia bisa masak juga? Dan membersihkan dapur? Astaga," Fara segera turun ke bawah dan akan mengejar Vincent dan minta maaf padanya.
Namun Vincent sudah pergi lagi ke kantor. Dia pulang hanya untuk melihat keadaan Fara. Tapi jika badanya sudah sehat, maka mereka akan kembali bertengkar seperti biasanya. Ada saja, yang memicu pertengkaran diantara mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments