15. Dia Tidak Boleh Tahu!

Semua orang dari pukul 08.00 Wib. Sudah bersiap-siap. Acara pesta pernikahan dilangsungkan ditempat gedung yang sama waktu akad nikah. Sudah satu hari acara mereka sudah disiapkan dan kini pesta pernikahannya bertemakan biru. Dekorasi dan pakaian para tamu yang datang harus mengenakan pakaian unsur warna biru.

Dan saat itu Nara terlihat sangat cantik dengan gaun biru dan rambutnya di sanggul modern.

Saat itu juga semua orang langsung berangkat. Edgar dan Nara berada dalam satu mobil, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang mereka telah sampai, selama masuk ke dalam dan menyusuri altar pernikahan yang diberi red karpet, Edgar memegang tangan dan menggandeng Nara atas perintah ayahnya.

Setelah sampai di pelaminan susunan acara pesta pernikahan mereka dimulai dan sangat meriah.

Raut wajah Nara sangat ceria ia tidak menyangka melihat pernikahannya sangat meriah seperti itu. Namun, tak seperti Edgar yang tidak sama sekali pun tersenyum atau bahagia dan dia hanya diam, membuat Nata yang melihat pun kehilangan kebahagiaannya saat melihat Edgar murung. Nara sadar jika Edgar tidak menyukai pernikahan ini.

"Kak Edgar sepertinya tidak senang dengan acara semua ini. Jadi aku juga tidak pantas mendapatkan kebahagiaan ini." Gumam Nara

Acara berlangsung dengan sangat meriah, dan acara itu selesai pada pukul 17.00 Wib. Membuat semua orang kelelahan dan mereka istirahat menghirup udara segar di luar gedung. Dan hanya Nara ditinggal sendiri oleh semuanya di dalam.

~DI LUAR~

"Huftt ... Hari ini sangat lelah. Tapi acaranya sangat menyenangkan. Kedua suami istri sangat romantis." Kata Pak Herman

"Bagaimana tidak menyenangkan semuanya gratis dan kau tidak membantu dana pesta pernikahan." Gumam Pak Abraham sarkas

Di luar mereka asyik berbincang-bincang sambil melihat pemandangan.

~DI DALAM~

"Kepala aku tiba-tiba pusing yah. Jangan sampai aku pingsan seperti kemarin." Ucap Nara yang beranjak ingin mengikuti keluarganya di luar, baru saja melangkah tiba-tiba Nara pusing.

Semua orang sedang di luar mereka tidak menyadari jika Nara tidak ada bersama mereka.

Tanpa sadar Nara telah tergeletak pingsan di dalam, Namun seseorang datang dan Nara di bawa oleh seseorang ke dalam mobil dan di bawa pergi.

Orang tersebut membawa Nara ke rumahnya. Setelah sampai di rumahnya ia pun membaringkan Nara di ranjang kamarnya.

Di luar gedung resepsi pernikahan mereka masih sibuk berbincang dan masih tidak ada yang menyadari.

Lima belas menit Nara yang tidak sadarkan diri akhirnya terbangun. Saat terbangun ia keheranan.

"Di mana ini?" Ucap Nara yang lemas dan berusaha untuk bangun, matanya mengerjap untuk melihat jelas.

"Kau ada di kamar ku." Ucap seorang pria yang baru keluar dari kamar mandi dengan mengejutkan Nara.

"Ka-kak Farel, Kau?!" Pekik Nara dengan ketakutan

Sosok pria itu adalah Farel. Seseorang yang menolong Nara pingsan saat di gedung dan kini ia membawa Nara ke rumah orang tua yang kosong karena tidak ada ayah ibu yang tinggal. Ayah Farel sudah meninggal. Kini ibunya yang berjuang keras untuk bertahan hidup, dan ia berada di luar negeri untuk pekerjaannya sebagai designer yang membuka toko butik juga.

"Iya, Kenapa? Kau terkejut." Ucap Farel memicingkan bibirnya

"Kenapa aku bisa ada di sini? Kapan kau membawaku?" Tanya Nara

Farel pun mendekati Nara.

"Jangan mendekat, seharusnya kau memiliki rasa malu pada wanita yang sudah memiliki suami." Ucap Nara dengan keras pada Farel

"Suami!! Hahaha... Memangnya suamimu itu mencintaimu? Bukankah pernikahan ini dilakukan dengan paksaan."

"Itu bukan urusanmu, lebih baik aku menikah dengan orang yang tidak mencintaiku dari pada aku menikah dengan orang yang tidak bertanggung jawab sepertimu." Ucap Nara dengan nada tinggi dan keceplosan diakhir kalimat

"Bertanggung jawab? Maksudmu?" Tanya Farel dengan heran

"Apa yang baru saja aku katakan? Seharusnya aku tidak mengucapkan itu." Gumam Nara tertegun

"Jawab? Apa maksudmu kau menganggap aku pria yang tidak bertanggung jawab Hah?" Farel berteriak dan ia menghantam Nara dengan memukul ranjang di sampingnya tepat ia terbaring

"A-aku harus melarikan diri dari sini. Kak Farel tidak boleh tahu jika aku hamil." Gumam Nara

Nara mencari kesempatan untuk bisa kabur. Dan di saat Farel lengah, Nara pun langsung melarikan diri. Farel yang mengetahuinya langsung mengejar.

"Naraa...kemana kau!! Jangan lari." Farel yang mengejar Nara

Nara pun berlari dengan cepat. Begitupun Farel terus mengejarnya.

"Dasar wanita tidak tahu diri... Seenaknya dia bisa pergi begitu saja." Geram Farel

"Bagaimana ini dia semakin dekat." Risau Nara yang terus berlari dan sekilas menatap ke belakang

Ketika Nara melihat sebuah kayu. Nara mengambilnya dan bersembunyi di balik pohon. Pada saat Farel berhenti mengejar karena tidak melihat Nara lagi. Nara berada tepat di belakang diam-diam mendekati Farel dan memukul Farel dengan kayu di kepalanya. Membuat Farel tak berdaya dan pingsan.

Di saat itu juga Narw langsung berlari kembali meninggalkan Farel yang tergeletak di jalan.

Di sisi lain...

Edgar yang tersadar tidak melihat

Nara pun kebingungan.

"Edgar ada apa?" Tanya Bu Clarissa

"Di mana wanita itu?" Lirih Edgar sambil melihat-lihat

"Wanita siapa? Di sini banyak wanita?" Ucap Bu Clarissa

"Nara bu... Terpaksa aku menyebut namanya." Jawab Edgar walaupun ia kesal

"Nara? Iya, dari tadi ibu baru sadar tidak melihatnya. Kemana dia?" Ucap Bu Clarissa

"Pak, Nara hilang." Lanjut Bu Clarissa memberitahu Pak Abraham

"Hilang!! Hilang bagaimana? Dari tadi dia bersama kita kan?"

"Bersama kita? Tidak ada pak. Ibu juga baru sadar."

"Kau benar. Kemana dia?" Bingung Pak Abraham juga

Semua orang pun sibuk mencari Nara sampai mengelilingi gedung resepsi, Akan tetapi tidak ada Nara di dalam atau dimana pun. Membuat semua orang khawatir, terutama Edgar yang tidak biasanya mempedulikan orang lain.

"Bagaimana sudah ketemu?" Tanya Pak Abraham

"Aku sudah mencarinya di dalam dan di mana pun tapi dia tidak ada, Ayah." Jawab Edgar

"Benar, mungkinkah dia ada di rumah sekarang pak. Dia lebih dulu pulang dan tadi pamit, tapi kita tidak mendengarnya." Ucap Bu Clarissa

Pendapat Bu Clarissa ada benarnya sehingga semua memutuskan untuk segera pulang.

Sesampai di rumah.

Benar saja Nara ada di sana. Ia tengah duduk dan terlihat napasnya tersengal seolah sudah berlari jauh.

"Nara, ternyata kau sudah pulang.kami sampai khawatir mencari mu." Kata Bu Clarissa

"I-iya..." Jawab Nara dengan menunduk dan gugup

"Kenapa kau pulang lebih dulu?" Tanya Bu Ella

"Ta-tadi aku sangat lelah, jadi aku pulang mendahului kalian. Maaf jika sudah membuat kalian khawatir, aku tidak memberitahu kalian tadi." Ucap Nara dengan gugup

"Oh ... Baiklah, Tidak apa-apa nak. Yang terpenting sekarang kau baik-baik saja." Jawab Bu Clarissa

"Sebaiknya kau istirahat saja. Bukankah kau sangat lelah." Kata Pak Abraham

"I-iya." Jawabnya selalu gugup

"Edgar, bawa Nara ke kamar mu." Kata Pak Abraham

Tanpa menjawab Edgar langsung menyelonong menaiki tangga pergi ke kamarnya sambil diikuti oleh Nara.

Terpopuler

Comments

Ika Agustin

Ika Agustin

lanjut thor

2022-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!