Princess Celestial Dragon

Princess Celestial Dragon

PCD 01

Kalian tau makhluk mitologi yang bernama Naga? Sebagian dari kalian pasti sudah tau apalagi penyuka cerita fantasi. Yups... Makhluk yang pernah digambarkan sebagai salah satu puncak rantai makanan atas makhluk yang pernah ada di bumi, tampilannya yang ganas dan bengis simbol dari rasa takut itu sendiri. Meski ada yang digambarkan sebagai Naga baik juga, tapi tetap saja itu tidak merubah bahwa mereka adalah makhluk yang mengerikan.

Konon katanya Naga berasal dari kata Yunani kuno yaitu Draconta yang bisa diartikan mengawasi, hal tersebut selalu dikaitkan bahwa makhluk itu menjaga sebuah harta karun. Seperti gunung emas ataupun permata dan bisa dibilang itu adalah sebuah simbol kekayaan juga kekuasaan.

Tapi kita tidak akan menceritakan binatang penyembur api itu, karena ini bukan cerita novel fantasi ataupun isekai yang menampilkan pertarungan antara pahlawan dan Sang Naga. Namun tentang para keluarga bangsawan yang disebut Celestial Dragon yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh melebihi seorang raja maupun presiden dunia manapun.

Ini adalah cerita tentang gadis kecil putri dari salah satu enam penguasa bayangan yang disebut dengan keluarga bangsawan Naga Langit. Dimana keluarga tersebut dapat mempengaruhi perpolitikan dan ekonomi suatu negara. Tapi gadis ini, tidak mengetahui bahwa sebenarnya dirinya berasal dari keluarga yang berpengaruh. Sebab sejak usia belia, dia dititipkan di sebuah panti asuhan yang jaraknya sangat jauh dari tempat dia dilahirkan.

"Lariiiii semuanya lari..!! Ada kawanan serigala gila yang menuju kemari. tolong.! tolong.! Cepat panggilkan petugas keamanan.!" seru seseorang sambil berlari dari arah hutan bunyi. Sontak semua orang terkejut dan refleks melihat ke arah sumber suara, pakaian pria tersebut terlihat sudah terkoyak dengan noda darah yang melekat.

"Astaga..!" seru semua orang dan sedetik kemudian semua yang ada di kebun yang mayoritasnya adalah perempuan dan anak-anak, sontak langsung berlari tunggang-langgang untuk menyelamatkan diri. Mereka tak peduli lagi dengan keranjang bawaannya, yang penting segera menjauh dari tempat itu secepat mungkin untuk menyelamatkan diri. Kecuali dua gadis yang memang jauh dari rombongan pemetik teh lainnya, mereka masih santai saja memetik daun teh dengan senyum riang.

Beberapa jam sebelum kejadian penyerangan, segerombolan serigala terhadap para pemetik teh. Terlihat dua gadis remaja berusia sekitar lima belas tahun tengah berjalan terburu-buru dengan membawa keranjang di punggung mereka. Keduanya menelusuri jalanan yang masih sedikit remang dan basah karena pagi itu masih berselimut kabut tipis dan embun pagi pun masih belum menguap karena mentari belum menampakan wujudnya.

"Cepatlah Keiko.! Kita sudah kesiangan dan telah tertinggal jauh dari teman lainnya.!" seru gadis dengan rambut sebahu sambil menarik cepat gadis yang dia panggil Keiko. Netranya sangat awas meski jalanan masih remang.

"Hoammz.... Santai saja Ayumi, inikan masih terlalu pagi untuk dikatakan siang" timpal gadis yang bernama Keiko itu yang masih menahan kantuknya.

"Ish, Santai.! Santai.! Aku tidak mau seperti kemarin lagi, yang kehabisan jatah makan untuk sarapan pagi. Karena dihukum akibat tidak membawa hasil kebun untuk diserahkan pada para pengurus panti dan itu semua karena salahmu kemarin telat bangun pagi," gerutu Ayumi.

"Loh.? Bukankah kamu juga senang, saat malam kemarin kita menyelinap untuk melihat opera jalanan di desa sebelah itu. bahkan kau pun menyukai pertunjukan tersebut, tenang saja kalau kita tidak dapat jatah makan lagi. Lebih baik kita ke kedai makanan yang ada di pasar distrik tetangga untuk meminta makanan sisa dari mereka," ucap santai Keiko sambil terus mengikuti Ayumi dari belakang.

Kedua gadis tersebut memang cukup lama berteman karena mereka berbagi kamar yang sama di panti mereka tinggali saat ini, Ayumi memang yang lebih tua dari Keiko yang selalu bertindak sebagai kakak bagi gadis tersebut. Meski Keiko datang ke panti tiga bulan lebih dulu darinya.

Panti yang berada di distrik daun yaitu salah satu bagian dari distrik Negeri bambu. Yang memang kawasan dengan latar ekonomi masih cukup sulit, tidak seperti distrik lainnya yang sudah mulai berkembang pesat. Apalagi panti asuhan yang di tempati kedua sahabat itu sudah tidak lagi mendapatkan bantuan dari donatur sejak empat tahun yang lalu, maka dari itu semua penghuni panti yang berumur lebih dari sepuluh tahun diharuskan membantu mencari biaya tambahan untuk pemasukan keuangan panti.

"Hei, katanya nanti di alun-alun kota akan diadakan seleksi ujian masuk ke sekolah menengah. Apa kau akan ikut?" tanya Keiko memecah keheningan.

"Entahlah" jawab singkat Ayumi.

"Kenapa? Apa kau tidak ingin sekolah lebih tinggi?" tanya Keiko kembali.

"Aku sangat ingin sekolah lebih tinggi bahkan ingin menjadi seorang sarjana, tapi itu pasti membutuhkan biaya tak sedikit. Apalagi kita hanyalah anak panti yang tidak mempunyai uang, ingat biaya pendidikan itu sangat mahal. Sudah bisa makan setiap hari saja, kita masih syukur," ucap Ayumi lagi, mengungkapkan alasan kenapa dia ragu untuk ikut ujian seleksi masuk ke sekolah menengah.

"Ya kau benar, tapi kita jangan patah semangat. Semoga aja ujian seleksi itu punya jalur beasiswa," timpal Keiko dan tidak terasa mereka berdua sudah sampai di kebun teh, sudah banyak anak panti yang bergabung dengan warga sekitar.

"Hey.! Kalian terlambat, segeralah memetik daun teh selagi cuacanya masih segar. Jangan malah bengong.!" teriak salah satu perawat mereka yang bertugas mendampingi semua kegiatan anak-anak panti tersebut.

"Baik Sus, santai aja kali. Jangan marah-marah nanti cepat jadi nenek-nenek," ucap Keiko dengan raut wajah sebal.

"Keiko, dibilangin malah ngeledek ya.!" seru sang suster geram, sebab diantara semua anak-anak panti Keiko salah satu anak yang cukup usil.

"Maafkan kami Suster Mei, kalau begitu kami permisi mau memetik daun yang di sebelah sana. Ayoo cepat.!" ucap Ayumi dan langsung menarik lengan Keiko agar dia tidak terus berdebat dengan suster Mei.

Seperginya mereka berdua Suster Mei hanya menggelengkan kepala, meski dia tau Keiko anaknya agak usil. Tapi dia tau Keiko itu anaknya penurut dan tidak pernah neko-neko, apalagi semua pengurus panti tau. Sebenarnya diam-diam Keiko suka pergi ke pasar distrik sebelah untuk menjadi buruh harian lepas, meski hasilnya tidak seberapa tapi selalu dia berikan pada ketua panti untuk tambahan keperluan sehari-hari.

___

"Ada apa ini? Terasa sangat hening sekali" tanya Ayumi yang mengedarkan pandangan ke sekitar dan kekhawatirannya pun muncul Seketika.

"Gak tau, biarin aja deh. Lebih baik kita terus memetik daun teh ini, biar cepat penuh agar tidak kena omel Suster Mia lagi" timpal Keiko yang terus dengan lincah memetik pucuk daun teh. Dia tidak tau ada bahaya yang mendekati keduanya saat ini.

"Awass..!" Teriak Ayumi yang menubruk tubuh Keiko dan langsung berguling di tanah.

"Ughh, Ada apa?" tanya Keiko yang mengaduh kesakitan.

"Ya ampun, kenapa banyak anjing liar disini?" lanjut Keiko yang kaget. Mereka kini telah dikepung oleh sekawanan serigala hutan.

"Itu bukan anjing liar Kei, itu adalah serigala" jelas Ayumi yang terus waspada dan memperhatikan kawanan serigala yang mengelilingi mereka tanpa rasa takut.

"Ouh.! Bukankah mereka masih saudara, hmm... Tapi kalau saudara kenapa si anjing gak ikut ya? Apa mereka lagi bertengkar?" Ucap Keiko dengan tampang bodohnya, andai ini bukan situasi yang membahayakan ingin sekali Ayumi menjitak kepala temannya itu.

WHUSSS

BRAKKK

Ketika salah satu serigala melompat ke arah mereka, dengan sigap Ayumi mengayunkan keranjangnya dan langsung telak menghantam serigala tersebut dan tubuhnya langsung tersungkur ke tanaman teh.

"Sial ini terlalu banyak," gumam Ayumi. Sikap begitu tenang dan waspada dalam mengantisipasi bahaya, dirinya seperti seorang yang berpengalaman saja dalam menghadapi situasi tersebut.

Kawanan serigala masih tersisa cukup banyak apalagi diantara kawanan terdapat satu yang lebih besar di antara yang lainnya. Serigala itu memperlihatkan gigi runcing dan air liur yang menetes seolah sedang melihat sarapan pagi yang sangat empuk.

Bagaimanakah nasib kedua gadis tersebut? Akankah mereka bisa lolos dari bahaya yang ada di depan mata mereka?

Terpopuler

Comments

NBF

NBF

tanda koma x sesuai pada tempatnya

2024-05-17

1

Murni Dewita

Murni Dewita

mampir

2024-02-17

0

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

mampir Thor

2023-03-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!