Sebuah mobil masuk pelataran rumah Vincent. Kedua orang tuanya turun. Tidak lama disusul oleh besannya.
Ting tong!
"Selamat datang, silakan masuk," Fara dan Vincent berdiri dipintu menyambut orang tua mereka.
Mereka masuk dan melihat sekeliling rumah itu yang sudah rapi dan bersih. Tadi Vincent membantu Fara membersihkan dan merapikan rumah karena Fara sibuk memasak.
Mereka masuk dan diajak ke meja makan. Duduk lalu melihat Fara dan Vincent dengan tersenyum puas. Dalam hati kedua orang tuanya merasa senang. Mereka berdua terlihat sebagai satu partner yang kompak.
"Mari kita makan," kata Vincent lalu membuka tudung saji.
Mereka lalu makan tanpa ada keluhan. Masakan Fara juga tidak dicela karena Fara masak dengan hati-hati dan totalitas.
Meskipun dia tidak pernah masak. Tapi berkat bantuan buku resep maka semuanya selesai tanpa ada kesulitan.
"Kenapa dengan dadamu?" tanya Ibu Fara pada Vincent saat tanpa sengaja ibunya melihat bekas luka cakar yang masih merah.
"Ehm, ini bukan masalah. Hanya luka kecil," kata Vincent sambil mencuci piring di dapur. Sementara Fara diajak jalan-jalan oleh ibu mertuanya kehalaman rumah.
"Apakah Fara yang mencakarmu?" tanya ibu mertuanya.
"Ohh, ibu, jangan keras-keras, nanti mereka dengar,"
"Maafkan putri ibu, dia tumbuh besar tanpa kasih sayang ayahnya. Dia sedikit nakal dan suka keterlaluan. Ibu juga sibuk bekerja, dan tidak begitu memperhatikan pertumbuhan nya saat dia remaja dan sampai saat ini,"
"Sudah Bu, ini bukan masalah besar, Fara tidak senakal itu. Dia gadis yang baik," kata Vincent tidak tega melihat airmata ibu mertuanya.
"Syukurlah, dia menikah denganmu, Ibu sangat berterima kasih. Kau pria yang sabar dan pengertian," kata ibunya dan saat itu Fara masuk lalu kaget mendengar pujian ibunya pada menantunya.
Melihat Fara datang, ibunya langsung melotot. Menarik tangannya dan membawanya kekamarnya. Menutup pintunya.
"Ibu ada apa? Kenapa mengajak Fara kemari?" tanya Fara setelah mereka berdua berada didalam kamar.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa mencakar dada suamimu? Bagaimana jika mertuamu melihatnya? Jika kau tidak suka dengan pernikahan ini. Setidaknya bersikap baiklah dan jangan membuat masalah untuk ibu," kata Ibunya sangat kesal.
"Ibu lebih mencemaskan menantu ibu daripada putrimu sendiri?" Fara merasa cemburu dengan perhatian ibunya pada menantunya itu.
"Dengar Fara. Orang tua Vincent sudah sangat berjasa pada keluarga kita. Bahkan mau menerimamu sebagai menantu dirumah mereka? Kau tahu, bahkan status kita seperti bumi dan langit. Tapi mereka menerimamu dengan baik dan menghormatimu? Apakah ini balasanmu?"
"Ibu, lagi-lagi ibu berbicara tentang balas Budi. Kebaikan mereka dengan menikahkan ku pada putranya? Apakah aku seperti dijual?"
"Jika saja kau bukan putriku. Aku pasti akan menamparmu? Kau dijual? Apakah ibu menerima uang dan menjualmu pada mereka? Kau memang keterlaluan. Perbaiki cara berfikirmu dan bersikaplah dewasa," kata ibunya geram.
"Ayo kita keluar. Dan bersikap baiklah pada suamimu. Terutama saat didepan mertuamu," kata ibunya mengajak Fara keluar. Fara diam saja dan hanya menurut saja apa yang dikatakan ibunya.
Vincent dan kedua orang tuanya sedang duduk diruang tamu saat Fara turun dari tangga.
Vincent segera bangun dan entah kenapa langsung menggandeng tangan Fara. Vincent tersenyum pada semua orang sambil menunjukkan sikap baiknya jika dia sangat mencintai istrinya.
Ayahnya merasa lega dan saling berpandangan dengan istrinya. Sementara Fara terkejut dan ternganga melihat sikap Vincent yang mendadak berbeda. Bahkan memperlakukanya dengan sangat baik didepan kedua orang tuanya.
"Aku akan membuat jus untuk kalian semua, tadi, Fara memetik buah strawberry dari kebun belakang rumah," kata Vincent dan Fara akan bangun membantunya.
"Tidak, istriku, kau tetaplah duduk disini, biar aku yang akan membuat jus. Hanya membuat jus, itu sangat mudah bukan?" kata Vincent mengedipkan mata pada Fara dan dan Fara segera tahu artinya. Apalagi jika tidak cari muka, itu yang ada dalam benak Fara.
Vincent kedapur. Fara berbicara dengan kedua mertuanya.
"Fara, sering-sering minum susu ini, ibu membawa oleh-oleh ini untukmu dan Vincent agar kalian segera memberikan kami momongan," kata mama mertuanya.
Fara ternganga dan terkejut.
"Tadi, mama juga sudah berbicara dengan Vincent. Dia mau minum ini, dan kau juga, minum, jangan lupa ya? Diminum saat akan tidur dimalam hari," kata mama mertuanya.
Fara semakin ternganga lebar. Lalu ibunya menginjak kaki putrinya agar bersikap baik.
"I-iya. Baiklah, saya akan meminumnya," kata Fara tersenyum.
"Oh ya, jika kamu sudah tidak mendapatkan tamu bulanan nanti, jangan lupa. Mama ingin orang yang pertama kali mendapat kabar gembira itu, Ngga papa kan Bu Rina, saya yang diberi tahu duluan?" kata ibu Mertuanya pada besannya.
"Ohh, iya...saya juga sangat berharap segera mendapatkan cucu dari pernikahan mereka berdua," kata Bu Rina tertawa bahagia bersama besannya.
Tidak lama, Vincent keluar dengan jus diatas nampan.
"Istriku, ini untukmu. Banyak susunya agar kau sehat dan subur, tentu kau tahu bahwa kedua orang tua kita sudah sangat ingin menimang cucu," kata Vincent melirik pada Fara yang menatapnya tajam.
"Ohh, menantuku ini. Kau sangat perhatian pada istrimu. Semoga kalian selalu bahagia," sambung Ibu Rina menatap pada menantunya.
Fara semakin kesal melihat akting Vincent yang berlebihan.
Dia lalu meminum jus itu, dan tiba-tiba tersedak hingga membuat semua orang menatapnya.
"Uhuk!"
"Ohh, biar aku ambilkan minum," kata Vincent menatap Fara dan memberinya minum dengan tanganya.
Terlihat romantis dan manis Dinata kedua orang tua mereka. Melihat Vincent memberi minum istrinya dan menatapnya dengan hangat.
"Sudah, terimakasih," kata Fara menatap Vincent tetap dengan tatapan tajam penuh kekesalan.
"Bagaimana rasanya? Apakah terlalu asam?" tanya Vincent setelah semua orang meminum jusnya.
Mereka semua saling berpandangan dan tertawa tipis.
"Ada apa? Apakah tidak enak?" Vincent lalu meminum miliknya sendiri dan menyemburkannya.
"Oowweekkk! Asam sekali, astaga. Aku lupa memberikan gulanya,"
"Hahahaha, tidak masalah. Kami tambahkan sendiri gulanya. Dan cukup sedikit saja. Kami diet gula," kata papanya saling berpandangan dengan istrinya.
Fara yang langsung minum dalam jumlah banyak menatap tajam pada suaminya.
"Maafkan aku, aku benar-benar lupa,"
"Tidak papa menantu, setelah kami tambahkan sedikit gula, rasanya sangat enak," kata ibu Rina, mertuanya.
"Aku tambahkan sedikit gula di jus mu, minumlah," kata Vincent menambahkan gula digelar yang tadi diminum Fara.
"Tidak, nanti saja," kata Fara lalu diinjak oleh ibunya agar menghabiskan jus itu demi menyenangkan hati suaminya.
"Tapi ibu,...."
"Iya nak, Fara akan menghabiskanya. Dia dari tadi merasa haus dan ingin jus yang segar," ibunya lalu mengambil gelas itu dan memberikanya pada Fara.
Fara terpaksa menghabiskanya dan memang benar, setelah ditambahkan gula, rasanya menjadi enak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments