PCD 12

Jam menunjukan pukul delapan malam dan terlihat Keiko tengah berada di ruangan kantor yang bernuansa modern dengan lukisan-lukisan yang hampir memenuhi ruangan tersebut. Sepertinya Sang Pemilik begitu menyukai seni coretan dari kanvas.

Tidak lama kemudian pintu terdorong dari luar, kemudian terlihat tiga orang masuk dan dua diantaranya memakai stelan jas warna hitam dengan kacamata berwarna serupa yang menutupi kedua bola mata mereka. Sementara orang yang terlihat agak buncit memakai pakaian tuxedo berwarna cerah yang terlihat mewah nan mahal. Keiko berdiri dan memberi hormat pada orang tersebut.

"Ada keperluan apa gadis muda sepertimu mengunjungiku? Apa kau diutus oleh si Kim tua itu? Cepat katakan apa yang kau ingin sampaikan? Karena aku sangat sibuk, karena waktu sangat berharga setiap detiknya," ucap angkuh pria yang berusia lebih dari 40 tahun tersebut. Memang sejak meninggalkan negeri bambu 10 tahun yang lalu, sudah dua tahun terakhir Keiko dipercaya oleh ayahnya untuk memegang bisnis di beberapa negara. Meski begitu dirinya tidak secara langsung memimpin setiap perusahaan, namun ada orang-orang yang memang sudah dipercaya untuk menangani semuanya. Oleh karena itu tidak setiap orang mengenalnya sebagai pemilik asli perusahaan.

"Baguslah kalau tuan Jie sudah tau, saya kemari hanya meminta anda untuk tidak mengganggu bisnis kami di pelabuhan. Karena tempat itu sudah kami kelola sejak lama" ucap Keiko dengan tatapan dingin namun sedikit mengintimidasi.

"Heh... Apa kau mengancamku gadis kecil? Lagi pula apa hakmu melarangku, bahkan bila si Kim tua itu datang kemari akan kutendang bokongnya. Sebab aku tidak takut sama sekali dengan dirinya bahkan orang yang ada di belakangnya sekalipun, apa kau tau bahkan anak buahku sudah menguasai hampir seluruh pelabuhan dan tinggal selangkah lagi untuk menjatuhkan si Kim tua itu, hahaha.." jawab tuan Jie angkuh dengan tawa merendahkan.

"Hmm... Kau terlihat cukup cantik, dibayar berapa kau bekerja untuk si Kim tua itu? Biar aku bayar tiga kali lipat bahkan kau bisa menghabiskan malam bersamaku untuk mendapatkan kepuasan di atas ranjang, tidak seperti dengan si Kim Tua itu, hehehe...." Tawa menyebalkan tuan Jie yang merendahkan dan hendak memegang dagu Keiko tapi dengan cepat menepis tangan sambil tersenyum mencibir, Keiko pun langsung memberi tamparan pada pria yang bisnisnya sebagian besar mengelola hotel dan perjudian.

PLAAKKK

"Heh... Menjijikan, dasar otak mesum tak tau diri"

"Aw... Brengsek, berani sekali kau melakukan hal kurang ajar pada penguasa ini!" teriaknya yang kaget bercampur marah. Sebab baru kali ini ada yang berani menepis dan menampar pipinya cukup keras.

"Cepat ringkus gadis ini, biar aku kasih pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya,"

Dua pengawal tuan Jie langsung menghampiri dan hendak meringkus Keiko yang masih duduk santai, namun sebelum mereka menyadari Keiko dengan cepat melakukan gerakan dengan cara menghentakan kakinya ke lantai yang mana membuat tubuhnya melenting ke belakang kursi. Gerakan tersebut ia dapat dari hasil latihan selama dua tahun bersama guru-guru pilihan ayahnya dan salah satunya kakek Nagato petarung paling senior di keluarga Benjiro.

DUKK

"Aduuh," seru kesakitan kedua pengawal tersebut yang kepalanya saling bertabrakan karena hanya berhasil menangkap udara kosong.

"Sial cepat sekali pergerakannya. Cih, sepertinya gadis ini bukan gadis sembarangan dan lumayan mempunyai kemampuan," ucap pengawal tuan Jie yang kaget dengan gerakan Keiko, namun mereka tetap meremehkannya.

**flashback**

Sudah hampir satu bulan Keiko berada di kediaman keluarga Benjiro yang memang keluarga kandungnya dan dia sudah mulai bersekolah di salah satu High school terbaik yang ada di ibukota bunga.

Tapi, selain harus melanjutkan pendidikan formal. Keiko diwajibkan oleh ayahnya untuk menjalani pelatihan semi militer serta berlatih beladiri disela akhir pekan dan semua hal tersebut atas gagasan Yoshiro-san.

Pada awalnya Benjiro-sama keberatan dengan usulannya, karena dia mempersiapkan Keiko hanya untuk memimpin bisnis keluarga yang terlihat di permukaan saja dan putra pertamanya lah yang akan menggantikan dirinya sebagai pemimpin keluarga yang mana mengurus semua hal, baik bisnis yang legal maupun ilegal yang mana terkadang akan saling bergesekan dengan keluarga naga langit lainnya dan itu sangatlah berbahaya.

"Tidak, aku tidak setuju dan lagi aku sudah berjanji pada istriku untuk tidak membuatnya dalam bahaya. Biarkan dia mengurus bisnis sebagai seorang pemimpin perusahaan seperti si Ichirou yang menghendel bisnis industri kita," seru Benjiro-sama.

"Anda sedikit keliru Benjiro-sama. Justru dengan kita memberinya pelatihan bela diri, kelak dia bisa menjaga dirinya sendiri ketika bahaya mendekat dan ingat dia adalah putri kandung dari seorang pemimpin keluarga. Andai pesaing dari keluarga lain mengetahuinya, Keiko akan menjadi incaran mereka yang memusuhi keluarga kita,"

"Meski dirinya hanya di tempat dibisnis legal, saya khawatir kejadian seperti yang dilakukan keluarga Wei tempo hari akan terulang kembali. Meski saya berhasil mengatasinya, tapi keselamatan Nona Keiko hampir saja terancam" timpal Yoshiro menjelaskan alasannya supaya Keiko diberi pelatihan bela diri agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

"Hmm... Baiklah tapi pelatihannya hanya dilakukan akhir pekan saja," ucap Benjiro-sama mengalah, karena alasan tersebut memang sangat masuk akal. Jadilah Yoshiro menemui mantan petarung seniornya yang pernah mengabdi pada ayahnya Benjiro-sama ketika masih menjadi seorang Daimyo dulu.

"Hosh...Hosh... Hosh.."

"Hey siapa yang menyuruhmu berhenti?" Seru seorang kakek berusia hampir mendekati 70 tahun, tapi staminanya begitu luar biasa. Karena dia adalah mantan seorang veteran petarung di jaman dari masa perang dunia pertama dan kakek tua yang bernama Nagato itu adalah salah satu petarung terhebat yang Kakek Keiko punya.

"Maaf Kek Nagato, Keiko sedikit lelah jadi boleh ya beristirahat sebentar," jawab Keiko dengan wajah memelas.

PLETAKKK

"Aw... Aw... sakiitt!" serunya yang kesakitan karena pukulan ranting yang mendarat pada kepalanya, lantas dia pun terpaksa melanjutkan kembali berlari mendaki gunung Fugaku sambil membawa tas dengan bobot 10kg dan kedua kakinya dipasang angkle weight dengan berat yang hampir sama.

"Ingat hari ini kau harus mencapai ketinggian seribu meter," Ucap tegas Kakek Nagato.

Keiko pun terpaksa mendaki gunung Fugaku kembali dengan cara berlari, "Woiii.... Lambat sekali larimu itu macam keong yang tengah melahirkan," Bentaknya kembali. Kakek Nagato geram melihat cara lari yang tidak sesuai harapannya.

"Hosh... Hosh... Hosh, tsk seenaknya ngomong kayak keong melahirkan. Memangnya keong melahirkan setauku keong itu bertelur dech, dasar kakek sok tau," gerutu Keiko.

WHUUSSS

DUAARR

"Woyyy... Kakek tua giginya tinggal dua kau mau membunuhku ya?" Teriak Keiko yang kaget ketika dia dilempar sebuah suriken yang diberi bahan peledak tepat di belakangnya.

"Salah siapa sudah lambat dan berani menggerutu tentangku, bahkan si Benjiro pun tidak berani melakukan hal tersebut,"

"Hehee.... Maaf kek, kirain gak denger," ucap Keiko nyengir, begitulah selama masa sekolah High School setiap akhir pekan dia akan dilatih berlari mendaki gunung Fugaku, meski latihan yang begitu ekstrim tapi Keiko harus tetap menjalaninya.

Dan tiga kali dalam seminggu disetiap malam Keiko akan dilatih oleh Yoshiro teknik dasar berpedang dan Benjiro-sama juga membawakannya pelatih karate terbaik yang pernah mengabdi pada ayahnya dulu.

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2023-03-25

1

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjutkan

2023-03-25

0

mochamad ribut

mochamad ribut

up up up ⚡🔨

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!