Kirey cukup kaget, namun tubuhnya tak dapat ia gerakan sehingga ia hanya bisa diam. Ia memang pernah beberapa kali berpacaran namun ini merupakan first kissnya.
Berbeda dengan kirey yang shock. Sean yang melihat kirey diam saja berfikir jika gadis di depannya itu tak akan menolaknya. Karena itu sean mencoba memasukan lidahnya, namun mulut kirey tertutup rapat.
Tak kehabisan cara, sean mulai ******* bibir kecil kirey secara pelan. Dan tanpa di duga, kirey malah membalas. Kirey belajar dengan cepat sehingga meraka kini tengah asik berciuman.
Rupanya sean tak merasa puas. Tak hanya berciuman, ia mulai memasukan tangannya ke dalam baju kirey. Meremas dua gunung rata gadis itu.
"Ini sudah tidak benar." Batin kirey. Sekuat tenaga ia mendorong sean agar menjauh.
"Maaf aku kelepasan, kamu terasa manis." Ucap sean beralasan.
Sean lalu menarik tangan kirey keluar dari kamar. Mereka duduk berbincang depan teras rumah, seolah-olah tidak terjadi apa-apa tadi."
"Ada apa denganku? Aku menyukai sentuhannya. Terasa nyaman, dan menenangkan." Batin kirey.
.
.
Keesokan harinya
Siang terik di awal bulan maret. Setelah memasak menu makan siang ikan goreng balado dan sayur capcay kesukaannya, tak lupa sambal kacang. Kirey membungkus makanan itu untuk di jadikan makan siang, yang rencananya akan dia antarkan untuk sean.
Melewati dua lorong penghubung antara rumahnya dan rumah nadira, kirey berjalan sambil bersenandung ria. setelah sampai di halaman depan rumah nadira dia langsung membuka pintu.
"Mungkin nadira sedang di kampus" Pikirnya ketika beberapa memanggil tapi tak ada sahutan. Ia lalu berjalan hendak menuju kamar sean yang ada di depan.
"Hai manis, what this is?" Tanya sean sambil menunjuk rantang yang dibawa kirey. ia berdiri depan pintu dengan hanya mengenakan celana pendek selutut tanpa mengenakan baju. Memperlihatkan 6 garis otot perutnya, melihat itu membuat kirey menelan ludah susah payah.
"Ini makan siang, ayo kita makan." Ajak kirey sambil berjalan masuk duluan kembali kedalam rumah, Pikiranya mereka akan makan bersama di dapur.
5 menit berlalu. Tidak ada tanda-tanda sean akan menyusul dirinya.
Kirey memutuskan berjalan kembali ke kamar depan, ia mengernyit melihat pintu kamar yang telah tertutup padahal tadinya terbuka. Sebelum masuk, ia terlebih dulu mengetok pintu kamar tersebut.
"Kamu sedang apa? ayo makan siang dulu." Ucap kirey dari depan pintu. Ia melihat sean sedang asik berbaring, sambil membaca buku. Kirey berjalan mendekat mengambil buku tersebut dari genggaman sean.
"Ayo makan dulu." Kirey manatap sean jengkel.
Bukan sean namanya jika langsung menurut. Ditariknya tangan kirey agar dapat duduk disampingnya. Posisi yang merugikan untuk kirey, pasalnya sekarang mereka berada dalam satu ranjang yang sama.
"Mau makan di dapur atau makan yang di kamar?" sean tersenyum mesum, persis seperti buaya lapar.
Kirey yang merasa terancam dengan pertanyaan tersebut, bangkit berdiri memasang sikap waspada. "Makan di dapur." Tegas kirey.
Sean kemudian bangkit berdiri dengan langkah cepat, membuat kirey mundur beberapa langkah sampai terhenti di pojokan kamar. "Aku maunya makan yg dikamar dulu."
Setelah itu, tiba-tiba sean kembali mulai mencium bibir kirey dengan intens. beberapa saat kirey hanya diam saja, sampai sean melepas ciumannya.
"Lihat mata aku, ini akan menyenangkan kamu akan menyukainya." Bujuk rayu sean sambil kembali ingin mencium kirey.
"Kamu tidak usah macam-macam." Cicit kirey sambil mendorong sean agar menjauh. Kirey mencoba bersikap waras karena ia merasa tak akan menolak ajakan sean nantinya.
Tapu nampaknya sean tidak perduli dengan tanggapan kirey. Sean kembali ******* bibir gadis itu.
Deg, deg...
Mereka berciuman bibir tak lama karena sean mulai mencium leher kirey. Ciumannya turun terus hingga hampir sampai dada, sementara tangan leon bergerak ke sana kemari, meremas di segala arah. Tangannya baru berhenti ketika sampai di atas segitiga bermuda milik kirey.
Sebelum sean dapat melanjutkan kegiatannya. Kirey lebih dulu tersadarkan, ia ingat dengan mamanya dengan cepat merubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Menghentikan hal buruk yang hampir saja terjadi.
Plak.
Satu tamparan keras berhasil mengenai pipi sean. Tamparan tersebut bukan karena ia marah dengan tindakan sean namun karena ia menyalahkan dirinya sendiri karena menikmati setiap yang sean berikan. Kirey mulai menangis.
Sean hanya diam mematung, tak menyangka akan mendapat sebuah tamparan. Tamparan itu juga secara tak langsung menyadarkan dia dari tindakannya barusan.
Suasananya mulai berubah canggung. Sean menyadari kesalahannya. Ia kemudian memeluk kirey dengan erat, sambil mengucapkan kata maaf dan kalimat penenang seraya menyeka air mata gadis itu.
Sean mencium puncak kepala kirey sambil berbisik, "Aku mencintai kamu." Sean kemudian memandang wajah kirey lekat- lekat sambil berulang kali mengucap kata maaf dan berjanji tak akan mengulangnya lagi.
Kirey juga menatap sean. Dalam pikirannya saat ini, ia merasa cukup bimbang dengan perasaan dan jalan pikirannya sendiri sebab tidak merasa marah atas perilaku sean padanya. Jika tadi orang lain, sudah di pastikan. Bukannya tamparan saja, melainkan akan mendapatkan bogem mentah darinya.
Kirey tidak tau harus berbuat apa, pikirannya seakan-akan tidak berada pada tempatnya. Untuk ukuran remaja, kirey memang masih terbilang tidak pernah melakukan pelanggaran yang berbau dewasa. Bagi kirey ini pertama kalinya.
Sean masih diam tanpa melakukan apapun, ia hanya memeluk kirey selama beberapa saat. Menatap kirey dengan tatapan teduh penuh sayang. Entah tatapan itu benar atau tidak? Hingga keduanya tertidur.
Kirey terbangun ketika mendengar suara nadira memanggil-manggil namanya. Ia tidak ingin ketahuan menjalin hubungan dengan sean, akhirnya bangkit lalu berjalan keluar kamar. Meninggalkan sean yang masih terlelap tidur.
"Siang semua." sapa nadira dengan suara cemprengnya, "Apa ini?" Tanyanya lagi dengan nada curiga sambil menunjuk ke arah leher kirey.
Kirey terdiam sambil memegang lehernya, namun begitu ia menerima cermin kecil yang nadira berikan. Mata kirey membulat sempurna melihat tanda merah kehitaman di lehernya. Untung saja tanda itu hanya satu, sehingga ia bisa beralasan jika di gigit semut.
Untung saja nadira mempercayai. Dan untungnya cuman ada nadira hari ini, ia tak tau jika ada teman-temannya yang lain. Sudah pasti ia akan segera ketahuan.
"Ayo ke rumahku." Kirey mengajak nadira. Ia tak ingin sahabatnya itu bertemu dengan sean untuk sementara.
"Baiklah. Tunggu sebentar aku mandi dulu."
Kirey bernafas lega. Tapi tak lama ia kembali panik mendengar suara ami dan telix dari arah depan. Dengan cepat ia lari masuk ke dalam kamar nadira, mengambil sweter lalu memakainya dengan tergesa.
Ami adalah seorang perempuan asal sunda, dia teman kampus nadira yang sekarang merambat jadi temannya kirey juga. Sedangkan telix merupakan sahabat kirey dan nadira dari bangku Sekolah Menengah pertama.
Ami merupakan seorang perempuan multiplayer. Pecandu minuman, rokok dan **** bebas. Tidak jauh berbeda dengan telix. Itulah kenapa kirey cepat-cepat menutup lehernya, ke dua mahluk itu pasti akan langsung tau begitu melihat tanda merah tersebut.
Suara ribut ami ternyata dapat membangunkan sean dari tidurnya. Pria itu nampak berjalan mendekat ke arah kirey, hendak mencium keningnya. Kirey mencubit paha sean kuat sambil menggerlikan matanya menunjuk ke arah teman-temannya.
Sean meringis kesakitan, mengantuknya langsung hilang saat itu juga. "Maaf." Ucap sean tanpa suara. p
Pria itu berbicara dengan hanya menggerakkan bibirnya.
"Hallo cinta-cintaku. Wah, siapa si tampan ini?" Ami datang dengan gaya centilnya mencolek pipi sean. Sementara telix hanya menatap sean sekilas, lalu berjalan ke dapur.
"Sepupunya d*demit troy, menginap sementara disini." Jawab nadira yang baru selesai mandi.
Para perempuan mengikuti telix ke belakang. Mereka berempat makan bersama, sedangan sean masih di ruang tengah, sibuk dengan novelnya.
Telix masih menambah seporsi piring makannya masih menambah seporsi piring lagi. Kirey masuk terlebih dulu ke kamar nadira meninggalkan ami yang sedang mencuci piring dan nadira membersihkan meja bekas mereka makan.
Setelah tadi di omeli ami karena langsung masuk kamar, tanpa membantu beres-beres. Ke tiga gadis itu kini sedang tertawa terpingkal-pingkal, karena sedang menonton acara komedi dari salah satu stasiun televisi.
Hingga menjelang sore, kirey dan nadira bergegas menuju rumah kirey. Sedangkan ami pamit pulang ke rumahnya.
Mereka melawati halaman depan rumah. Sean masih sibuk dengan bukunya, sementara telix dengan sebatang rokok sambil fokus menatap layar hp.
Para gadis itu pamit pergi pada mereka berdua.
Telix dengan gaya andalannya, sekilas melirik dan mendapati sean menatap kirey dengan tatapan berbeda. Sebagai pria telix faham arti tatapan itu.
"Jangan macam-macam, kalau cuman main-main mending jauhi dia." Ancamnya sambil melihat kepergian tiga gadis itu.
Sean hanya tak menjawab hanya membalas ucapan telix dengan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments