6. Bimbang

2 hari dari kejadian itu. Kirey akhirnya menerima telfon panggilan masuk dari Sean.

"Maaf sayang, seminggu terakir aku sangat sibuk." Ucap Sean memberi alasan.

"Aku akan menikah." Tanpa berbasa-basi, Kirey berkata langsung pada intinya.

"Haha bercandanya tidak lucu. Kita memang akan menikah, tapi dua minggu lagi selepas aku datang ke rumah dan memintamu kepada mama." Ucap Sean.

"Tidak Sean. Aku serius! Aku akan menikah dengan pria pilihan papa. Aku sudah di jodohkan." Kirey mencoba menjelaskan.

"Kenapa kamu tidak cerita dari awal? jadi kamu akan menikah dengan pria lain?" Tanya Sean.

"Tidak, aku tidak tertarik menikahi pria lain kecuali kamu." Jawab Kirey hampir menangis, "Sebenarnya sudah dari beberapa hari lalu, aku ingin menceritakan soal ini. Tapi kamu terus sibuk."

"Baiklah aku percaya, tunggu aku datang untuk bicara langsung dengan orang tua kamu." Sean menimpali.

Kirey menganggukkan kepala walau tak dilihat oleh Sean.

"Jangan menangis. Anggap saja ini ujian untuk kita" Ucap sean menenangkan. Ia tau kalau Kirey pasti saat ini sedang menangis.

Kirey menghapus air matanya. lalu mereka mulai berbincang.

Keesokan harinya. Tepat hari ke tiga setelah pertemuan itu.

Kirey menemui papa ian diruang tamu Ia mengatakan keinginannya untuk tidak mau menikah dengan Leon.

"Mama pikir tidak ada salahnya kamu menikah dengan Leon, supaya kamu berhenti keluyuran tidak jelas. Apa yang membuatmu ragu?" Tanya mama yang datang dari arah dapur, ditangannya membawa secangkir teh untuk Papa Ian.

"Hah, kenapa mama juga ikut-ikutan ingin menjodohkanku? Sudah aku katakan kalau aku tidak mau."

"Alasannya kamu tidak mau apa? Ada benarnya tentang apa yang dikatakan Pak Tama itu. Kalau kalian berdua menikah, mungkin kalian bisa saling melengkapi." Ucap mama lagi.

Kirey memilih untuk tidak merespon. Berjalan keluar rumah, tujuannya dia akan ke rumah Nadira.

Sesampainya di rumah Nadira. Dia langsung ke halaman belakang. Melihat teman-temannya sedang berkumpul, membakar jagung.

"Nad, bagaimana menurutmu kalau aku menikah?" Tanya kirey tiba-tiba kepada Nadira yang tengah sibuk membolak-balik jagung agar tidak hangus.

"Kamu cuman bisa memasak sayur capcay, dan ikan goreng Kirey! memang iya nanti suamimu di kasih makan ikan goreng tiap hari Nikah-nikah apa? nanti saja minimal kalau kamu sudah jago masak." Telur yang menjawab.

"Aku tidak bertanya padamu." Kesal Kirey melirik Telix jengah.

"Nikah saja, biar bisa enak-enakan tiap malam haha." Ucap Ami sambil tetawa. Ia datang dengan membawa beberapa botol cola dingin.

Telix melempar ami dengan kulit jagung, "Jangan mengajarkan dia yang bukan-bukan." hardik telix.

"Memangnya kamu mau menikah sama Sean? kalian bahkan belum genap dua minggu berpacaran." Respon Nadira, mengabaikan Ami dan Telix yang sudah bertengkar. Nadira telah selesai membakar jagung.

"Aku dijodohkan." Jawab Kirey. Mengambil salah satu jagung yang sudah dibakar, kemudian digigitnya.

Ucapan Kirey berhasil membuat diam ketiga sahabatnya. Telix bahkan sampai menganga menatap Kirey tak percaya.

"Apa kamu bercanda? Umurmu bahkan belum genap 20 tahun! Dijodohkan? Memangnya orang tuamu pikir ini zaman Siti Bergaya." Seru Telix tak terima.

"Aku sudah menolak. Pria yang akan mereka jodohkan denganku terlihat sangat arogan. Aku tidak suka." Ucap Kirey acuh tak acuh.

"Kamu memang harus menolak perjodohan itu." Tegas Telix. Ami dan Nadira mengangguk setuju.

"Aku mungkin akan menyetujuinya kalau sean tidak memberi kepastian. sudahlah jangan di bahas lagi."

Telix yang ingin membatah, namun mendapati plototan dari Kirey. Menarik nafas kesal. Telix kemudian memutuskan mengambil gitar lalu memainkannya, sementara Ami bernyanyi.

Mereka berempat mulai menikmati jagung dan cola tanpa melanjutkan pembahasan tentang perjodohan tersebut. Kirey tertawa sejenak melupakan problem yang menimpa dirinya.

Keesokan harinya. Nomor handphone Sean di hubungi tapi tidak aktif. Lusanya juga demikan. Sampai hari kamis, nomornya masih tidak aktif.

Satu minggu berlalu. Nomor hp Sean tidak kunjung aktif. Kirey mulai merasa bimbang, pikirnya apa mungkin Sean tidak benar-benar serius dengan perkataannya.

Pasalnya hari ini seharusnya menjadi hari Sean datang ke rumahnya, agar ada alasan kuat perjodohan ini batal. Tapi dari pagi hingga menjelang malam, tak ada kabar dari Sean sama sekali.

Berpapasan dengan kedatangan leon ke rumah malam itu,

Tok, tok.

Bunyi ketokan pintu.

Kirey beranjakbkedepan membukakan pintu. Ia mendapati leon datang dengan membawa martabak coklat kacang, cemilan kesukaan kirey pada saat itu.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Mama, Papanya ada?" Tanya Leon balik tak menjawab pertanyaan Kirey. Leon masih berdiri di depan pintu, belum berani masuk karena kirey belum mempersilahkannya masuk.

Mama keluar kamar karena mendengar ada suara orang dari depan, "Mama yang mengundangnya, mari masuk Nak Leon."

Kirey mendengus kesal. Apa yang mamanya itu pikirkan, mengapa mengundang pria arogan itu ke sini. Kirey mempersilahkan Leon masuk, duduk di ruang tamu.

Papa Ian datang berpapasan dengan Kirey yang muncul dari arah dapur membawa nampan teh untuk tamu tak dia undang dan satu cangkir teh untuk Papanya.

"Jadi begini tante, maaf sebelumnya maksud kedatangan saya kesini ingin bertanya kejelasan dari jawaban Kirey tentang ajakan saya minggu lalu." Ucap Leon

Semua orang kini menatap ke arah Kirey, menunggu jawabannya. Namun, ia diam saja, berpura-pura tidak mendengar.

"Leon, kamu berbincang dengan Om Ian sebentar. Ada yang Tante perlu bicarakan dengan Kirey" Sela Mama Ike sambil menarik tangan Kirey menuju kamar. Meninggalkan Leon yang bingung dan Papa Ian di ruang tamu.

"Sekarang katakan alasan apa kamu menolak. Sudah beberapa kali kami bertanya alasanmu menolak Leon, tapi kamu tidak kunjung menjawab." Tanya Mama dengan tatapan menyelidik.

Awalnya, Kirey masih diam karena bingung harus menjawab apa. Tapi beberapa menit kemudian, ia mulai bercerita tentang dirinya dan sean.

"Kalau memang seperti itu, tandanya Sean tidak dapat memberikanmu kejelasan. Mungkin ada sesuatu hal yang membuat dia menghilang. Tapi jika sudah seperti ini mungkin takdir menginginkan kamu agar tak bersama Sean, terimalah Leon."

"Mama tidak memaksamu, tapi coba kamu pikirkan baik-baik. Tapi jika memang kamu tidak ingin, maka tolak saja. Kamu punya hak untuk menentukan masa depan kamu. Jika kamu tidak ingin dengan Leon, tidak masalah. Masih banyak pria lain. mama akan selalu mendukungmu." Keputusan Mama, sambil menggenggam tangan Kirey erat.

"Aku memang tidak mau. Mama memang mengatakan tidak memaksa. Tapi seolah-oleh langsung menyuruhku menerima Leon. Jadi, atur terserah Mama saja." Ucap Kirey akhirnya.

Setelah mendapat jawaban demikian, Mama keluar kamar. Kirey menetap di kamar, tak ingin keluar. Dari yang kirey dengar dari dalam kamar, mama berkata kalau Ia setuju.

Ia juga mendengar. Leon yang mendapat tanggapan seperti itu, berkata akan datang dengan keluarganya kamis depan untuk lamaran.

Episodes
1 1.Prolog
2 2.Awal cerita
3 3. Kepulangan sean
4 4. Tuan tanah tama
5 5. Rencana ayah tama
6 6. Bimbang
7 7. Pertemuan keluarga
8 8. Lamaran dan telfon dari sean
9 Bab 9. Pernikahan
10 Bab 10. Malam pertama
11 Bab 11. Pertengkaran
12 Pengumuman.
13 Bab 13. Kabur
14 Bab 14. Pesan dari mama ike
15 Bab 15. Tuntutan keluarga leon
16 Bab 16. Kepulangan kirey
17 Bab 17. Kumpul keluarga
18 Bab 18. Rumah ayah tama
19 Bab 19. Tentang kirey
20 Bab 20. Dapur
21 Bab 21. Rumah tangga membaik
22 Bab 22. Malam penuh cinta
23 23. Sukma
24 24. Tato dan sweter
25 25. Berdamai dengan keadaan
26 26. Rumah sakit
27 27. Perempuan asing
28 28. Brownis
29 29. Rencana
30 30. Liburan
31 31. Liburan II
32 32. Aenun
33 33. Malam terakir di pulau
34 34. Hak leon
35 35. Mengecek rumah baru
36 36. Aneh
37 37. Hamil
38 38. Rahasia umum
39 39. Keguguran
40 40. Depresi
41 41. Jalan-jalan
42 42. Firasat
43 43. Mimpi buruk
44 44. Tragedi rumah baru
45 45. Kedatangan Keluarga sukma
46 46. Sukma
47 47. Kabur
48 48. Pulang rumah
49 49. Pertengkaran
50 50. Berusaha
51 51. Kecelakaan
52 52. Kembali bertengkar
53 53. Mendatangi ayah tama
54 54. Kaburnya bi ani
55 55. Kemarahan leon
56 56. Kekecewaan papa ian
57 57. Kedatangan leon
58 58. Kedatangan leon II
59 59. Keputusan papa ian
60 60. Kehancuran leon
61 61. Sukma melahirkan
62 62. Pernikahan yang di paksakan
63 63. Resepsi
64 64. Konflik
65 65. Adat
66 66. Adat II
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1.Prolog
2
2.Awal cerita
3
3. Kepulangan sean
4
4. Tuan tanah tama
5
5. Rencana ayah tama
6
6. Bimbang
7
7. Pertemuan keluarga
8
8. Lamaran dan telfon dari sean
9
Bab 9. Pernikahan
10
Bab 10. Malam pertama
11
Bab 11. Pertengkaran
12
Pengumuman.
13
Bab 13. Kabur
14
Bab 14. Pesan dari mama ike
15
Bab 15. Tuntutan keluarga leon
16
Bab 16. Kepulangan kirey
17
Bab 17. Kumpul keluarga
18
Bab 18. Rumah ayah tama
19
Bab 19. Tentang kirey
20
Bab 20. Dapur
21
Bab 21. Rumah tangga membaik
22
Bab 22. Malam penuh cinta
23
23. Sukma
24
24. Tato dan sweter
25
25. Berdamai dengan keadaan
26
26. Rumah sakit
27
27. Perempuan asing
28
28. Brownis
29
29. Rencana
30
30. Liburan
31
31. Liburan II
32
32. Aenun
33
33. Malam terakir di pulau
34
34. Hak leon
35
35. Mengecek rumah baru
36
36. Aneh
37
37. Hamil
38
38. Rahasia umum
39
39. Keguguran
40
40. Depresi
41
41. Jalan-jalan
42
42. Firasat
43
43. Mimpi buruk
44
44. Tragedi rumah baru
45
45. Kedatangan Keluarga sukma
46
46. Sukma
47
47. Kabur
48
48. Pulang rumah
49
49. Pertengkaran
50
50. Berusaha
51
51. Kecelakaan
52
52. Kembali bertengkar
53
53. Mendatangi ayah tama
54
54. Kaburnya bi ani
55
55. Kemarahan leon
56
56. Kekecewaan papa ian
57
57. Kedatangan leon
58
58. Kedatangan leon II
59
59. Keputusan papa ian
60
60. Kehancuran leon
61
61. Sukma melahirkan
62
62. Pernikahan yang di paksakan
63
63. Resepsi
64
64. Konflik
65
65. Adat
66
66. Adat II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!