05. Menjual Ku

Di dalam kamar Nara sendiri. Ia merenung dalam kesedihan. Tak lama kemudian ayah nya datang menemuinya.

"Ayah pasti ingin membujukku kan agar aku menikah dengan anak teman ayah." Ucap Nara yang sudah menduganya

"Itu kau tahu sendiri, Ayah ingin menjelaskan jika ayah melakukan ini karena ayah sayang padamu." Kata Herman

"Apa ayah sayang padaku? (tertawa kecil) Ayah mana yang sayang pada anaknya dengan melakukan perjanjian perjodohan dengan anak teman ayah itu pada anaknya sendiri, sama saja ayah menjual ku." Ucapnya dengan nada getir

"Ayah tahu nak tapi ayah terlanjur berjanji pada orang itu. Apa yang dikatakan ibumu tadi itu ayah rasa benar." Kata Herman

"Selain aku ayah juga sudah membohongi keluarga mereka. Aku tidak ingin ikut dalam kebohongan ayah dan ibu. Ada pepatah mengatakan sepandai-pandai nya tupai melompat ia akan terjatuh juga. Bagaimana jika suatu saat mereka tahu jika aku sebenarnya hamil di luar nikah."

"Itu berarti tergantung lompatan mu pandai menutupi rahasia mu sendiri pasti tidak akan terbongkar." Ucap Herman

"Aku tidak tahu jalan pikiran ayah bagaimana, Aku sudah lelah mendengar ayah terus mendesak ku." Jawab Nara

"Aku akan setuju jika aku tahu apa maksud ayah menjodohkan ku dan apa isi perjanjian ayah dengan teman ayah itu." Sambung Nara dan meminta ayahnya menjelaskan

"Baiklah kau juga sudah besar, kau harus tahu yang sebenarnya juga." Ucap Herman menyetujuinya

"Ayah akan menceritakannya padamu, dulu waktu kau masih umur 9 tahun perusahaan ayah diambang kebangkrutan. Ayah tidak bisa membayar hutang perusahaan pada bank, tapi ada seorang yang membantu membayar hutang perusahaan ayah, di saat itu juga perusahaan ayah bangkit kembali sampai sekarang ini." Jelas Herman

"Tapi bukankah ayah tidak bisa membayar hutang ayah pada bank, bagaimana ayah bisa membayar hutang pada orang itu juga." Tanya Nara heran

"Ayah tidak membayarnya. Ayah tidak memiliki hutang lagi, malah orang itu sadar jika ayah tidak bisa membayar hutang ayah bagaimana mungkin ayah mengembalikan uangnya dalam 1 tahun. Maka dari itu ia bertanya 'Apa kau mempunyai anak perempuan', Ayah jawab 'ya saya memiliki dan kini usia nya masih 9 tahun' Lalu di menjawab 'Saya juga memiliki anak laki-laki yang usianya 11 tahun' yang mungkin usiamu sekarang kau 18 tahun dan dia 20 tahun."

"Lalu apa lagi?" Ucap Nara heran

"Ayah menjawab: "Memangnya ada apa?"

Dia menjawab: "Aku sudah tahu kau tidak bisa mengembalikan uangku untuk membayar hutangmu padaku yang banyak itu dalam satu tahun."

Ayah: "Maafkan saya pak, tapi saya berjanji akan berusaha melunaskan nya sebelum 1 tahun."

Dia menjawab: "Kau tidak perlu berusaha, hutangmu padaku bisa lunas tanpa kau harus membayar."

Ayah: "Bagaimana caranya?"

Dia menjawab: "Ketika anakmu sudah besar nanti kau harus menikahkannya dengan putraku, anggap saja kau membayar hutangmu dengan putrimu itu untuk mengabdi pada putraku nanti."

"Begitulah ceritanya di saat itu juga ayah menyetujui perjanjian itu, san perusahaan ayah kembali bangkit sampai sekarang ini." Kata Herman

Dengan mendengarkan perkataan ayahnya membuat Nara merasa sedih dan kecewa pada ayahnya sendiri.

"Itu tandanya Ayah sudah menjual ku kepada mereka." Jawab Nara dengan nada getir kepada ayahnya.

"Terserah kau ingin mengatakan apa, yang terpenting perjanjian itu sudah tertulis dan tersetujui di atas materai 6000. Ayah tidak bisa mengelak nya lagi." Kata Herman tidak peduli

"Baiklah Ayah, Nasi sudah menjadi bubur, sesuai perjanjian ayah dengan mereka aku rela menyerahkan diriku untuk mengabdi pada mereka. Aku setuju." Kata Nara dengan pasrah

"Ya baiklah, Ayah senang mendengarnya. Jika begitu ayah akan menemui teman ayah itu sekarang." Jawab Herman senang dengan langsung pergi ketika mendengar Nara menyetujuinya

Saat ayahnya pergi ia tidak bisa membendung air matanya lagi. Tangis pun pecah. Dan rasanya ia rindu dan ingin menyusul ibunya di surga.

"Andai saja ibu masih hidup. Pasti ibu akan membela dan memelukku membuatku merasa tenang, sekarang aku benar-benar sendiri tidak memiliki teman untuk mencurahkan isi hatiku. Ibuuu ... bawa aku pergiii..." Kata Nara yang sedih dan terus menangis di kalimat terakhir nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!