02. Mengancam

Nara pun pulang sangat malam dengan pakaian yang tak karuan dan rambut acak-acakkan. Tidak ada yang mempedulikannya, semua keluarganya sudah tertidur jadi tidak ada yang tahu jika dia sudah pulang ataupun belum mereka tidak peduli. Itu juga membuat Nara tenang karena tidak ada yang tahu apa yang sudah terjadi pada dirinya hari ini. Sehingga dia dapat menyembunyikan kebenaran apa yang sudah terjadi sebenarnya.

Dia pun berjalan menuju kamar dengan tatapan mata kosong.

Setelah di kamar, ia langsung ke kamar mandi dan membersihkan dirinya malam-malam di atas pancuran shower dengan air yang dingin.

Nara menggosok-gosok badannya yang penuh dengan kiss mark dengan mengingat kejadian itu oleh Farel.

Nara semakin frustasi dan kesal kenapa ini terjadi padanya, dia pun terus menggosok-gosok badan dengan kasar dan tidak mempedulikan apapun sambil menangis. Padahal bercak merah itu tidak akan hilang dengan mudah atau cepat.

"Kenapa ini terjadi padaku. Kau jahat..." Tubuh itu merosot di dinding, terduduk di atas pancuran shower air dingin, dengan menangis keras.

Tangisan Nara yang keras, Namun tidak membuat keluarganya risih sekalipun. Mereka masih tertidur lelap tidak ada yang terbangun siapapun itu, pembantu, ayah, ibu tiri, dan adik tirinya pun seolah-olah seperti orang terbawa alam sadar dan mereka tuli.

Di saat itu, Nara merasa sangat kesepian. Dan menganggap tidak ada harapan baginya untuk berharap pada orang tua dan siapapun lagi.

~PAGI~

Hari pun sudah pagi dan semalaman Nara tertidur di dalam kamar mandi dengan keadaan basah dan kedinginan, tapi dia tidak sakit sama sekali. Tubuhnya hanya pucat dan menggigil hebat di pagi hari.

Semua keluarganya pun sudah bangun dan bersiap melakukan aktivitasnya masing-masing. Dan setelah itu, semua keluarga sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Sedangkan Nara dia masih bersiap-siap kembali kuliah dengan pikiran masih membayangkan kejadian kemarin.

"Non?" Panggil Bibi Sumi pembantu Asisten rumah tangga di rumah ayahnya Nara

Seketika membuat Nara sadar dalam lamunannya.

"Bibi?" Sambil menghapus air matanya dan sedikit terhenyak

"Non,,, Ada apa? Kelihatannya non, bibi perhatikan melamun dari tadi." Tanya Bi Sumi

"Tidak ada apa-apa, Bi. Sarapannya sudah siap yah, aku akan turun." Dengan tegar mengalihkan pembicaraan dan berjalan turun ke bawah menuju meja makan

"Bu, Kenapa makanannya dihabiskan? Bukannya si Nara belum makan." Tanya Shintia, Adik tiri Nara yang tidak sopan dan dia ikut membenci Nara sama seperti perlakuan ibunya

"Alahh ... Tidak perlu memikirkan anak itu. Siapa suruh dia tidak turun-turun. Sudah makan saja, dia tidak membutuhkan makan kali." Jelas Ella, Ibu tiri Nara sambil makan

Mereka tertawa.

"Iya. Ibu ada benar juga yah, untung ayah sudah pergi ke bekerja. Jadi, kita bisa makan puas." Ucap Shintia

"Tapi kau tidak boleh makan banyak! Harus mengatur pola makan mu, kau kan model dan artis terkenal. Apa kata orang jika badan mu gemuk." Ucap ibunya

"Aduhh, Bu. Makan ini tidak boleh, makan banyak juga tidak boleh." Merengeknya

Nara pun sudah sampai di meja makan dia melihat semua makanan di meja sudah bersih, habis tidak ada yang tersisa. Sebuah roti pun tidak ada, padahal dia sangat lapar.

"Sedang apa kau di sini? Makanannya sudah habis, sudah sana pergi." Bentak Shintia

Tidak nafsu untuk menjawab, Nara pun langsung pergi begitu saja dengan perut yang kelaparan sebenarnya.

"Kenapa tuh orang? Tidak seperti biasanya." Ujar Shintia heran

"Sudahlah. Tidak perlu mempedulikan dia." Jawab Bu Ella

"Kasihan, Non Nara. Pasti dia lapar, di sini malah enak-enakan nyonya dengan non Shintia makan. Padahal hari ini bibi masaknya banyak, tapi tidak ada yang tersisa untuk Non Nara." Gumam Bi sumi yang melihat Nara pergi begitu lemas

~DI UNIVERSITAS~

"Heh, Rel. Kemarin ke mana? Tiba-tiba menghilang begitu saja." Tanya Evan

"Aghh... Kemarin buru-buru, kemarin ingin pulang lebih cepat. Sorry yah, tidak mengabari kalian bertiga." Menjawab demikian, dengan gugup namun berusaha menstabilkannya agar bohongnya dari kenyataan tidak dapat dicurigai.

"Oh kirain lo kenapa bro,,," Kata Azka

"I-iya..." Jawab Farel dengan gugup

"Yasudah. Kita masuk Rel, Gar, Van!" Kata Ajak sambil mengajak Farel, Edgar dan Evan

"Kalian masuk saja duluan! Gue ingin menghirup udara segar dulu sebentar." Jawab Farel

"Yaelah. Ada acara menghirup udara segar segala..." Celetuk Azka

"Yasudah kita masuk." Jawab Evan

Mereka pun masuk, sedangkan Farel masih di luar.

Tak lama kemudian Nara pun sudah sampai di kampus dan masuk berjalan sambil menundukkan kepalanya.

Farel yang sedang duduk-duduk dengan tenang melihat Nara yang baru datang, dia langsung beranjak pergi menghampiri Nara.

"Heh,,, Cupu!" Kata Farel yang memanggil Nara

Nara pun terkejut melihat Farel itu sedang berjalan menghampirinya dan ketakutan saat jarak berada di dekatnya.

"I-ingin Apa kau menghentikan ku." Sentak Nara sembari ketakutan

Farel meraih tangan dan memegang tangan Nara dengan paksa dan menariknya membawanya ke tempat yang sepi.

"Lepaskan ... lepaskan." Nara memberontak dan takut akan terjadi sesuatu hal yang merugikan lagi untuknya

Sampai di tempat yang sepi di mana tidak ada mahasiswi/mahasiswa di sana. Farel pun langsung melepaskan tangan Nara dengan kasar hingga ia terpental.

"Aww..." Memegang pergelangan tangannya yang memerah karena tarikan dan pegangan Farel yang kuat

Melihat tangan Nara.

"Alah! Tidak perlu lebay deh lo." Kata Farel menghina

"Aku mengajak mu ke sini ingin memperingatkan mu! Jangan pernah kau mengatakan hal kemarin pada semua orang, dan jangan membongkar rahasia ku kepada siapapun atas apa yang ku lakukan padamu ke kemarin." Terusnya dengan kasar

Ketika sudah mengatakan itu pada Nara, Farel pergi begitu saja. Dan Nara masih menahan sakit hatinya atas apa yang dikatakan Farel tadi.

"Demi mahkota ku yang sudah hilang, aku sendiri tidak ingin membuat kehormatan orang lain hilang karena kesalahannya sendiri. Aku merelakan kehormatan ku demi kehormatan orang lain. Aku juga tidak ingin terkena masalah setelah ini." Dengan nada sendu dan air mata yang tidak bisa terbendung

Lalu, Nara menghapus air matanya dan berjalan untuk masuk ke ruang kelas karena jam pelajaran akan segera di mulai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!