Kantuk Ester seakan sirna melihat penampakan hantu ganteng di depannya.
"Annyeong!" sapa Ester yang benar-benar mengira itu hantu asal Korea.
Ester yang memang kesal dan mengantuk tidak menyimak dan memperhatikan dengan jelas kalau tadi mbak Kunti memanggil nama hantu ganteng itu dan meminta dia muncul dengan bahasa Indonesia.
Darren dan mbak Kunti saling pandang sekilas.
"Heh Ester, kamu lagi baca mantra?" tanya mbak Kunti yang mulia mengerutkan dahinya yang memang sudah berkerut dan pucat sejak awal.
Mendengar pertanyaan dari mbak Kunti, kini giliran Ester yang mengerutkan keningnya.
"Mantra apaan? gue tuh lagi nyapa nih set4n cowok ganteng. Dari Korea kan dia?" tanya Ester dengan percaya dirinya.
Setelah mendengar penjelasan Ester, mbak Kunti tak kuat lagi menahan tawanya.
Hi hi hi... Hi hi hi...
Suara tawa melengking itu menggelegar di kamar Ester. Sekedar informasi ya, kalau suara makhluk halus itu hanya bisa terpusat pada asal suara tersebut atau dimana makhluk itu mau suaranya terdengar. Misalnya dia tertawa di kamar Ester artinya, meskipun suaranya melengking dan menggelegar, kalau dia tidak mau suaranya terdengar di luar ruangan itu, maka suaranya tidak akan keluar dari ruangan itu. Yang artinya meskipun terdengar seperti menggunakan lima speaker super bas, suara mbak Kunti tidak terdengar di luar kamar Ester.
Ester sampai menutup telinganya karena suara tawa mbak Kunti.
"Kunti diem gak lu, gue baca mantra beneran nih ya!" gertak Ester yang merasa kalau telinga nya sudah tidak sanggup mendengar tawa mbak Kunti.
Mendengar Ester mengatakan akan membaca mantra, mbak Kunti langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya yang pucat dan kuku yang hitam pekat.
"Jangan.. jangan! salah sendiri Ester ngelawak depan kakak Kunti. Kan kakak Kunti jadi terbawa suasana!" ujar mbak Kunti memberi alasan pada Ester dengan wajah pucat nya.
Darren di sebelahnya tampak lebih sedih dari sebelumnya.
"Saya bukan orang Korea!" serunya yang membuat Ester merasa canggung.
"Oh, bukan ya he he he !" sahutnya sambil nyengir.
"Terus lu nyari gue kenapa?" tanya Ester dengan gaya yang dibuat-buat untuk menutupi kecanggungan nya tadi karena salah mengira Darren orang Korea.
Mbak Kunti yang mendengar hal itu langsung memanyunkan bibirnya yang hitam seperti arang panci.
"Tadinya mau cari Mel aja, tapi Mel nya udah tidur. Dia baca doa lagi sebelum tidur, jadinya kakak Kunti gak bisa deketin Mel!" jelas mbak Kunti.
"Jadi gue second opinion gitu?" tanya Ester yang sepertinya kurang suka mendengar kalau dia adalah pilihan kedua yang di pilih oleh mbak Kunti untuk dimintai bantuan.
Ester melihat mbak Kunti menggelengkan kepalanya dengan cepat pun langsung bertambah geram.
"Terussss?" tanya nya mulai kesal.
Sambil mundur sedikit ke belakang Darren, mbak Kunti berkata.
"Akbar sama Hari juga udah tidur!" jawab mbak Kunti membuat Ester mendengus kesal.
"Tapi Ester harus cepat bantuin Darren, mommy nya Darren dalam bahaya!" seru mbak Kunti yang membuat Ester lalu beralih pada Darren.
"Ya udah, coba cerita!" seru Ester dan Darren pun mulai bercerita tentang apa yang terjadi padanya.
Ternyata Darren itu meninggal karena mobil yang dia tumpangi, yang merupakan hadiah dari sang mommy jatuh ke telaga yang ada di bawah jurang. Karena telaga itu jauh dari pemukiman dan tidak ada orang yang menemani Darren saat itu, sudah tiga hari kematiannya tidak ada yang menemukan Darren. Dia pulang ke rumahnya dan melihat kondisi mommy nya yang sangat sedih bahkan sudah hampir tiga hari tidak mau makan dan terus menangis. Mereka sudah laporkan kasus hilangnya Darren tapi karena memang malam itu Darren pergi diam-diam karena ingin mencoba mobil barunya dan ternyata dia belum bisa mengendalikan mobil itu dengan benar akhirnya dia kecelakaan.
Darren menyesal karena dia tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh mommy nya. Hingga mencelakai dirinya sendiri, dan membuat mommy nya sangat sedih. Bahkan kondisinya sudah mulai mengkhawatirkan.
Ester mengernyitkan dahinya mendengar cerita Darren.
"Lu nakal juga ya, udah di bilangin sama mommy lu jangan nyetir sendiri masih ngeyel. Is dead kan Lu!" ujar Ester yang langsung membuat Darren menunduk sedih.
"Tolong saya, saya mau minta maaf ke mommy!" ucap Darren yang sudah meneteskan air mata si wajah pucat nya.
"Saya juga merasa kedinginan, sangat dingin. Tolong bantu saya!" ucapnya lagi dengan suara lebih parau daripada yang pertama.
'Ih kasian benget sih, padahal dia masih muda loh. Ganteng lagi! ck... coba dia gak ngeyel pas di bilangan sama mommy nya!' batin Ester.
Tapi Ester sadar kalau sebenarnya takdir seseorang itu memang tergantung pada dirinya sendiri juga selain dari kehendak sang pencipta. Seandainya Darren menuruti apa yang dikatakan oleh ibunya, mungkin dia belum akan is dead.
"Gue telepon kak Hari sama Akbar dulu ya!" ucap Ester pada mbak Kunti dan Darren.
Ester meraih ponselnya menghubungi Akbar, karena dia sadar kalau kasus ini dia tidak akan bisa selesaikan sendiri. Dia butuh Akbar sebagai perantara yang bisa membuat Darren berkomunikasi dengan ibunya. Dia juga butuh Hari agar ibunya Darren mau mempercayai kata-kata mereka nanti.
Setelah menghubungi Akbar, dan Hari. Ester pun kembali pada mbak Kunti.
"Yok kita tunggu di depan asrama!" ajak Ester.
Mbak Kunti pun melihat ke arah Ester, merasa di perhatikan oleh mbak Kunti dari atas sampai bawah Ester mengernyitkan keningnya.
"Kenapa lu liatin gue kek gitu?" tanya Ester dengan nada ketus.
"Ester mau keluar asrama, pakai tengt0p sama celana pendek gitu?" tanya mbak Kunti yang langsung menunjuk ke arah pakaian yang dikenakan oleh Ester.
Ester membuka mulutnya lebar membentuk huruf O.
"OMG, kenapa gak bilang dari tadi?" tanya Ester yang langsung meraih selimut lalu menutup tubuhnya dengan selimut yang dia raih dari atas tempat tidur.
"Buruan sana pergi dulu, nanti langsung otewe aja ke mobilnya Akbar!" seru Ester yang menutupi wajahnya yang memerah karena malu.
Darren yang tadi sedih sedikit tersenyum lalu menghilang bersama dengan mbak Kunti. Ester langsung mengganti pakaiannya setelah itu dia berjalan ke arah pagar untuk menunggu Akbar di depan asrama.
"Hayo mau kemana lagi kamu?" tanya Bu Dora sang kepala asrama yang melihat Ester berjalan mengendap-endap ke arah pagar.
Ester tersenyum canggung.
"Eh ibu, mau cari makan Bu. Laper!" jawab Ester.
"Semalam kamu pulang gak?" tanya Bu Dora penuh selidik.
"Maaf Bu, semalam nginep di rumahnya Camelia!" jawab Ester.
Bu Dora pun mengangguk paham.
'Pantes, mereka berdua gak pulang! emang aneh punya rumah tapi tinggal di asrama! heh anak jaman sekarang!' batin Dora yang langsung berbalik dan meninggalkan Ester.
Tapi setelah Bu Dora pergi, Ester malah menepuk dahinya sendiri.
"OMG... Camelia!" seru Ester yang lupa membangunkan temannya itu. Dan akhirnya dia kembali lagi untuk membangun Camelia.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
TK
yasalam
2022-09-20
2
TK
untung gak baca malam hari 🤦😷😷
2022-09-20
2
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
jangan ngeyel kalau dibilangin mommynya 🤭
2022-09-17
3