GHT 7. Mempertemukan Darren dan Renata

Mbak Kunti terus melihat ke arah jendela, berharap Hari dan teman-teman segera tiba. Karena kondisi mommy nya Darren benar-benar sudah sangat mengkhawatirkan.

Mata mbak Kunti yang memang sudah be'lok pun tambah dia buat melebar lagi ketika melihat mobil Akbar di depan gerbang.

Seorang penjaga gerbang dan seorang satpam keluar dari dalam gerbang dan menghampiri mobil Akbar karena tak pernah melihat mereka atau mobil mereka sebelumnya.

"Selamat siang, kalau boleh tahu siapa nona dan tuan muda ini. Ada kepentingan apa dan ingin bertemu siapa datang ke mansion Reggae?" tanya satpam yang berbadan kekar tapi cukup sopan.

Camelia dan Ester sempat saling pandang, tapi mereka menyerahkan urusan ini pada Hari. Hari keluar dari dalam mobil lalu mengulurkan tangannya pada satpam dan penjaga gerbang itu.

"Selamat siang menjelang sore pak, nama saya Hari!" ucapnya dan tangan Hari pun di sambut oleh kedua orang yang berada di depannya itu.

Setelah menjabat tangan Hari mereka berdua tiba-tiba melihat ke arah Hari dan langsung diam, mulut mereka tertutup rapat.

Merasa yakin kedua orang di depannya sudah berada dalam pengaruhnya. Hari pun berkata.

"Pak, tolong bukakan pintu gerbangnya ya, kami mau masuk!" ucapnya sopan.

Dan kedua orang yang berada di hadapan hari itu pun langsung menganggukkan kepala mereka dengan cepat. Setelah melihat anggukan kepala dari kedua orang di hadapannya. Hari pun masuk kembali ke dalam mobil Akbar. Dan Akbar segera melajukan mobilnya masuk setelah pintu gerbang terbuka lebar dan segera melaju menuju ke depan teras rumah besar itu.

Akbar dengan cepat turun dari dalam mobil, begitu pula dengan ketiga orang temannya yang juga terburu-buru menuju ke arah pintu masuk mansion keluarga Reggae.

Setelah berada di depan pintu Akbar langsung memberi salam sedangkan Ester mengetuk pintu rumah itu dengan sangat kencang.

"Ester, selow... pintu rumah orang bisa jebol kalau kamu ketuk pintunya kayak gitu!" tegur Akbar.

"Ish, anak ustadz. Ceramahnya nanti aja bisa enggak! nyawa orang nih!" bantah Ester.

Tak lama setelah Ester mengetuk pintu dengan kencang dan juga perdebatan kecil mereka. Pintu rumah itu terbuka, menampakkan seorang maid yang terlihat bingung.

"Selamat siang, kalian siapa?" tanyanya dengan wajah yang sendu.

Jelas terlihat kalau maid ini dalam keadaan sedih.

"Kami teman Darren, mau ketemu sama nyonya Renata. Mommy nya Darren, penting!" jawab Akbar dengan cepat.

Maid itu langsung mempersilahkan keempat orang itu masuk ke dalam rumah besar itu. Dengan cepat maid itu menaiki anak tangga lalu menuju ke lantai dua dimana kamar Renata berada.

"Darren ada di kamar mommy nya, sepertinya kondisi mommy nya sangat parah!" bisik Camelia yang mampu merasakan apa yang sedang Darren dan mbak Kunti rasakan di kamar Renata.

"Sebentar...!" ucap Hari yang langsung menghampiri seorang maid yang sedang membawakan Akbar dan yang lain minuman.

"Cepat hubungi dokter keluarga ini, katakan pada dokter itu, ini urgent!" seru Hari setelah meletakkan tangannya di pundak maid itu.

Hari lantas mengambil nampan yang di atasnya ada empat gelas jus jeruk dan membawanya ke arah teman-temannya.

Sementara itu di lantai dua sedang terjadi perdebatan antara kepala maid dengan Roni. Kepala maid itu mengatakan pada maid yang tadi menyampaikan kalau ada teman Darren yang ingin bertemu dengan Renata, dan kepala maid itu mengijinkan mereka untuk menemui Renata. Tapi sebaliknya Roni malah mengatakan kalau mereka tidak boleh ke lantai atas, karena siapa tahu mereka itu orang jahat.

"Tapi tuan, mungkin saja mereka tahu dimana tuan muda!" bantah Kepala maid yang sudah tua itu.

"Aku bilang tidak boleh ya tidak boleh...!" bentak Roni pada kepala maid.

Hari dan Akbar yang mengerti situasi ini, pun segera mengajak Ester dan Camelia menaiki anak tangga menuju lantai dua.

Melihat mereka naik ke lantai dua, Roni geram dan segera berteriak memanggil para penjaga.

"Penjaga!" teriak Roni.

Namun baru satu kali Roni berteriak, Hari berlari dengan cepat dan menepuk lengan Roni.

"Diam!" seru Hari dengan mata sedikit melotot pada Roni.

Roni pun terdiam, dan Akbar segera mendobrak pintu kamar Renata.

"Maaf semuanya, tapi saya harus dobrak pintu ini. Nyonya Renata sudah hampir tak sadarkan diri di dalam!" jelas Akbar sambil terus mendobrak pintu.

Hari masih belum bisa membantu Akbar, karena kalau dia mengeluarkan tenaga lebih besar lagi, pengaruhnya pada penjaga, satpam dan Roni akan memudar. Dan itu pasti akan lebih merepotkan lagi.

Para maid juga hanya diam, karena mereka pun sudah lama ingin mendobrak pintu itu, hanya saja Roni selalu melarang mereka.

Brakk

"Nyonya... nyonya Renata!" teriak kepala maid begitu pintu terbuka dan melihat majikannya sudah tergeletak di lantai tak berdaya.

"Panggil dokter... cepat!" teriak kepala maid itu. Tapi salah satu maid sudah bilang telah memanggil dokter.

Para maid langsung membantu Renata untuk kembali ke atas tempat tidurnya, tubuhnya Renata sepertinya demam. Para maid langsung mengambil kain dan air di dalam wadah untuk mengompres Renata yang badannya dan keningnya sangat panas.

Darren pun mengusap air matanya, dia bersyukur Ghost Helper Team datang tepat waktu.

"Darren...!" lirih Renata.

Camelia yang memang berhari lembut bahkan sudah banjir air mata. Sementara Ester terlihat geram melihat seorang wanita yang baru datang tapi langsung menatap tak suka ke arah Akbar dan yang lain.

Ester pun mendekati Darren dan bertanya.

"Siapa dia? orang baik atau orang jahat?" tanya Ester.

"Sekertaris mommy, dia jahat!" jawab Darren sambil menatap tak suka pada Heni.

Ester langsung mendekati Heni.

"Mau apa kamu, siapa kalian. Kalau kalian macam-macam saya lapor polisi ya!" gertak Heni.

Tapi sebelum dia bisa meraih ponsel dari tasnya, Ester segera memukul tengkuk Heni hingga dia pingsan.

Para maid terkejut dengan apa yang di lakukan empat remaja itu.

"Bagaimana? apa bisa Darren bicara pada mommy nya sekarang?" tanya mbak Kunti.

"Dia masih lemah kakak Kunti, kalau dipaksa maka Akbar bisa... !"

Tangan Akbar langsung terangkat di depan Camelia yang tadi menjawab pertanyaan dari mbak Kunti.

"Tidak apa-apa, nyonya Renata tidak akan mau di obati ataupun makan kalau dia belum bicara dengan Darren!" ucap Akbar yang membuat Camelia merasa cemas, tapi tak bisa menahan teman satu tim nya itu juga.

Akbar lalu berdiri di dekat Renata yang masih terbaring.

Kepala maid memberikan ruang bagi Akbar, karena dia yakin Akbar dan teman-temannya orang baik.

Akbar membaca doa, lalu meletakkan tangannya di kening Renata. Setelah itu Akbar berkata.

"Nyonya Renata, lihat ke arah sana!" ucapnya sambil menunjuk ke arah kanan Renata.

Air mata Renata mengalir deras setelah melihat ke arah yang di tunjukkan oleh Akbar.

"Darren...!" lirihnya membuat para maid saling pandang karena merasa bingung.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

TK

TK

😭😭🤧

2022-09-23

2

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

Ester 👍

2022-09-17

3

Malik CM

Malik CM

Human mendominasi ya

2022-09-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!