Tanpa menunggu lagi Akbar dan Hari membuat agar mbak Kunti mengantarkan mereka ke hutan yang dia maksud. Meninggalkan Ester dan Nadin di dalam mobil Camelia. Karena saat diperiksa oleh Akbar, Nadin sudah tidak dalam kondisi di kuasai oleh makhluk halus lagi. Sepertinya kesurupan Nadin itu hanya sebuah pancingan untuk Camelia dan juga Ester.
Pasalnya saat Camelia mencari Nadin, Ester mengatakan Camelia merasa harus ke tempat itu, ke tempat pembakaran sampah itu. Yang artinya makhluk itu memang sudah mengincar Camelia.
Akbar melakukan mobilnya dengan cepat mengikuti ke arah mana mbak Kunti terbang. Dan ketika mereka sudah tiba di dekat hutan. Jambrong yang memang adalah penjaga pintu masuk hutan itu segera menghadang mereka dengan menumbangkan sebuah pohon. Padahal itu hanya ilusi semata.
Brukk
Sebuah pohon besar terlihat tumbang di depan mobil Akbar. Untung saja keahlian mengemudi Akbar sudah mumpuni jadi dia tidak membanting setir ataupun melakukan hal yang bisa membahayakan dirinya dan juga Hari.
"Itu hanya ilusi, lihat pohonnya ada dua!" jelas Hari yang melihat kalau dari arah akar pohon itu, masih ada pohon yang berdiri tegak disana.
"Astagfirullah hal adzim!" ucap Akbar.
Tapi meskipun pohon itu hanya ilusi sungguh terlihat begitu nyata.
Mbak Kunti yang menyadari kalau ada yang mengganggu Akbar dan Hari segera berbalik dan menghampiri mereka.
"Kalian tidak apa-apa?" tanya mbak Kunti sambil melayang di samping kaca jendela mobil Akbar.
"Tidak apa-apa kakak Kunti, ayo lanjutkan!" jawab Akbar.
Dengan membaca doa, akhirnya Akbar tetap melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Jambrong yang melihat satu jebakannya di lewati dengan mudah mendengus kesal.
Jambrong adalah anak buah pangeran Baka yang ditugaskan menjaga pintu masuk bagian timur ini. Dan selama ini tipuan ilusinya itu selalu berhasil, terkadang membuat orang kecelakaan. Terkadang membuat orang lari dari kendaraan mereka dan meninggalkan nya disana hingga mengambilnya lagi di siang hari dengan membawa banyak orang. Terkadang malah kecelakaan yang sangat mengenaskan hingga ada korban jiwanya.
Dan kali ini Akbar juga Hari lolos begitu saja, Jambrong amat sangat tidak senang. Apalagi tadi mereka datang bersama dengan gebetannya si mbak Kunti. Jambrong makin tidak senang lagi.
Jambrong pun membuat jebakan kedua, setan itu berubah menjadi raksasa batu dan menghadang jalan Akbar dan Hari dengan duduk di tengah jalan yang akan di lalui oleh mobil Akbar.
Kali ini Akbar dan Hari berhenti, begitu pula mbak Kunti.
"Heh Jambrong, ngapain duduk di situ. Minggir gak!" seru mbak Kunti dengan nada tegas.
Akbar dan Hari melihat ke luar jendela mobil mereka. Ketika melihat mbak Kunti seperti bicara pada sosok batu besar yang ada di depan jalan mereka.
"Sedang bicara dengan batu, wah kakak Kunti punya hobi baru ya?" tanya Akbar mencoba mencairkan suasana yang mencekam.
Hari hanya tersenyum kecil. Dengan kameranya, dia melihat kalau yang di depan mereka itu bukan batu. Tapi lebih pada sosok yang tembus pandang, transparan dengan salur-salur yang aneh dan dengan melihatnya saja, Hari bisa merasakan hawa dingin yang menyeng4t tubuhnya.
"Bukan batu Akbar, lihat ini!" ucap Hari yang meminta Akbar melihat ke arah kameranya.
Kamera milik Hari itu memang ajaib. Kamera itu merupakan benda pusaka warisan leluhur keluarga Hari. Tapi kamera itu baru menunjukkan fungsi yang sebenarnya hanya pada Hari. Saat di pegang oleh ayah dan kakek Hari, kamera itu tidak menunjukkan kalau fungsinya bukan hanya mengambil gambar atau merekam. Tapi juga bisa memperjelas pandangan yang tidak kasat mata.
"Astagfirullah hal adzim!" ucap Akbar.
"Baru pintu masuk sudah seperti ini, em... menurut kak Hari, apa yang sedang kita hadapi ini?" tanya Akbar meminta pendapat Hari.
Akbar bukan takut, dia hanya ingin meminta pendapat Hari saja. Karena kalau menghadapi hal seperti ini, kalau mau maju harus benar-benar maju. Dan tidak ada kata mundur di tengah perjalanan nanti. Ibaratnya kalau yakin, harus sepenuh hati yakin. Tidak boleh ada keraguan sama sekali meskipun sebutir debu.
Menghadapi mahluk dari dimensi lain, kalau mau maju ya harus sampai akhir. Atau kita akan tersesat di antara dua dimensi dan tidak akan pernah bisa kembali. Meskipun sebenarnya kita belum mati.
"Apapun yang ada di depan sana, Camelia, sahabat kita memerlukan kita!" jawab Hari yang langsung membuat si pemuda tampan baby face itu tersenyum senang.
Akbar menganggukkan kepalanya, lalu dia mengajak Hari keluar dari dalam mobil. Sementara itu mbak Kunti masih sibuk mengomel pada Jambrong.
"Minggir Jambrong, mereka mau lewat!" ucap mbak Kunti.
"Kunti, kenapa kamu harus menempatkan aku dalam posisi yang sulit seperti ini. Kita kan baru pedekate, kenapa malah membawa masalah buatku?" tanya Jambrong pada mbak Kunti.
Mbak Kunti mengubah ekspresi wajahnya dari marah ke ekspresi wajah jijik.
"Siapa yang pedekate sama kamu?" tanya mbak Kunti tidak senang.
"Kamu lah Kunti, buktinya setelah kamu jadi pergi kamu kembali lagi kan untuk menemui aku?" tanya Jambrong membuat mbak Kunti menepuk dahinya sendiri.
"Heh kira tuh udah jadi set4n, gak usah mikirin tuh pedekate pedekatean segala seperti manusia dan makhluk hidup lainnya itu. Buruan minggir!" seru Mbak Kunti yang sudah melebarkan jubah hitamnya pertanda dia marah.
Tapi karena sibuk mengobrol dengan mbak Kunti, Jambrong sampai tidak sadar kalau Akbar sudah menyentuhnya dan berdoa. Ya, benar. Di antara ke empat ghost Helper Team, mang hanya Akbar yang punya kemampuan seperti itu. Menunjukkan pada manusia sosok yang mereka tidak akan bisa lihat dengan mata yang belum terbuka mata batinnya. Dan juga menyentuh makhluk halus tak kasat mata itu.
"Aaaghkkkk!" teriak Jambrong yang merasa kesakitan dan kepanasan karena satu sulitnya di pegang Akbar dan di bacakan doa oleh pemuda itu.
"Panas... panas... hentikan... ampun...!" teriak Jambrong yang sepertinya sangat kesakitan.
Mbak Kunti yang melihat itu langsung bergidik ngeri. Akbar dan Jambrong itu bisa di ibaratkan gajah dan semut. Tapi semut itu bisa membuat sang gajah kesakitan dan berteriak minta ampun, bukankah itu sangat mengerikan. Bahkan bagi para makhluk halus sekalipun.
"Allahuakbar!" seru Akbar mengakhiri doanya dan membuat sosok raksasa batu Jambrong terbakar habis bahkan tidak meninggalkan sedikit abu pun di sana.
"Alhamdulillah hirobbil allamin!" ucap Akbar sambil mengusap wajahnya.
Hari pun melakukan hal yang sama. Kemudian mereka kembali mengikuti mbak Kunti yang terbang ke arah hutan, Akbar dan Hari terus berlari. Karena memang hanya ada jalan setapak disana.
"Aneh, kenapa malah ada jalan setapak di sini. Dan auranya, yang baru saja melewati jalan ini adalah aura manusia!" ucap Hari yang melihat aura berwarna biru yang artinya adalah aura manusia di kameranya.
"Terus berlari kak Hari, terus berlari!" ucap Akbar yang hanya memikirkan agar cepat sampai di tempat makhluk itu membawa Camelia.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
semoga mereka cepat menemukan Camelia 🤲
2022-09-19
4
🧡🥑⃟🦆͜͡мυмυ𝓐𝔂⃝❥
serem tapi ada kocaknya
semangat
2022-09-19
3