12. Hari Pernikahan

Karena gedung pernikahan tidak terlalu jauh dari Mansion Pak Abraham, Keluarga mempelai pria sudah sampai terlebih dahulu kurang lebih menempuh perjalanan selama 20 menit. Sedangkan Nara dan rombongan masih di jalan.

Edgar pun keluar dari mobil dan para tamu tertuju pada Edgar yang di dampingi ayah ibunya berjalan di Altar Pelaminan yang diberi red karpet. Mereka semua melihat dan menatap Edgar dengan kagum pemilik wajah tampan itu, para wanita yang seusia dengan Edgar rasanya ingin pingsan melihat ketampanannya, dan sebagian putus hati melihatnya akan menikah dan menjadi pemilik wanita lain.

Edgar menuju tempat untuk Ijab qabul, lalu duduk menunggu pengantin wanitanya yang membuat Edgar kesal tidak suka menunggu.

"Eh ... Ehh Van, Rel, Lihat Edgar sudah datang." Ucap Azka yang sama sibuknya seperti Evan terus mencicipi makanan

"Biarkan saja kenapa. Si Edgar ini yang akan menikah. Wajarlah dia ada di sini." Jawab Evan kesal, ia tidak peduli dan terus makan sehingga tidak ada seorangpun yang boleh mengganggunya

"Lihat dulu ... Penampilan dia beda ... Gila tuh anak. Beraninya mengalahkan ketampanan seorang Azka."

Karena desakan dari Azka, Evan pun melihat Edgar yang sedang duduk di ijab qabul.

"Iya juga ya. Ketampanan gue kalah nih. Gue masa bodo amat yang penting makan. Mumpung gratis!" Ucapnya sekilas dan terfokus melanjutkan makan lagi

"Makan saja pikiran lo." Ketus Azka kesal

Sedangkan farel terus melihat ke arah luar sejak dari tadi, Penasaran ingin segera melihat bagaimana wajah mempelai wanita itu.

Kurang lebih menunggu 10 menit. Akhirnya Nara dan keluarganya sudah sampai. Dan semua bersiap menyambut kedatangan mereka.

Asisten Haris pun menghentikan mobilnya.

Ketika Nara sudah sampai ia sangat was-was hatinya tidak tenang dan takut melihat di depan matanya saat ini sebuah gedung akan melangsungkan pernikahannya.

"Ayah..." Panggil Nara dengan wajah ketakutan

"Tidak akan terjadi apa-apa, Nara. Bersikaplah seperti orang yang tidak melakukan dosa. Kau harus percaya diri. Tatap saja wajah para tamu yang memandang mu kagum." Bisik Ayahnya

Kecemasan Nara semakin menjadi-jadi ia berusaha mengumpulkan tenaga untuk menerima pernikahan ini dan harus bersikap apa yang dikatakan ayahnya tadi "Bersikaplah seperti tidak melakukan dosa," yang membuat Nara semakin merinding.

Nara pun turun dari mobil, lalu masuk berjalan di altar pernikahan sambil digandeng ayahnya. Dan para tamu dari pihak Nara berjalan di belakang mereka bersama Bu Ella dan Shintia.

Waktu Nara masuk semua para tamu di dalam menatap kagum Nara dan membicarakan jika mempelai wanitanya sangat cantik.

Ketika Edgar melihat Nara ia pun tidak berkedip sama sekali dengan menatap Nara terus. Wanita itu terlihat berbeda dengan polesan make up flawless, tidak seperti sosok wanita yang ia temui kemarin.

"Tuh kan bu apa aku katakan, semua orang pasti terpesona melihat penampilanku." Percaya diri Shintia yang kegeeran

"Iya nak, Ibu sudah menduganya. Kau kan memang anak ibu yang paling cantik." Jawab Bu Ella membela anaknya

Dan di sisi lain Farel melihat calon pengantin wanitanya yang sedang berjalan di altar pernikahan menuju tempat ijab qabul.

"Itu dia calon istri si Edgar sudah datang." Ucap Azka

Farel pun langsung melirik ke depan dengan sontak, matanya tertuju melihat ke altar.

Deg!

Farel langsung terkejut ketika melihat wajah yang akan menjadi calon istri sahabatnya. Ia bergemetar frustasi dan langsung mengenali bahwa itu Nara yang sudah ia lecehkan.

"Nara!" Tegunnya dengan terkejut

"Gue tidak sedang salah lihat kan, Itu si Nara mahasiswa baru kampus kita. Kenapa dia bisa dijodohkan dengan sahabat kita sendiri. Gila..." Ucap Evan sama terkejutnya

"Lo kenal dengan dia, Rel. Seolah Lo kan playboy. Adik tingkat pun di pacari segala." Tanya Evan

Farel hanya terlihat diam membeku.

"Alah... Masa gue kenal wanita cupu itu sih. Gue kan seleranya tinggi." Jawab Farel gugup seolah tidak mengenal Nara

"Pada intinya mereka tidak boleh tahu. Jika gue sebenarnya kenal bahkan sudah melecehkan si cupu itu." Batin Farel gelisah

Edgar yang sedari tadi menatap kagum Nara sampai tak berkedip, akhirnya tersadar dan langsung memalingkan wajahnya untuk menahan jangan sampai ia tergoda pada kecantikan Nara hari ini. Ia cukup gengsi mengakui hal itu.

Nara pun sudah sampai di tempat untuk ijab qabul pernikahan, ia pun langsung duduk di samping Edgar dengan gugup.

Sedangkan Edgar, masih memalingkan wajahnya dan menunduk ke depan untuk jangan terpesona pada gadis di sampingnya. Ia cukup lama merasakan jantungnya berdegup kencang.

"Kedua mempelai sudah datang, Kita mulai ijab qabulnya sekarang juga." Kata penghulu

"Silakan Pak Penghulu, lebih cepat lebih baik." Jawab Pak Abraham

"Baiklah saudara Edgar mari jabat tangan Saya." Sambil menjulurkan tangan di atas meja

Dengan malas dan cuek Edgar pun menerima jabatan tangan Pak Penghulu untuk mengucapkan ijab qabul pernikahan.

Pak Penghulu pun langsung membacakan ijab qabul pernikahan.

Dan Edgar mengikuti ijab qabul pernikahan dan menjawabnya dengan lancar dan lantang tanpa hambatan apapun.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Nara Qirani binti Herman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ucap Edgar simple tanpa harus berbelit

Sah...

Nara dan Edgar pun sudah sah menjadi pasangan suami istri. Setelah melakukan beberapa doa, langsung diaminkan dan Edgar pun diperintahkan untuk memasangkan cincin pernikahan pada Nara. Begitu pula Nara pada Edgar.

Pertukaran cincin sudah dilakukan, mereka berdua pun langsung menuju pelaminan untuk menerima salam selamat dari para tamu.

Dengan terpaksa Edgar menggandeng tangan Nara menuju pelaminan layaknya pengantin yang berbahagia di pernikahan merek. Nara menyadari melihat Edgar seperti tidak suka memegang tangannya, Nara merasa bersalah.

Setelah itu, mereka duduk di pelaminan, lalu berdiri ketika ada para tamu yang ingin memberi salam selamat.

Pada saat itu yang pertama naik ke pelaminan untuk memberi selamat adalah sahabatnya Edgar.

Melihat Evan, Azka dan Farel. Edgar terlihat sangat senang saat sahabatnya ternyata datang.

Tetapi ketika Nara melihat salah satu di antara pria itu, mata Nara tertuju pada Farel. Dari sana Nara sangat terkejut tak terhingga melihat kilatan petir dan suara menggelegar di siang hari saat melihat Farel. Hingga membuat Nara ketakutan trauma dalam.

"Pria itu, Farel!!" Pekik Nara

"Selamat ya bro. Selamat untuk nanti malam. Akhirnya adikmu akan menemukan sarangnya. Hhh..." Selamat dari Evan yang penuh maksud tertentu dengan memeluk Edgar yang tahu akal pikirannya

"Apaan sih..." Mengelak Edgar

"Selamat ya Gar. Semoga cepat diberikan anak untuk calon keponakan kita. Hhh..." Kata Azka sambil tertawa

"Selamat ya bro." Singkat Farel berusaha bersikap biasa saja

"Apa! Jadi mereka adalah sahabat. Kenapa bisa Kak Farel bersahabat dengan orang yang aku nikahi, andai Kak Farel tahu jika aku sedang mengandung anaknya. Jika mereka adalah sahabat, bagaimana dengan selanjutnya jika aku menyembunyikan rahasia bersama Kak Farel." Risau Nara dalam hati

"Eh iya selamat juga ya, kita ini sahabat Edgar. Kami tahu kau adalah mahasiswa baru dan kita berkuliah di tempat yang sama. Kami mendukung kalian berdua. Tolong jaga Edgar baik-baik ya. Dan kau harus banyak bersabar dengan sikap Edgar yang cuek." Kata Evan pada Nara

Nara tidak fokus saat Evan memberikan selamat. Ia terus gelisah melihat sosok mata elang mengintimidasi yang menatap ke arahnya, sehingga Nara gugup ketakutan berusaha untuk mengendalikan diri agar tidak ada orang yang curiga jika sepertinya ia tidak baik-baik saja.

Evan dan Azka sudah memberi selamat pada Nara, tinggal Farel yang memberi selamat pada Nara. Ketika Farel berada tepat dihadapannya, membuat Nara yang menunduk semakin ketakutan dan keringat dingin keluar padahal gedung itu AC menyala.

Tetapi Farel bersikap biasa saja seolah ia tidak mempunyai salah pada Nara dan malah menghimpitnya.

"Selamat yah sahabat ipar. Aku tidak menyangka kau bisa dengan mudah menjual dirimu pada laki-laki lain lagi. Benar kata orang wanita lugu menyimpan kebusukan di dalamnya sama seperti mu. Kau lupa ya, biar aku ingatkan kau sudah tidak suci lagi. Apa suamimu sudah tahu? Dengan mudah aku akan menghancurkan hidupmu karena dia adalah sahabat ku." Mengejek dan sindir Farel dengan pelan bahkan hanya bisa didengar oleh Nara saja, sehingga tidak membuat teman-temannya curiga.

Dengan mendengar ucapan Farel membuat Nara menahan rasa sakitnya. Hatinya hancur bagai tersambar petir ketika Farel berkata itu pada Nara. Selama itu ia menahan air mata yang ia bendung untuk tidak keluar supaya tidak ada yang curiga.

Setelah sahabatnya, dilanjutkan dengan para tamu undangan yang berdatangan memberi selamat. lalu para tamu bisa mencicipi makanan yang sudah dihidangkan.

Mereka melakukan seperti itu terus menerus sampai pukul 18.00 itupun masih belum selesai karena para tamu yang datang cukup banyak. membuat Edgar kesal dan lelah, rasa ingin segera pergi meninggalkan acara pernikahannya.

Hingga pada akhirnya acara pemberian selamat selesai pada pukul 20.00. Membuat Edgar bisa bernafas lega.

"Syukurlah semuanya sudah selesai, dan besok tinggal resepsi pernikahannya." Ucap Pak Abraham

"Apa ayah masih ada lagi!!" Pekik Edgar dengan terkejut dan membuatnya seperti kehilangan untuk bernafas lagi.

"Iya. Memangnya ayah macam-macam dengan pernikahanmu ini, ayah akan membuat pernikahanmu berkesan di seluruh penjuru dunia."

"Sudahlah percuma bicara dengan ayah." Jawab Edgar kesal

Nara masih berdiri di atas pelaminan, jauh dari semua keluarga yang terlihat sedang berbincang. Karena terlalu lama berdiri dan kelelahan menyalami para tamu undangan, membuat Nara lemas dan pusing. Tiba-tiba ia kehilangan pandangannya yang jelas rasanya ia melihat sekitar berputar, mungkin karena akibat ia sedang hamil juga. Tak lama bertahan untuk menahan, ia pun pingsan juga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!