GHT 17. Mengalahkan Bajul

Hari dan Akbar terus berlari, sesekali kepala Akbar terus mendongak ke atas melihat ke arah langit. Seperti yang di katakan oleh ayahnya tepat saat sang bulan berada di puncaknya maka saat itulah ritu4l persembahan akan di laksanakan. Sementara kastil yang di maksud oleh mbak Kunti jaraknya masih lumayan jauh dari tempat mereka sekarang berada.

'Huh, seandainya dulu aku tidak sakit dan bisa berpuasa 40 hari seperti ayah. Mungkin langkahku akan seringan kapas!' batin Akbar yang sedikit menyesal karena tidak mendengarkan nasehat sang ayah untuk tetap menjaga kesehatan nya dengan makan dan minum yang sehat.

Saat itu Akbar sedikit nakal dan malah minum, minuman dingin bahkan makan makanan cepat saji hingga saat ayahnya mengajaknya melakukan puasa selama 40 hari, dia malah jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan seperti ayahnya.

"Akbar, Hari hati-hati!" seru mbak Kunti.

Tapi baru saja Akbar akan melihat ke arah mbak Kunti, pandangannya dengan cepat beralih pada puluhan cahaya merah yang melesat dengan cepat yang terbang mendekat ke arah mereka.

"Astagfirullah!" pekik Hari ketika tangannya tergores sesuatu yang terasa panas.

"Kak Hari, kemari!" seru Akbar yang langsung mengusap wajah Hari. Membuka mata batin Hari.

Kalau pada Hari, Akbar hanya akan memakai setengah dari kekuatan nya saja. Karena Hari memang sudah ada bakat, hanya saja Hari memang tidak bisa mengasahnya. Dahulu dia dihadapkan dengan dua pilihan oleh ustadz Omar, ingin bisa menguasai ilmu hipnotis atau terbuka mata batinnya. Dan pilihan Hari pada saat itu jatuh pada ilmu hipnotis. Karena dia pikir ketiga temannya dalam tim yang sama sudah terbuka mata batinnya. Apalagi dia punya kamera warisan leluhur nya yang bisa melihat dan mendengarkan mahluk halus.

Tapi kalau bertarung secara berhadapan begini, akan sangat merepotkan jika hanya mengandalkan kamera saja. Hari langsung membuka matanya, melihat banyak siluman yang berada di depannya. Dengan cepat dia langsung menyimpan kameranya dan meraih tongkat kuning senjata pusaka miliknya. Sedangkan Akbar bertarung dengan tangan kosong dan terus membaca doa.

Ustadz Omar selalu berkata, doa adalah senjata paling kuat bagi orang muslim. Dan Akbar sangat memegang teguh hal itu.

"Mereka benar-benar tidak ada habisnya!" keluh Hari yang sudah merasa telah memusnahkan puluhan siluman banteng, tapi tetap saja terus datang lagi dan datang lagi.

"Kak Hari, waktu semakin sempit. Bisakah kak Hari mengatasi para siluman banteng ini, aku akan terus bergerak ke arah kastil?" tanya Akbar yang merasakan perasaannya semakin tidak enak tentang Camelia.

"Pergilah, aku akan atasi mereka. Mbak Kunti, pergilah bersama Akbar!" seru Hari.

Mbak Kunti yang membantu sebisanya juga ikut mengalahkan beberapa siluman banteng. Setelah mendengar ucapan Hari. Mbak Kunti lantas membuka jalan untuk Akbar, dia mengeluarkan teriakan melengking yang menjadi andalannya mengahadapi makhluk halus yang jahat.

Suara lengkingan itu begitu memekakkan telinga, Akbar sampai harus menutup telinganya begitu pula Hari. Namun setelah para siluman yang ada di depan Akbar musnah. Mbak Kunti langsung berhenti.

"Kak Hari, hati-hati!" seru Akbar yang langsung berlari mengikuti mbak Kunti.

Saat ada dua siluman banteng yang akan mengejar Akbar, Hari langsung bersalto ke depan dua siluman itu.

"Hei siluman, tidak dengar kata Akbar. Kalian hadapi aku!" seru Hari dengan penuh percaya diri.

Hari masih terus berusaha memusnahkan siluman banteng yang sepertinya jumlahnya semakin berkurang. Dengan tongkat bambu kuning di tangannya, dia memukul, menyabet dan menjag4l siluman-siluman banteng yang ada di dekatnya.

Tapi ketika Hari baru saja menghela nafas lega karena jumlah siluman banteng yang akan dihadapi semakin berkurang, tiba-tiba dari arah depan Hari mendengar suara tertawa yang menggelegar.

"Ha ha ha, hanya manusia rendah4n beraninya menghabisi pasukan ku!" teriak sosok besar dengan tinggi hampir 3 meter dan kepalanya seperti banteng dengan tanduk yang menyala.

"Sekarang hadapi aku kalau kamu mampu manusia!" teriak Bajul, raja siluman banteng.

Hari yang masih mengatur nafasnya karena cukup kelelahan, melihat ke arah siluman itu dengan mendongakkan kepalanya.

'Aku pasti bisa, bismillah!' ucap Hari dalam hatinya.

Dengan kaki besarnya, Bajul mulai mengangkat kakinya dan hampir menginjak Hari. Namun dengan cepat Hari bersalto dan dapat lepas dari bahaya yang mengancamnya. Hari juga masih berusaha melawan beberapa siluman banteng yang tersisa.

"Untuk inilah aku di latih selama ini oleh ustadz Omar, aku tidak boleh mengecewakan nya!" gumam Hari yang terus berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Bajul berusaha menginjak Hari lagi, tapi dengan cepat Hari menghindar, melompat ke belakang dan memukulkan tongkatnya dengan kuat ke arah kaki Bajul.

Tapi sepertinya pukulan yang bisa memusnahkan siluman banteng biasa itu tidak berefek sama sekali pada Bajul.

Hari menghela nafasnya karena tenaganya juga sudah banyak terkuras melawan puluhan siluman banteng biasa.

"Ha ha ha, apa kamu sedang menggelitik kaki ku manusia?" tanya Bajul yang membuat Hari menelan salivanya dengan susah payah.

'Dia kuat sekali, tidak bisa terus seperti ini. Kalau menghindar terus, tenaga ku juga akan habis!' batin Hari.

Merasa sudah rusak ada lagi siluman banteng biasa, Hari lantas berlari ke arah pepohonan. Bajul yang melihat Hari lari pun tertawa terbahak-bahak.

"Ha ha ha, takut manusia! ha ha ha tapi terlambat. Kau pasti akan mati malam ini!" seru Bajul yang berbalik dan bergerak menginjak pohon dimana tadi dia melihat Hari mengarah kesitu.

Tapi saat Bajul menginjaknya, sayangnya Hari sudah tidak berada di tempat itu. Hari tahu kalau Bajul pasti akan menginjak pohon tempat dia berlari. Karena itu dia bersembunyi di dekat batu, bukan karena takut, tapi Hari sedang mengeluarkan kameranya dan ingin mengetahui dimana letak kelemahan Bajul.

Setelah menghidupkan kameranya, Hari mengarahkannya pada Bajul, dengan menyetel mode malam.

Hari mulai dari bawah kaki Bajul lalu bergerak naik ke atas.

"Ketemu!" seru Hari senang melihat tanda merah di tengah leher bagian belakang Bajul.

Setelah itu Hari kembali menyimpan kameranya.

"Tapi bagaimana bisa sampai ke sana. Dia tinggi sekali!" gumam Hari.

Namun Hadi melihat sebuah batu yang tingginya nyaris bisa setara dengan Bajul. Hari berlari cepat ke arah batu itu. Bajul yang merasakan aura Hari pun berjalan ke arah batu itu. Setiap langkah Bajul sudah seperti sebuah gedung rubuh, suaranya cukup menggema dan rasanya kalau kita berdiri melamun, rasanya pasti seperti sedang berada di atas kapal yang di terjang ombak besar.

"Ha ha ha, manusia tamat lah kau!" teriak Bajul yang sudah tahu dimana keberadaan Hari.

Tapi baru dia akan meninju batu yang dia pikir disitulah Hari berada. Dia terkejut melihat kamera hari yang ada disana, dan...

Jlebbbb

Tongkat bambu kuning Hari sudah berhasil menusuk bagian kelemahan Bajul. Ternyata Hari sengaja menyalakan kameranya dan mengatur suara agar Bajul terkecoh.

"Alhamdulillah!" ucap Hari setelah Bajul menghilang setelah menjadi bayangan hitam lalu terbang bersama angin malam.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

Alhamdulillah Bajul dah mati🤭

2022-09-23

3

🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥

🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥

merinding
tapi seru
lanjut thor

2022-09-22

3

Ryea Ryubin

Ryea Ryubin

Alhamdulillah lanjut Thor😘😘

2022-09-22

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!