Sesuai permintaan ayah tama kemarin, pagi ini leon muncul menjemput kirey untuk pergi ke kediamannya.
Sepanjang perjalanan kirey hanya diam, tak ingin berbicara karena jika dia bertukar suara dengan leon dapat di pastikan dia akan terbawa perasaan emosi, dan itu akan terasa menyebalkan.
"Keluarlah kita sudah sampai" ujar leon setelah mobilnya berhenti di salah satu depan rumah berlantai dua.
Kirey menghela nafas kasar, ia segera turun dengan langkah berat mengikuti leon dari belakang.
"Mendekat kemari" kata leon seraya ingin menggenggam lengan kirey.
"Aku bisa sendiri, bukannya ini sudah cukup dekat" tipis kirey mulai merasa kesal.
"Ingatlah untuk tidak membuat masalah lagi, setidaknya jika kamu tidak suka denganku, tunjukan hal itu hanya padaku
"jika kita sedang bersama orang lain, bisakah kamu berpura-pura bahwa kamu sudah menerima pernikahan kita. Kalau seperti itu bagaimana?" tanya leon memberikan penawaran.
"Baiklah, kalau begitu aku setuju" jawab kirey senang dengan ide dari leon.
"Ayo masuk" kata kirey sambil tangannya duluan yang merangkul lengan leon, dengan langkah seirama mereka berdua kini memasuki rumah bersama.
Kedatangan mereka di sambut oleh banyak orang yang mana membuat kirey terkejut "Kenapa sangat banyak orang?" bisik kirey bertanya pada leon.
Namun leon tak menjawab, hanya tersenyum kemudian mengajak kirey melanjutkan langkah kaki mereka menuju ruang tengah, dimana ayah dan para orang tua lainnya berkumpul.
"Selamat datang menantu perempuan kami" sambut beberapa orang ibu, yang kirey tau adik-adik perempuan dari ayah tama.
"Duduklah" ucap bi asih, menarik tangan kirey untuk duduk di kelilingi para orang tua sedangkan leon berjalan menjauh.
"Perhatian semuanya, kalian pasti sudah tau. Tapi aku ingin sekali lagi memperkenalkan, ini kirey istri leon dan juga menantuku" ucap ayah tama.
Untuk sesaat kirey menjadi gugup karena di tatap banyak orang, awalnya dia mengira hanya akan ada beberapa orang saja, tapi rupanya keluarga besar leon semuanya berkumpul.
Sedangan leon diam-diam dari pojokan memperhatikan istrinya, yang kini sedang berbincang dengan beberapa pangkat ibunya.
Semenjak kirey memasuki ruangan, dapat leon lihat, dan dengar dengan jelas bahwa seluruh keluarga menatap istrinya suka.
Sambutan hangat dari keluarganya menghilangkan kerutan yang tadi sempat ia lihat di wajah kirey, mungkin istrinya sedang gugup takut dia tidak dapat di terima karena masalah kemarin.
"Syukurlah semuanya kembali menjadi baik-baik saja" batin leon
Ayah melambaikan tangan menyuruhnya mendekat "berbincang-bincang lah dengan istrimu, bukankah ada banyak hal yang perlu kalian bicarakan?" ucap ayah berusaha mendekatkan dirinya dan kirey.
Sementara kirey yang merasa bosan, karena tak tau harus berbuat apa dan tidak ada teman sebaya untuk di ajak bicara, karena belum ada yang ia kenal pun mengangguk setuju.
"Baiklah ayah kami akan keluar sebentar" ucap kirey kemudian dengan memasang senyum manisnya.
Hal itu tak luput dari perhatian leon, melihat istrinya tersenyum membuat jantungnya berdetak kencang karena jika bersama dengan dirinya leon jarang melihat kirey tersenyum.
"Tidak dia sepertinya lelah, biarkan dia istirahat di kamar" ucap leon sambil melingkarkan tangannya ke pinggang kirey hingga membuat istrinya itu membulatkan mata menatapnya kesal.
"Baiklah" setuju ayah tama.
"Jangan berlebihan" tekan kirey berbisik di telinga leon.
Leon malah menanggapi kirey dengan tersenyum miring, ia tak menyangka mengerjai istrinya dapat membuatnya sesenang ini.
Cklek!
Bunyi ketika pintu kamar terkunci, kirey menarik nafas panjang mencoba merilekskan diri.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya leon.
Entah apa yang terjadi nanti, yang jelas saat ini kirey tau jalannya sudah berbeda. Ia takkan mungkin lagi kembali, apalagi untuk menemui sean pun tak mungkin.
"Jangan mencoba bermain-main denganku" tekan kirey sambil menyilangkan tangan di dada dan menyandarkan diri pada dinding masih menatap leon tak suka.
"Aku tidak mengganggumu"
"Ckck, jangan karena ini rumahmu, kamu bisa berbuat seenaknya. Bagaimanapun kamu tau aku belum sepenuhnya menerima keadaan jadi jangan terlalu memaksakan." ucap kirey menatap leon serius.
"Baiklah aku hanya meminta agar kamu tidak lagi berhubungan dengan masa lalumu, dan aku doakan semoga kamu cepat bisa menerimaku" balas leon.
"Doakan saja yang terbaik" pasrah kirey.
"Marilah jangan terus berdiri di situ, apa kakimu tidak lelah ? " leon mengajak kirey untuk beristirahat di tempat tidur. Karena dari tadi, istrinya masih tetap berdiri menyandar pada pintu kamar.
"Keluarlah, aku ingin istirahat sendiri" seketika kirey berubah kembali menjadi gugup.
Situasinya sekarang dia berada dalam satu kamar yang sama dengan leon, dan lagi mereka sekarang berada di rumah leon.
Kirey tidak bisa berbuat semena-mena, tak bisa kirey pungkiri walaupun dia tidak menyukai leon tapi berada dalam satu ruangan yang sama membuat perasaannya menjadi lain.
"Apa yang coba kamu lakukan?" bentak kirey bertanya melihat leon mendekat ke arahnya.
"Aku tidak bisa keluar sekarang, atau orang di luar akan curiga" ucap leon mencari alasan.
"Sudah ku katakan kemari" leon menarik tangan kirey menuju tempat tidur langsung membuat kirey duduk.
"Aku tidak akan macam-macam, sudahlah kamu istirahat saja berhentilah mengeluh atau kamu ingin aku memakanmu?" ancam leon yang membuat kirey menatapnya melotot.
"Sialan" umpat kirey.
"Selagi kita sedang berdua, bagaimana kalau kamu bercerita tentang sean" kata leon.
"Apa kamu bercanda? hal itu sama sekali tidak lucu" kirey menatap leon tak percaya.
"Memangnya kamu melihat mukaku seperti sedang bercanda ? ceritakan saja. Aku penasaran soal pria yang membuatmu menjadi tidak waras" kata leon sambil menahan tawa.
"Namanya juga cinta" bantah kirey sambil memalingkan muka.
"Sampai merugikan banyak pihak?" tanya leon tapi tak di jawab oleh kirey.
"Sudahlah aku hanya ingin kamu bercerita tentang dia, bukan berdebat denganmu, jangan merusak mood kita" kata sean lagi.
"Tidak ada yang spesial."
"Sejak pertama kali melihatnya aku sudah menyukai dirinya, lalu semua terjadi begitu saja" cerita kirey mulai menerawang.
"Apa-apaan sesingkat itu?" tanya leon tak terima.
"Apalagi? itu saja yang dapat aku beritahukan, lagi pula kamu ini aneh sekali."
"Suami mana yang bertanya, dan ingin mendengar tentang kekasih istrinya sendiri ckck" kirey menggeleng-gelengkan kepala tak mengerti.
"Ralat, bukan kekasih tapi mantan kekasih" sergah leon tak terima.
"Iya terserah kamu"jengah kirey.
"Ceritakan secara detail" kekeh leon menatap kirey dengan muka menuntut.
"Hanya seperti itu, aku bukan seperti dirimu yang sudah berpacaran lama sampai bertahun-tahun. Leon pria pertama yang mengajarkan apa arti dewasa padaku, lalu aku merasa nyaman di dekatnya."
"Dan lagi dia tidak pernah memaksaku untuk berubah tidak seperti dirimu" ucap kirey menatap leon kesal
"Kami memang baru memulai hubungan, makanya kami menjalaninya pelan-pelan, dan jangan tanyakan kenapa dia sampai bisa membuatku tidak waras."
"Aku juga tidak mengerti dengan jelas, yang aku tau jika aku telah melakukan banyak kesalahan, karena aku melakukannya secara sadar."
"Aku tidak sebodoh itu sampai tidak tau mana yang benar dan yang salah, tapi walau otakku mengatakan bahwa yang ku lalukan salah, tapi hatiku berkata benar."
"Itu saja, apa kamu puas ?" tanya kirey menatap leon dalam, leon hanya diam saja entah apa yang dia pikirkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments