GHT 3. Hantu Nenek Genit

Ester sedang menunggu di dalam mobil milik Akbar. Di depan sebuah masjid di kampung itu, Akbar, Hari dan juga Camelia sedang melaksanakan sholat subuh.

Ester yang memang punya keyakinan berbeda dengan ketiga temannya pun menunggu sambil makan kue yang tadi berikan bapaknya Nurdin dengan sedikit memaksa agar mereka tidak menolaknya.

"Enak juga!" gumam Ester sambil melihat ke arah kue yang dia pegang.

Kue berbalut daun pisang dengan warna hijau dan isinya kelapa manis, kelapa parut yang di buat selai dengan gula merah. Kalau bahasa gaulnya enten-enten.

Tapi saat sedang menikmati kuenya, samar samar Ester mendengar suara seseorang sedang membahas. Ester awalnya tidak perduli tapi suara itu malah terdengar semakin kencang.

Merasa penasaran, Ester keluar dari dalam mobil. Ternyata benar, di belakang mobilnya ada sesosok makhluk yang dia tahu itu adalah hantu. Sosok wanita tua, rambutnya sudah putih, tergerai panjang. Wajahnya keriput pucat dengan mata merah sempurna. Hantu itu terus melayang-layang di sebelah mobil dengan terus menangis.

'OMG baru kelar loh. Ketemu lagi ma set4n gaje begini!' omel Ester dalam hati.

"Nek, nenek laper?" tanya Ester yang membuat hantu itu menoleh ke arah Ester dengan mata terbuka penuh.

"Ye, di tawarin makanan malah melotot!" protes Ester yang langsung melahap kue yang dia pegang sepenuhnya ke dalam mulutnya.

"Neng teh bisa lihat nenek?" tanya hantu nenek-nenek itu.

Karena mulut Ester penuh dengan kue, Ester hanya mengangguk saja. Setelah dia menelan semua makanan nya dia baru bicara.

"Iya nek bisa, nenek kenapa nangis subuh-subuh gini? kalau emang nenek kepanasan jangan deket-deket mesjid mangk4lnya!" seru Ester yang membuat nenek itu malah nangis semakin kencang.

Suara tangis makhluk halus dengan suara tangis manusia itu sangat berbeda. Kerasnya suara tangis makhluk halus itu melengking dan bisa memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya.

Ester langsung menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

"OMG nek, plis deh. Gak usah lebay, udah nenek-nenek juga!" kesal Ester yang memang sifatnya keras dan sulit bersikap lembut pada orang lain, apalagi pada para hantu.

Tapi bukannya diam dan menjelaskan apa masalahnya, hantu nenek itu malah semakin kencang menangis. Akbar dan Camelia yang memang bisa merasakan kehadiran hantu nenek itu bergegas keluar dari masjid setelah selesai sholat subuh. Sementara Hari, dia yang memang tidak bisa mendengar secara langsung masih khusyuk berdoa sambil memejamkan matanya di dalam masjid.

"Ada apa nih?" tanya Akbar.

Hantu nenek itu langsung diam dan bersikap sok manis ketika melihat Akbar yang merupakan sosok pemuda tampan dengan wajah Baby face.

Ester yang melihat tingkah hantu nenek-nenek itu langsung menggidikkan bahunya. Tadi ketika melihat wajah pucat dan menyeramkan hantu nenek itu, Ester tidak takut. Tapi ketika melihat w

ekspresi genit wajah pucat dan keriput di nenek hantu. Ester jadi merinding.

'Bener-bener Gaje ni set4n!' batin Ester.

"Kasep, kasep teh bisa lihat nenek juga?" tanya nya dengan gaya yang berbeda saat nenek hantu itu bertanya pada Ester.

Tadi sewaktu nenek itu bertanya pada Ester, ekspresi nya melotot dan tampak menyeramkan. Tapi saat bertanya pada Akbar, dia malah tampak genit dan seakan lupa kalau dia itu sudah nenek-nenek.

Camelia yang baru datang hanya diam dan menyimak apa yang terjadi.

"Iya nek, nenek kenapa? nyasar? udah hampir pagi loh ini. Gak pulang?" tanya Akbar berbasa-basi.

"Nenek sedih, nenek tuh pengen kayak orang-orang yang terkenal di tok tok itu. Nenek pengen piral!" ucap nenek itu yang membuat Ester tak bisa menahan tawanya.

"Bhuahaaaaahaaa...!"

Camelia juga tersenyum sambil memalingkan wajahnya dari si nenek.

"Makin gaje aja tahu gak, kita tuh udah nolongin banyak setan yang hampir 70 persen kelakuan nya gaje gini nih!" ucap Ester lalu melanjutkan lagi tawanya.

Sedangkan Akbar hanya bisa menghela nafasnya panjang.

"Nek, nenek itu sudah meninggal. Nenek harus bisa iklhas dan melupakan semua urusan duniawi nek. Mereka yang piral itu hidupnya juga belum tentu enak, itu hanya godaan sesaat nek. Kebahagiaan singkat, kalau nenek terus berharap dan tidak bisa melepaskan h4srat duniawi, nenek tidak akan bisa naik ke alam atas. Nenek akan membuat anak cucu nenek selalu ingat dan sedih pada nenek!" kelas Akbar panjang lebar.

Saat Akbar menjelaskan semua itu, Camelia dan Ester diam. Mereka juga mendengarkan ucapan Akbar yang begitu lembut dan menenangkan.

Hari pun selesai berdoa dan keluar dari masjid. Melihat ketiga temannya berkumpul dan Akbar seperti bicara dengan seseorang atau sesuatu, Hari langsung mengeluarkan kameranya.

Melihat sosok hantu di depannya, Hari langsung diam dan ikut menyimak apa yang di katakan Akbar.

"Di sini bukan lagi tempat nenek, disini nenek akan banyak kesulitan dan tidak akan bisa tenang!" lanjut Akbar membuat nenek hantu itu menunduk diam.

Nenek hantu itu melihat wajah Akbar lalu tersenyum.

"Iya kasep, semua perkataan kasep benar!" ucapnya lalu melihat ke arah kamera yang Hari pegang.

"Tapi boleh tidak sebelum nenek pergi, nenek Selfi dulu sama kasep dan anak ganteng yang pegang kamera itu!" pinta nenek hantu.

Hari langsung terkesiap. Selama ini belum pernah dia foto Selfi dengan hantu. Sementara itu Camelia dan Ester saling pandang lalu memasang ekspresi mengejek sang nenek hantu.

"Udah gue duga tuh! ngadi-ngadi kan maunya tuh nenek!" celetuk Ester.

Camelia hanya terkekeh mendengar keluhan Ester. Lalu dia berinisiatif mengambil kamera yang di pegang Hari.

"Yok kak, gas keun. Abis ini kita cari sarapan. Laper gue!" ucap Camelia yang langsung mengarahkan kamera itu pada Akbar dan si nenek.

"Buruan sono kak!" ucap Camelia mengarahkan tangannya pada Hari agar berdiri dekat Akbar.

Hari lalu berjalan ke samping Akbar. Tapi saat Camelia akan memotret si nenek hantu berkata.

"Nenek di tengah dong!" ucapnya membuat Camelia terkekeh lagi.

"Eh kenapa ketawa?" tanya Hari bingung karena tanpa kameranya dia tidak bisa mendengar atau melihat hantu.

"Gak papa, yok Akbar!" ucap Camelia.

Akbar pun pindah posisi dan membiarkan nenek hantu itu di tengah. Dengan jari telunjuk dan jari tengah yang di letakkan di atas kepala Akbar pun berpose.

"Say buncis!" kata Camelia.

Cekrek

Nenek hantu itu berpose malu-malu dan melirik ke arah kamera.

'Ya ampun, kok gue sedih banget ya lihat si nenek!' batin Camelia dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Setelah keinginan terakhir nya terwujud, perlahan sosok hantu nenek itu naik ke alam atas. Sambil tersenyum nenek itu memperlihatkan sebuah bayangan pada Camelia, ketika dia meninggal dia sedang membelikan ponsel untuk cucunya, yang selalu merajuk minta ponsel baru untuk membuat konten. Nenek itu meninggal tertabrak mobil saat akan membawa ponsel itu pulang untuk cucunya. Tepat di depan masjid itu.

"Akkhhh!" Camelia menekan dadanya dengan kuat.

Akbar langsung mendekati Camelia.

"Dapat bayangannya?" tanya Akbar dan Camelia langsung menunduk.

"Nenek itu meninggal saat akan memberikan ponsel baru untuk cucunya...!" lirih Camelia dengan air mata yang sudah menetes dikedua sudut matanya.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

horor , melow , bikin ketawa🤭

2022-09-17

4

TK

TK

owalah 😭😭😭

2022-09-16

2

TK

TK

ini ke tekan enternya

2022-09-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!