20. Masih Menjadi Istri

Kekecewaan pun masih berlanjut.

Nara yang sedari tadi menangis berharap dengan kedatangan ayahnya Pak Herman menggantungkan harapan bahwa ayahnya akan membantunya.

"Jadi selama ini kau sudah menipu keluarga Pak Abraham, Nara!!" Gema suara seseorang dari depan kamar yang tiba-tiba datang dan masuk

Ketika mendengar sosok seorang ayah itu berkata, Nara keheranan dan apa yang terjadi pada ayahnya.

"Pak Herman, Apa anda sudah mengetahui bahwa anakmu yang kau anggap lugu ini ternyata sudah mengandung anak orang lain? Atau anda adalah dalang dibalik pernikahan ini, dan bersekongkol dengan anakmu agar dapat merasakan harta kami?" Kata Bu Clarissa yang berbicara getir karena kecewa

"Kebetulan saya tidak mengetahui bahwa anak saya sudah mengandung, Bu clarissa. Saya sebagai ayahnya merasa dikhianati oleh anak kandungnya sendiri." Jawab Keterlaluan Pak Herman

Giliran semuanya terbongkar, dia malah menyalahkan putrinya dan berpura-pura tidak tahu.

Kata-kata Pak Herman membuat hati Nara teriris. Merasa saat ini ia sendiri, seperti yang ia ketahui rencana ini adalah rencana ayahnya sendiri yang membawa nya dalam masalah ini.

"A-ayahh..." Lirih Nara memanggilnya

"Ayah sangat kecewa padamu, Nara. Ternyata kau penipu. Kenapa nak... kenapa kau menyembunyikan masalahmu dari ayah dan mengkhianati keluarga mertuamu?" Kata Pak Herman yang duduk di sebelah Nara dan berpura-pura sedih seolah merasakan terbongkarnya rahasia yang ia tidak ketahui.

"Aku tidak ingin melihat semua drama ini, saat ini juga aku meminta satu hal padamu Pak Herman." Kata Edgar yang mulai berbicara sedari tadi hanya diam dan hanya menyaksikan

"Tentu saja menantu." Jawab Pak Herman yamg bangkit sambil menghapus air mata palsunya

"Sekarang, detik, waktu dan saat ini juga. Bawa anakmu itu pergi dari hadapanku. Aku akan memutuskan hubunganku dengan mentalaknya." Tegas Edgar dengan berbicara tinggi karena marah penuh penekanan

"Tidakk..." Kedatangan Pak Abraham yang mengejutkan semua orang dengan tiba-tiba.

Semua berbalik dan menatap kearahnya.

"Apa maksud ayah? Ayah masih ingin membela seorang pengkhianat, Yang sudah jelas telah menipu kita dan hanya ingin menikmati harta kita. Apa ayah tidak memiliki akal sehat." Ucap Edgar

"Sudah diam! Aku kepala keluarga di rumah ini dan kali ini kalian dengarkan aku." Teriak Pak Abraham

Semua orang pun diam dan tidak ada yang membatah sekali pun.

"Nara tidak akan pergi dari rumah ini, dan kau Edgar tarik semua perkataan mu yang ingin mentalak istrimu." Lanjut Pak Abraham

"Ayah..." Edgar yang ingin menyelesaikan kalimat terakhir tapi terpotong karena Pak Abraham yang menyangkalnya

"Aku katakan diam! Apa kau tidak mendengar perkataan ku, Nara tidak akan keluar dari rumah ini dan kalian akan tetap menjadi sepasang suami istri."

"Omong kosong!!" Hadrik Edgar

"Kalian baru saja menikah dua bulan dan berita ini akan di dengar hingga ke telinga masyarakat. Aku tidak ingin keluargaku malu ulah wanita ini yang tidak jujur dari awal. Daripada harus mengeluarkan dia dari rumah ini, biarkan saja aku yang membalas perbuatannya." Kata Pak Abraham

Edgar pun mengepalkan kedua tangannya dan menahan amarah, Karena terlalu kesal dan amarah yang terlalu dipendam, Edgar pun meninggalkan semua orang dengan penuh kemarahan dan menabrak apa yang ada dihadapannya yang tidak mempedulikan orang sekitar.

"Tuan Muda Edgar, Anda kenapa?" Tanya pengurus rumah Pak Abraham yang bernama Pak Samsul, berusia sekitar 48 tahunan.

Edgar menghiraukan pertanyaan Pak Samsul dan terus berjalan dengan penuh amarah.

"Em... Pak Abraham, saya harap anda tidak marah pak dengan kejadian hari ini. Saya tahu anda sudah mengetahuinya, jangan salahkan saya pak. Saya sendiri tidak tahu apa-apa." Kata Pak Herman yang bermuka dua

"Siapa yang tidak marah? Aku bahkan sangat marah pada wanita penipu ini!!" Jawab Pak Abraham menghardik

"Sebaiknya anda pergi, Lagipula putrimu tidak akan kemana-mana. Dia akan tetap di sini daripada di luar sana harus membuat keluarga ku tercoreng namanya."

"O-hm... Jika begitu saya permisi, Pak." Pak Herman pun pergi pulang

"Aku tidak menyangka ternyata ayah berpura-pura tidak tahu, padahal dia sendiri yang membawaku masuk dalam keluarga ini. Ternyata ayah masih seperti dulu yang egois." Dalam hati Nara sambil menangis

"Sebaiknya kau hapus air matamu itu dan anggap saja tidak ada yang terjadi hari ini." Jelas Pak Abraham dan langsung meninggalkan kamar itu

"Dan ada apa dengan Pak Abraham, Kenapa dia bersikap baik padaku? Bukankah aku kira orang yang akan sangat marah adalah Pak Abraham. Tapi ada apa dengannya kenapa dia membantu dan melarang ku pergi dari sini. Dia ingin menyelamatkan nama keluarga, atau ingin membalaskan dendamnya padaku." Lanjut Nara dalam hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!