10. Hari Pernikahan

Waktu pun berlalu dengan cepat tidak terasa sudah mulai pagi. Nara dan Edgar dibangunkan pukul 04.00 pagi di mana Edgar yang tidak biasa bangun di jam itu susah dibangunkan. Sedangkan Nara ia langsung bangun sendiri karena sudah terbiasa dia bangun di pukul 04.00 Wib.

"Edgar cepat bangun, kau harus siap-siap nak." Kata Clarissa membangunkan Edgar

"Ah, ibu ini masih malam, aku masih mengantuk, jangan bangunkan aku." Jawab Edgar suara mengantuk dengan mata masih tertutup

"Ayo cepat bangun, sebelum ayahmu marah, apa kau tidak ingat ini hari apa dan apa yang akan kau lakukan?" Sambil mengganggu Edgar agar ia bangun

"Memangnya apa? Sudah bu beri 5 menit lagi saja aku masih mengantuk, setelah itu ibu bangunkan aku lagi. Aku merasa baru tidur 5 menit dan kenapa ibu sudah membangunkan ku lagi." Kata Edgar

Ibu nya pun membiarkan Edgar untuk tidur 5 menit lagi. Sifat Edgar memang dingin dan cuek tapi ia sangat manja pada ibunya.

~DI RUMAH NARA~

Dari pukul 04.00 Wib, Nara sudah bersiap-siap lalu didandani oleh tata rias.

"Ibu hari ini aku akan menikah, tapi aku tidak tahu ibu, Apa pernikahan ini benar aku merasa berdosa pada keluarga mempelai bu, karena pernikahan ku membawa kebohongan dariku. Saat ini aku sedang hamil, aku sendiri tidak ingin menerima ini, tapi ayah sudah menjual ku sejak kecil, dan pria itu tidak mungkin akan bertanggung jawab. Andai ada ibu di sini ibu akan melihatku menikah secara langsung. Tapi untuk apa ibu melihat ini, ibu pasti malu mempunyai anak yang hamil di luar nikah, ibu di atas sana doakan aku ya semoga pernikahan ini bertahan lama dan mereka bisa menerima anak ini." Gumam Nara sambil ditata rias

"Nona kenapa? Kelihatannya sedih. Nona tirak suka yah dijodohkan." Tanya salah satu tata rias

"Pernikahan dijodohkan tanpa dasar cinta memang menyakitkan mba, dan menikah dengan orang yang tidak kenal dan tidak di cintai. Terkadang membuat diri ku sendiri selalu bertanya kenapa aku harus menikah dengan cara seperti ini." Ujar Nara

"Nona yang sabar, ya. Jangan bersedih." Sambungnya

"Tidak kok, saya tidak sedih. Hanya saya ingat ibu saya yang sudah meninggal." Jawab Nara

"Owh, Jika begitu saya minta maaf Nona. Saya tidak tahu, Nona tidak perlu sedih pasti ibu Nona di atas sana ikut senang karena anaknya ingin menikah."

"Malahan aku tidak tahu ibu senang atau tidak atas pernikahan ini, aku rasa ibu malah malu dan sedih. Anaknya menikah tidak normal saat ia sedang hamil dan malah menyembunyikannya." Gumam Nara dengan sedih

"Iya, Terima kasih." Jawab Nara pada tata rias dengan berusaha tegar

Hampir 30 menit Nara ditata rias pengantin. Dan 30 menit itu juga Edgar masih belum bangun, dan sekarang bukan ibunya tapi ayahnya yang membangunkan Edgar.

Sesampainya di kamar Edgar, Pak Abraham langsung membangunkan Edgar dengan kasar, ia menendang Edgar yang sedang tertidur pulas sehingga Edgar jatuh dari atas kasur. Dengan itupun Edgar terkejut dan langsung bangun.

"Ayah!!" Kejut Edgar dan langsung berdiri kesal pada ayahnya tapi ia menurutinya

"Cepat bersiaplah!" Kasar dan cuek ayahnya dengan menyuruh Edgar cepat bersiap.

"Baik ayah..." Sambil menganggukkan kepala dan wajah datar

Edgar pun siap-siap mandi, setelah itu memakai baju tuxedo yang sudah disiapkan ayahnya lalu sedikit di tata rias seperti pengantin laki-laki oleh seorang tata rias.

Selain Edgar dan Nara, Semua orang dari keluarga Nara ataupun Edgar sedang bersiap-siap. Seperti Pak Herman terutama Bu Ella dan anaknya Shintia sedang berdandan dan didandani oleh tata rias juga.

Di Rumah Edgar, Pak Abraham dan Bu Clarissa juga sedang bersiap-siap semua beserta para pembantu dan pelayan di rumah mereka, sehingga semuanya sibuk mempersiapkan diri atas pernikahan Tuan mudanya yakni Edgar.

Dua anaknya yang sedang ada di luar negeri Vano berkuliah di dubai baru saja masuk kuliah sedangkan Safira anak ke 3 dia Belajar SMA di Dubai juga. Vano dan safira tidak mengetahui jika Edgar kakak mereka akan menikah dan tidak ada yang memberitahu mereka jadi mereka tidak pulang.

~DI RUMAH Nara~

Di Kamar nya Shintia sibuk memilih baju. Sedangkan ibunya sudah siap, untuk melihat anaknya Bu Ella pun mengunjungi Shintia di kamar nya.

"Shintia, bagaimana dengan penampilan ibu?" Tanya Bu Ella sambil berputar memperlihatkan penampilannya

Karena sibuk dan bingung masih memilih baju yang akan dikenakan, Shintia tampak tidak peduli, cemberut dan menghiraukan ibunya.

"Ibu tanya kau tidak menjawabnya. Ada apa sih?" Tanya Bu Ella

"Ibu tolong bantu aku, baju mana yang harus aku kenakan, aku juga tidak ingin kalah cantik dari Nara di pesta pernikahannya nanti. Aku ingin melihat semua para tamu terpesona melihat penampilanku." Kesal Shintia

"Memangnya pilihan mana saja baju yang ingin kau kenakan?" Tanya Bu Ella

"Aku sudah memvotingnya dan sudah mendapatkan 2 baju yang menurutku bagus, ada gaun ini yang berwarna maroon dan satu lagi bewarna biru muda aku suka kedua tapi yang mana harus ku kenakan hari ini. Gaun ini baru aku beli kemarin dan malah bingung terlalu banyak yang ku beli." Ujar Shintia

"Hmm ... Karena sekarang ibu memakai baju bewarna merah maroon, juga ayah memakai jas hitam, gaun wanita itu berwarna putih, Lebih baik kau samakan saja seperti ibu dengan warna merah maroon saja. Supaya kita apa itu namanya kata orang jika pakaiannya sama. Emm... Koper!"

"Koper?? Couple bu bukan koper, memangnya ibu ingin mengemas baju." Shintia membenarkan dengan kesal

"Agh,,, Iya itu maksud ibu ... Hehe."

"Awalnya sih aku ingin memakai baju yang ini juga. Dan jika ibu juga menyarankan, yasudah aku pakai yang ini."

Shintia pun memutuskan memakai baju yang berwarna maroon. Dan langsung bersiap-siap.

Dan Shintia menganggapnya sangat cantik dengan penampilan baju maroon dan gaya rambut sanggul modern.

Yang membuat Shintia percaya diri dan merasa paling cantik. Yakin semua orang akan terpesona melihatnya nanti.

Pukul 06.00 Wib.

Nara sudah selesai di dandani dan sudah memakai gaun pernikahan berwarna putih yang mewah dan panjang, ia pun sangat kesusahan memakainya sehingga di bantu oleh para tata busana.

"Gaunnya mewah sekali pasti harganya sangat mahal, kenapa harus mewah padahal pernikahan ini perjodohan." Gumam Nara

Dan Nara sudah siap dan selesai juga terlihat sangat cantik mempesona tidak seperti biasanya penampilannya yang sederhana dan juga cupu. Ia tinggal berangkat dan menunggu mobil pengantin yang menjemputnya menuju gedung pernikahan.

Terpopuler

Comments

Ika Agustin

Ika Agustin

lanjut

2022-09-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!