11. Menantu Abraham

~DI GEDUNG PERNIKAHAN~

Gedung pernikahan Edgar dan Nara di tempatkan dan di desain Pak Abraham dengan sangat mewah, bertema warna putih. Walaupun pernikahan ini tidak di dasari cinta kedua pasangan, namun keluarga tetap ingin menyambut pernikahan putra mereka secara normal.

Mereka adalah keluarga terpandang dan tidak pernah lepas dari paparazi, Keluarga ingin bahwa masyarakat menganggap pernikahan ini benar-benar untuk menyatukan cinta seseorang, bukan atas paksaan yang artinya ada hal yang di sembunyikan dan bisa mencuat konsumsi tidak baik dari masyarakat.

Tempat prasmanan para tamu undangan yang datang pun di sajikan dengan mewah dan tertata rapi. Para tamu itu semuanya berisi teman inti Edgar, Kerabat dan semua klien Pak Abraham yang melakukan kerja sama dengan perusahaannya. Sayangnya, Semua teman baik angkatan ataupun tingkat universitas tidak di undang di hari pernikahan Edgar, hanya sebagian kecil teman Edgar yang diundang.

Di gedung pernikahan, semua para tamu undangan sudah mulai berdatangan.

Farel, Evan dan Azka sudah ada di tempat pernikahan mereka sibuk melihat-lihat dan mencicipi makanan yang ada. Sedangkan Farel tidak sabar ingin melihat wanita yang dinikahi Edgar sahabatnya, dia masih heran dengan nama Nara itu. Apakah ada nama Nara lain yang ia kenali di dunia ini?

Sedangkan di rumah Nara, yang sudah menunggu mobil pengantin datang menjemput selama 20 menit yang membuat Nara gelisah, akhirnya sudah datang.

"Permisi Pak, Saya Asisten dari Pak Abraham, nama saya Haris. Pak Abraham memerintahkan saya untuk menjemput pengantin mempelai wanita. Apa semua sudah siap?" Ucap Asisten Haris

"Owh, Anda Asisten Pak Abraham ya. Iya semuanya sudah siap. Mempelai wanitanya juga sudah siap dari tadi." Jawab Pak Herman dengan senang

"Bisa dipanggilkan Pak, kita akan berangkat ke tempat upacara pernikahannya dilaksanakan sekarang." Pinta Asisten Haris

"I-iya baik saya akan panggilkan Nara sekarang." Pergi ke atas untuk membawa Nara berangkat

Selepas sampai.

"Nara kau sudah siap?" Dengan suara lembut Pak Herman memanggil dan raut wajah senang tidak biasanya memperlakukan Nara seperti itu.

Nara melirik pada Ayahnya.

Melihat Narw sangat cantik dan terkagum-kagum.

"Wah,,, Putri ayah ternyata sangat cantik, Ayah yakin calon suamimu tidak akan memalingkan wajahnya darimu. Kau sangat cantik, Nak." Ucap Pak Herman dengan suara lembut

"Aku merindukan ayah berkata lembut dan memujiku seperti ini. Rasanya aku senang sekali. Andai ayah bersikap terus seperti ini padaku dan tidak menikah dengan ibu tiri." Gumam Nara

"Terima kasih Ayah." Jawab Nara senang sambil tersenyum

"Mobil pengantinnya sudah datang mereka ingin menjemputmu. Sebaiknya kita berangkat sekarang."

"Ayah apa yang kita lakukan ini benar? Aku merasa takut." Gundah Nara

"Semua pasti akan baik-baik saja. Kau tenang saja ikuti alur ayah dan ibumu nanti setelah kau menikah." Jawab Pak Herman

"Baiklah Ayah..." Pasrah Nara dengan perasaan sedih

Nara pun turun ke bawah digandeng ayahnya dengan hati-hati karena gaunnya sangat panjang dan juga mengembang besar, sepatu hak tinggi yang baru pertama kali Nara memakai sepatu seperti itu membuat Nara kesusahan berjalan. Di belakang para pelayan membantu memegang ujung gaun itu untuk membantu Nara turun.

"Apa kau bisa berjalannya, Nak? Ayah sendiri heran kenapa mereka memakaikan gaun pengantin yang seindah ini." Ucap Pak Herman terkekeh

"I-iya ayah aku bisa." Jawab Nara tidak meyakinkan

Semua para tamu yang sebagian untuk pihak pengantar dari mempelai wanita yang berkumpul di bawah seketika terpesona melihat Nara yang sangat begitu cantik membuat semua orang melihatnya terkagum membicarakan Nara yang terlihat berubah dari penampilan biasanya.

Di bawah juga ada Shintia dan ibunya yang melihat Nara sudah turun bersama ayahnya.

"Cih... Jalan begitu saja tidak bisa dasar kampungan. Kita di sini menunggu lama-lama hanya karena menunggu dia tidak bisa berjalan dengan hak tinggi itu." Jealous Shintia sambil menyipitkan matanya

"Namanya juga anak cupu jadi ya harus bagaimana lagi." Timpal Bu Ella yang membela anaknya

Dan mendengar semua para tamu terus memuji kecantikan Nara semakin membuat Shintia memendam amarah. Kesal dan tidak menyukai Nara dipuji melebihi dirinya.

Dan tak lama kemudian Nara berhasil berjalan turun menyusuri anak tangga. Semua orang pun mulai berangkat ke tempat upacara pernikahan menggunakan mobil masing-masing. Nara mulai masuk mobil pengantin mewah dengan ayah yang menemaninya di supiri oleh Asisten Haris. Sedangkan Shintia dan ibunya berangkat menggunakan mobil pribadi mereka, sama seperti para pihak pengantar dari mempelai perempuan berangkat menggunakan mobil pribadi.

Dalam perjalanan...

~DI RUMAH EDGAR~

"Bu, Apa Edgar sudah siap? Kita harus cepat berangkat, mempelai wanita sudah berangkat kata Haris baru saja dalam perjalanan. Sedangkan Edgar harus sampai lebih dulu di upacara pernikahannya." Kata Pak Abraham

"Sudah Pak, Kita semua hanya tinggal berangkat." Jawab Bu Clarissa

"Hmm ... Syukurlah. Anak itu sudah mengerti dan tidak membuat malu keluarga kita." Pungkas Pak Abraham bernapas lega

"Pak, Ibu ingin bertanya apa kita tidak menghubungi Vano dan Safira

jika kakaknya akan menikah." Gelisah Bu Clarissa jadinya

"Untuk apa memberitahu mereka. Mereka sedang belajar di sana, tidak perlu untuk pulang menghadiri pernikahan kakaknya. Jadi jangan mengganggu belajar mereka. Toh jika mereka ada di sini, bukan mereka yang akan membuat pernikahan Edgar sah." Ketus Pak Abraham

"Tapi Pak, Bagaimana nanti jika mereka pulang, Bapak sendiri bukannya tahu jika Edgar memiliki wanita masa kecil yang dicintainya hingga saat ini dan sekarang dia bersama anak-anak kita di dubai. Jika mereka pulang dan kekasih nya tahu jika Edgar sudah menikah bagaimana." Risau Bu Clarissa

"Dari dulu ayah sudah membuat perjanjian, lagipula ini bukan pernikahan sungguhan, tugas anak Pak Herman nanti hanya akan menuruti peraturan keluarga kita dan mengabdi di keluarga ini. Jika Edgar ingin, setelah menikah dia bisa menjalin hubungan dengan wanita yang dicintai nya. Bukan biaya murah yang aku keluarkan untuk membayar perusahaan Herman saat itu, Aku tidak mungkin melepaskan uangku begitu saja secara gratis."

"Bagaimana Bapak bisa berperilaku seperti itu? Kasihan menantu kita."

"Karena ayahnya sendiri sudah menjualnya. Dan apa yang aku keluarkan untuk perusahaan herman itu, Aku tidak ingin rugi dan sia-sia. Aku bisa memperlakukan Nara sebagai budak, tapi senjata Edgar adalah untuk menyelamatkan kekelaman keluarga ku. Keluarga kita bisa terpandang, tapi mereka tidak tahu jika kita memiliki banyak rahasia."

"Bapak sangat tega pada Nara. Gadis itu tidak berdosa."

"Cukup! Aku tidak ingin berdebat dengan mu. Ini sudah pukul 07.00, akad nya akan dilaksanakan pukul 08.00 kita harus berangkat sekarang juga." Ucap Pak Abraham melenggang pergi menunggu di mobil

Edgar pun sudah siap dan berjalan untuk berangkat dengan gagah dan juga tampan. Menggunakan pakaian pengantin Tuxedo hitam, celana hitam dan kemeja putih dan sepatu hitam. Ia pun langsung masuk mobil dan berangkat. Pakaian pengantin pria memang selalu terlihat simple, namun kemewahan pernikahan dapat di lihat dari salah satu gaun pernikahan yang dikenakan mempelai wanita.

Dalam perjalanan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!