Akbar, Camelia dan mbak Kunti akhirnya muncul di sebuah pondok kecil yang letaknya lumayan jauh dari rumah utama Akbar. Tapi masih tetap di kawasan rumah Akbar.
Saat mereka bertiga muncul, Hari sudah ada di sana dan sedang duduk di samping ustadz Omar.
"Assalamualaikum!" sapa ketiganya.
Ustadz Omar dan Hari pun langsung membalas salam doa dari mereka.
"Waalaikumsalam!" Jawa ustadz Omar dan juga Hari bersamaan.
"Mel, kamu baik-baik saja?" tanya Hari yang memang sangat cemas.
Hari cemas karena setelah mengirim suara batin dan lorong putih padanya, ustadz Omar juga mengatakan kalau Camelia sedang di cekik oleh sesosok siluman. Dan dia tidak bisa banyak bicara pada Hari karena akan membantu kecepatan Akbar sampai pada Camelia.
Camelia mengangguk, lalu dia duduk di sebelah Hari. Sedangkan Akbar duduk di samping ayahnya. Sementara mbak Kunti, dia memilih nangkring di salah satu tiang penyangga pondok.
"Sebelum kalian ingin mempelajari semua ilmu kebatinan ini, aku sudah sampaikan pada kalian kalau suatu saat lawan yang akan kalian hadapi akan lebih kuat dan mungkin saja kalian akan terluka. Jika selama ini lawan yang kalian temui untuk menyelesaikan misi kalian hanya para preman pasar, atau para hantu gentayangan. Kali ini ada entitas kekuatan yang cukup besar, kemungkinan dia memang mengincar kalian karena tidak senang kalian membantu para hantu gentayangan mencapai alam atas. Jadi mereka kekurangan pengikut!" jelas ustadz Omar yang memang selalu bicara dengan gaya bahasa santai dan mudah di mengerti.
Hari bahkan mengernyitkan keningnya.
"Jadi siluman yang menculik Camelia itu sebenarnya tidak ingin menjadikan Camelia persembahan? hanya ingin memancing kita ke sana agar mereka bisa memusnahkan kita?" tanya Hari.
Ustadz Omar lalu menggelengkan kepalanya perlahan.
"Tidak juga, mereka memang butuh 15 korban setiap tanggal 15. Itu akan membuat mahkluk yang di panggil pangeran Baka itu tetap kuat dan hidup abadi. Sayang sekali ya, padahal kalau mereka sekolah di pesantren mereka juga akan faham kalau tidak akan ada kehidupan abadi kecuali kehidupan di akhirat!" ucap ustadz Omar yang membuat Akbar memegangi kepalanya lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Abah, ya kali set4n masuk pesantren?" tanya Akbar yang tidak habis pikir pada kata-kata sang ayah.
"Ustadz, di sana banyak manusia. Apa mereka selama pengaruh pangeran Baka itu?" tanya Camelia penasaran.
Ustadz Omar langsung manggut-manggut sambil memegangi jenggot putihnya yang belum begitu panjang.
"Mereka memang terpengaruh ilmu hitam, mereka adalah orang-orang yang kebanyakan mengatakan kalau mereka adalah paranorm4l atau duk0en. Tapi sayang kemampuan yang mereka punya di pakai untuk cara salah, memang tidak semua seperti itu, tapi kebanyakan mereka menyalahgunakan kemampuan mereka, untuk lebih terlihat luar biasa tentu saja para dukoen yang tidak mau susah payah belajar memilih ilmu instan yang di berikan pangeran Baka setelah mereka melakukan persembahan. Padahal di dunia ini tidak akan ada yang instan kecuali kopi dan mie!" jelas ustadz Omar panjang lebar tapi lagi-lagi di ujung kalimat nya dia menyelipkan kata-kata yang lagi-lagi membuat Akbar menepuk jidatnya sendiri.
Dari semua yang hadir di tempat itu, hanya mbak Kunti yang terkekeh. Yang lain tidak berani. Karena mereka tahu kalau apa yang dikatakan ustadz Omar memang benar.
"Setelah kalian pulang, mandilah dan shalat dua rakaat. Aku akan kirimkan doa yang harus kalian baca agar pangeran Baka itu tidak bisa mengganggu kalian atau masuk ke dalam mimpimu lagi Mel!" ucap Ustadz Omar yang langsung melihat ke arah Camelia.
Sontak saja Camelia terkejut, karena dia merasa belum pernah menceritakan itu pada ustadz Omar. Dan hal itu juga membuat Akbar dan Hari bersamaan menoleh ke arah Camelia.
"Jadi dia mengganggu mu lewat mimpi juga?" tanya Hari.
"Iya kak!" jawab Camelia mengangguk pelan.
"Kalian boleh pergi, jangan cemaskan Ester. Dia akan baik-baik saja, karena dia tidak pernah berdekatan dengan pangeran Baka, dan di Baka itu juga tidak bisa mengganggu nya. Baka tidak suka wanita yang galak!" ucap ustadz Omar lagi dan kali ini Akbar, Hari dan Camelia hanya bisa menggelengkan kepalanya mereka bersama.
Mbak Kunti bahkan sangat puas tertawa ketika terbang melayang di samping Camelia, Akbar dan Hari keluar dari rumah Akbar.
"Hi hi hi hi... hi hi hi...!"
"Awas keselek kakak Kunti!" ucap Camelia.
"Abah ustadz mah ya, gak bisa berkata-kata kakak Kunti. Dia itu dulunya mau jadi pelawak tapi dimasukin ke pesantren ya sama nenek dan kakek kamu ya Akbar?" tanya mbak Kunti.
Akbar hanya berdecak kesal. Karena ayahnya memang seperti itu. 100 persen ceramahnya, 30 persen saja yang bisa membuat orang menangis haru dan sedih. 70 persennya lagi orang akan tertawa.
Malam itu pun, lebih tepatnya dini hari. Hari mengantar Camelia pulang. Dan mereka segera melakukan apa yang di perintahkan oleh ustadz Omar.
Beberapa hari kemudian, ketika mereka berempat nongkrong bersama di sebuah perpustakaan. Sebenarnya bukan hanya nongkrong-nongkrong saja. Mereka juga sedang membantu Hari mengumpulkan bahan untuk klipingnya tentang tarian tradisional di seluruh Indonesia.
Waktu kala itu menunjukkan pukul 15.00 WIB sore. Akbar tertidur saat sedang membaca buku. Dan Ester juga Camelia sedang mengedit beberapa gambar di laptop milik Hari. Sementara Hari sedang mencari beberapa buku sejarah kesenian untuk referensi.
Tapi tak lama kemudian, Ester menghentikan kegiatannya. Camelia juga mengangkat harinya yang tengah mengetik di laptop itu.
"Mel, lu juga ngerasa kan?" tanya Ester memastikan kalau bukan hanya dirinya yang merasakan aura pekat sosok dari dimensi lain.
Pengawas perpustakaan umum yang tadinya berada di mejanya juga langsung berlari ke arah Camelia dan Ester.
"Dek... dek... kok dari tadi ibu merinding deh di sana. Ibu di sini dulu ya sama kalian!" ucapnya.
Camelia pun langsung tertawa.
"Oh ibu masuk angin kali, ibu sudah makan siang belum?" tanya Camelia.
"Sudah kok, tapi emang udah beberapa hari ini nih, dua atau tiga hari ini lah. Tiap jam segini tuh kalau abis ada angin kenceng di depan pintu, ibu merinding terus. Kemarin sih ada dua temen ibu yang nemenin, sekarang mereka lagi ijin kondangan. Ibu di sini dulu deh!" jelas ibu penjaga perpustakaan.
"Ya udah bu, sini duduk!" tawar Ester menggeser kursi untuk ibu pengawas perpustakaan itu.
Tapi saat ibu itu duduk, Ester dan Camelia melihat sesosok hantu pria dengan pakaian yang sudah compang camping terus memperhatikan ibu itu dari samping.
Si hantu tidak tahu kalau Ester dan Camelia bisa melihatnya. Hadi dia tidak menghiraukan nya. Tapi karena kesal si hantu pria itu memunggungi nya dan menutupi pandangan nya dari sang ibu. Ester pun menegurnya.
"Eh, om set4n. Ngapa lu lihat-lihat tuh ibu pengawas perpustakaan. Lu naksir?" tanya Ester yang sontak membuat set4n itu menoleh ke arah Ester dengan tatapan bingung.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
🍁𝕬𝖓𝖉𝖎𝖓𝖎•𖣤᭄æ⃝᷍𝖒❣️HIAT
ngakak sama ester
2022-10-10
2
Septh_Ana
Ini cerita mau di bawa kemana sih sister ku sayang, kenapa jadinya ustadz Omar bapaknya Akbar juga jadi oleng gitu sih 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2022-09-24
5
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
om setan 🤣🤣🤭
2022-09-24
5