17. Akan Terbongkar

Nara mendengar perkataan Edgar dan Pak Abraham dibalik tangga, hatinya sangat teriris tetapi ia sangat sabar dan menerima semua kenyataan bahwa memang dia bukan siapa-siapa.

"Sajikan makanannya padaku!" Perintah Pak Abraham pada istrinya Bu Clarissa

"Baik." Jawab Bu Clarissa mulai menyajikan makanan pada suaminya.

Nara pun turun menghampiri semua orang di meja makan, sambil mengusap air matanya dan bersikap seolah baik-baik saja.

Edgar yang menyadari kedatangan Nara langsung memerintah nya agar cepat menyajikan makanannya.

"Aku tahu kau sudah mendengar pembicaraanku tadi. Jadi pelayan, Cepat sajikan makanannya padaku sekarang." Kata Edgar menyentak

"Baik Tuan"... Nara hanya menurut saja ia tidak bisa melawan dan mulai menyajikan makanannya.

Semua orang pun mulai sarapan dan menyantap makanannya, terkecuali para istri yang harus menunggu suami mereka selesai makan.

Kurang lebih 15 menit berlalu mereka sudah selesai makan, Pak Abraham mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa ke perusahaan. Sedangkan Edgar pergi entah kemana melajukan mobilnya, jika pergi kuliah tidak mungkin karena hari ini hari Minggu.

...***...

1 bulan kemudian~~

Sudah satu bulan, Nara menjalani kehidupan sebagai menantu di keluarga Pak Abraham, Namun menjadi pelayan bagi suaminya. Ia melewatinya dengan tulus kepada perlakuan Edgar padanya yang sangat dingin dan tak peduli. Masalahnya hanyalah rahasia yang ia sembunyikan pada Edgar dan Pak Abraham yang memiliki sifat kelicikannya, selain mereka tidak ada masalah yang dihadapi Nara selama 1 bulan itu.

Nara ternyata tidak diperbolehkan lagi untuk melanjutkan kuliahnya, karena perintah Pak Abraham dan memintanya untuk fokus sebagai seorang istri saja. Nara pun menerima perintah Pak Abraham dengan lapang dada walaupun impiannya untuk kuliah di tempat favorit putus ditengah jalan.

Bisa dikatakan Nara adalah seorang mahasiswi singkat yang menempuh perkuliahan hanya satu hari. Satu hari itu, hanya membawanya dalam masalah besar untuk selamanya.

Pagi hari itu~~

Bu Clarissa dan Nara sedang memulai sarapan setelah para suami sarapan, Itulah keseharian mereka hingga nanti.

Saat mulai suapan makanan pertama tiba-tiba Nara mengalami morning sickness Karena perutnya dibiarkan kosong. Dia pun langsung berlari ke kamar mandi.

Bu Clarissa pun dibuat keheranan, kenapa Nara mual-mual pagi itu, ia pun langsung mengikuti Nara dari belakang.

"Nara, Ada apa nak? Kau baik-baik saja kan, Apa yang terjadi." Kata Bu Clarissa di balik pintu luar kamar mandi

"Apa yang terjadi padaku pagi ini? Apa karena kehamilan ku. Jika aku terus mengalami seperti ini Ibu Clarissa dan yang lainbisa curiga, cepat atau lambat pasti rahasiaku akan terbongkar. Apa yang harus aku lakukan? Semua ini gara-gara laki-laki itu yang sudah menyeret ku ke dalam masalah ini." Kata Nara dalam hati

"Tidak apa-apa Bu. Aku baik-baik saja." Lanjut Nara keluar dari kamar mandi

"Baik-baik saja bagaimana, Wajahmu terlihat sangat pucat nak." Kata Bu Clarissa sembari khawatir

"Aku benar baik-baik saja Bu. Ibu tidak perlu khawatir. Mungkin aku masuk angin, diberi obat nanti akan sembuh." Kata Nara dengan gugup dan sudah berbohong.

"Tidak. Wajahmu sangat pucat sekali. Ibu akan minta Edgar membawamu pergi ke rumah sakit."

"Jika ibu memintaku untuk pergi menemui dokter, maka dokter akan memberitahu semua orang jika aku sedang hamil." Kata Nara dalam hati khawatir

"Ti-tidak perlu Bu, Aku tidak apa-apa. Lagipula Tuan muda sangat sibuk hari ini." Lanjut Nara masih gugup

"Tidak, Kali ini kau harus mendengarkan ku, dan Edgar harus tahu jika istrinya sedang sakit." Kata Bu Clarissa sambil pergi menuju kamar Edgar

"Bagaimana ini jika Kak Edgar menurut, maka semua orang akan tahu jika aku menyembunyikan rahasia." Dalam hati Nara tak tenang

Di Kamar Edgar~~

Edgar sedang mengerjakan tugas objek penelitian di laptop nya yang diberikan oleh dosen.

"Edgar..." Panggil Bu Clarissa dengan nada khawatir

"Ada apa bu?" Jawab Edgar tetapi tetap fokus pada laptopnya.

"Kau harus membawa Nara ke rumah sakit nak. Dia wajahnya pucat sekali dan tadi dia muntah dan mual-mual." Jelas Bu Clarissa

"Kenapa ibu memberitahu semua masalah yang sedang dihadapi wanita itu padaku?" Menyudahi pekerjaannya dan menatap ibunya

"Dia kan istrimu Edgar, Kau berhak mengetahui apa yang sedang dialami istrimu."

"Sudah kukatakan aku tidak menganggapnya sebagai istriku, dia hanya orang asing yang tiba-tiba terikat padaku dan menjadi pelayan ku." Tegas Edgar

"Kau ini suami macam apa, sudah jelas dia adalah istrimu yang sudah kau nikahi dengan sah dan terdaftar di negara. Sudah kewajiban mu untuk selalu terikat padanya, memperlakukan nya dengan baik, bukan menganggapnya sebagi pelayan di rumah ini." Marah Bu Clarissa

"Aku tidak memiliki banyak waktu. Ibu tidak melihat aku sedang sibuk, masalah tugas kuliah ku belum selesai, Jangan menambah masalahku lagi karena wanita itu." Melanjutkan pekerjaannya

"Ibu boleh pergi sekarang....maaf jika aku lancang padamu." Jelas dan dingin Edgar meminta Bu Clarissa pergi, dan Edgar tidak peduli sama sekali pada Nara.

Bu Clarissa pun pergi dengan kesal. Dan turun menemui Nara lagi.

"Nara, Ibu akan panggilkan dokter saja ke rumah ya, Supaya kau diperiksa."

"Apa dokter ke rumah?? Bagaimana ini aku harus apa?" Dalam hati Nara dan gelisah

Bu Clarissa pun memanggil dokter keluarga melalui telepon rumah.

"Nara, sebentar lagi dokter akan datang. Sekarang istirahatlah di kamar mu dulu ya, Tapi di kamar mu ada Edgar sedang tidak bisa diganggu. Hadi kau beristirahat di kamar ibu saja dulu sampai dokter datang."

Nara hanya menurut dan sudah pasrah. Bu Clarissa pun membopong Nara menuju kamarnya dan mengistirahatkan Nara di sana, lalu ia pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan Nara.

"Aku harus apa, Jika semua orang tahu aku hamil itu tidak apa-apa memang pada awalnya itu rencana ayah, tapi masalahnya adalah usia kehamilanku sudah 2 bulan, sedangkan pernikahan ku dengan Kak Edgar baru 1 bulan. Dan Kak Edgar sendiri tidak pernah menyentuhku, dia pasti akan sangat curiga. Apakah ini sudah saatnya rahasia ku terbongkar, Tuhan? Aku tidak siap di cap sebagai penipu." Kata Nara bimbang

Tanpa disadari muncul dibenak Nara untuk menghubungi ayahnya untuk membantu dan mencari jalan keluarnya. Segera mungkin Nara mengeluarkan handphone dan menghubungi ayahnya.

"Halo Ayah." Ucap Nara

"Halo Nak, Ada apa tak biasanya kau menelpon Ayah?" Jawab Pak Herman yang ternyata masih peduli

"Ayah tadi pagi..." Nara pun menjelaskan semua yang terjadi, "Dan sekarang dokter akan memeriksa keadaan ku. Jika dokter mengatakan aku hamil dan usia kandunganku sudah 2 bulan, semua orang akan heran padaku karena usia kehamilanku melebihi pernikahan ku dengan Kak Edgar, Jadi apa yang harus aku lakukan?" Tanya Nara

"Kau tenang saja, Ayah akan menyelesaikan masalah ini, Sekarang kau harus tenang saja. Dan ikuti alur yang ada."

"Baiklah Ayah..." Nara menutup telepon

"Entah sejak kapan aku menjadi orang licik dan pembohong seperti ini. Aku malah bersekongkol dengan Ayah." Kata Nara kesal

Pak Herman pun langsung pergi menuju rumah sakit X dan mencari dokter keluarga yang ditugaskan untuk datang ke kediaman Pak Abraham. Dan Pak Herman pun berhasil menemukan informasi nya, segera mungkin ia mencari dokter tersebut dan berhasil menemukan nya, Ia pun langsung meminta dokter itu mengikuti semua perintahnya.

Alhasil dokter itu bisa diajak bekerja sama dan menerima perintah Pak Herman

dengan suapan uang Rp.75.000.000.

Dokter yang sudah menjadi ladang kepercayaan Keluarga Abraham, ternyata ia berhasil tergiur dengan tawaran dari besannya untuk melakukan sesuatu.

Sebuah kebohongan pun dimulai...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!