"Aku akan sangat merindukanmu, jaga dirimu baik-baik" ucap Ayumi sambil memeluk tubuh Keiko temannya yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri.
"Hiks.. Hiks.. Kau juga, jaga dirimu baik-baik di luaran sana dan sampai bertemu lagi. Jangan lupa selalu berkirim surat," timpal Keiko yang tidak bisa menahan air matanya kesedihan karena akan berpisah dengan teman satu kamar dan juga sahabat terbaik yang selalu menjaganya.
Dua hari sejak peristiwa yang terjadi di kebun teh yaitu saat penyerangan yang tiba-tiba dari sekelompok serigala hutan terhadap para pemetik daun. Cukup menyita perhatian para penduduk kota distrik tersebut, pasalnya akibat insiden itu banyak sekali yang orang yang terluka bahkan ada yang jatuh terperosok ke dalam tebing karena berusaha melarikan diri dari kejaran serigala dan ada pula yang terkena gigitan dari makhluk buas tersebut.
Butuh beberapa jam agar petugas keamanan kota untuk sampai di lokasi kejadian, karena tempatnya berada di area bukit dan hutan yang cukup jauh dari pusat rumah penduduk.
Dan yang lebih menjadi topik utama dari kejadian penyerangan itu adalah ketika ditemukannya Keiko dan Ayumi dalam keadaan tidak sadarkan diri yang dikelilingi oleh kawanan serigala yang telah menjadi bangkai dengan kepala sudah terpisah dari badan binatang buas itu. Semua orang bertanya-tanya siapa yang melakukan hal tersebut dan untuk memastikan semua orang aman. Sejak hari itu perkebunan teh ditutup sementara waktu sampai suasana kembali kondusif.
"Ayo Ayumi, kita harus segera pergi. Karena jadwal penerbangannya siang nanti," ucap seorang perempuan yang terlihat masih berumur 25 tahun itu.
"Baik Nona. Keiko selamat tinggal, kau harus tetap semangat bukankah kau ingin terus belajar agar bisa melihat dunia? Teguhkan cita-citamu itu, karena siapa tau kita akan bertemu lagi suatu hari nanti di suatu tempat yang berbeda," ucap Ayumi mengucap salam perpisahan dan tak lupa memberinya semangat.
"Hiks... Hiks... Kau benar, semoga kita bertemu lagi dalam keadaan yang lebih baik. Aku berjanji akan terus belajar lebih giat agar lebih cepat bertemu denganmu di dunia luar sana," timpal Keiko dan dengan berat hati dia melepaskan pelukan pada temannya itu.
"Ayo lebih baik segera kita pergi Nona," ajak Ayumi setelah dia mengucap perpisahan pada semua orang ada di rumah panti asuhan yang sudah lama menjadi rumah untuknya pulang dan telah menjadi bagian dari keluarganya selama ini.
"Baiklah, mari semuanya kami pamit undur diri. Terimakasih, sampai bertemu lagi. Jack tolong bawa tasnya Ayumi!" ucap Sang Nona dan dia memerintahkan pengawalnya untuk membawa tas yang berisi pakaian Ayumi.
Setelah berada di dalam mobil Ayumi menatap kembali wajah Keiko untuk terakhir kalinya. Sebab dia tidak tau kapan mereka akan bertemu lagi dan Keiko yang ditatapnya hanya mengangguk dengan seulas senyum seperti mencoba meyakinkannya bahwa dia akan baik-baik saja.
Jack yang berada di belakang kemudi pun mulai menjalankan mobilnya, Ayumi yang duduk bersebelahan dengan Nona. Tidak lama kemudian mobil pun melaju meninggalkan panti asuhan tempat dimana Ayumi dibesarkan hingga usia enam belas tahun.
"Suster saya berniat untuk mengikuti ujian masuk sekolah menengah besok lusa," ucap Keiko pada kepala suster panti asuhan setelah mobil yang ditumpangi Ayumi hilang di kelokan jalan.
"Boleh saja, karena itu semua terserah padamu. Tapi maafkan kami hanya bisa mendukung cita-citamu dan tidak bisa mendukungmu secara finansial," timpal kepala Suster menunduk malu karena tidak bisa membantu semua anak yang ingin bersekolah lebih tinggi. Keuangan mereka masih tidak stabil meski Nona yang membawa Ayumi telah memberikan sejumlah uang cukup banyak ketika dia menemui dirinya untuk mengadopsi Ayumi, tapi itu semua hanya bisa menutupi uang dapur sampai satu tahun lebih dan mungkin hanya mampu menyekolahkan sebagian anak-anak di sekolah dasar saja.
"Tidak apa-apa, nanti saya sambil sekolah akan mencari pekerjaan sambilan" ucap Keiko. Dia sudah sangat senang mendengar Kepala Suster mendukung maksudnya itu. Ia pun mengerti keuangan panti memang tengah sulit, jadi mana mungkin dia akan tega meminta uang untuk bersekolahnya nanti.
***
"Inilah rumah tempat tinggalmu sekarang," ujar Nona setelah mereka sampai di tempat tujuan yang memerlukan waktu hampir satu jam lebih dari bandara utama Negeri Bunga menggunakan helikopter dan itu lebih cepat dibandingkan ketika berangkat dari bandara Negera Bamboo menuju negeri tersebut.
Ayumi sangat terpukau dengan bangunan yang ada di hadapannya. Bangunan yang berada di pulau terpencil yang berjarak hampir 400 km lebih dari pusat pemerintahan negara bunga yang berada di lautan lepas.
Setelah masuk ke dalam bangunan tersebut, Ayumi terkejut karena semua orang langsung membungkukan badan tanda penghormatan pada perempuan yang membawanya itu.
"Dimana kakak pertama?" Tanya Nona pada salah satu pelayan.
"Beliau sedang ada misi ke negera gurun, mungkin besok baru datang," jawab pelayan tersebut.
"Ooh... Begitu ya.!" timpalnya. Ayumi sangat heran melihat bangunan sebesar ini hanya di huni oleh puluhan orang saja, bahkan hampir semuanya perempuan. Jack yang ikut bersamanya pun diturunkan sampai dikaki bukit saja, tidak ikut bersama mereka ke bangunan yang berada di tengah-tengah bukit.
"Besar dan megah sekali, rumah ini 50 kali lipat lebih besar dibandingkan bangunan dan seluruh halaman panti sekalipun," gumam Ayumi yang terus melihat bangunan bagian dalamnya.
"Baiklah, lebih baik kau segera mandi dan para pelayan akan mengantarkan makan malammu nanti. Kalian berdua antarkan Ayumi ke kamarnya.!" seru Nona yang memerintahkan kedua pelayannya untuk mengantar Ayumi.
"Tapi Nona pakaian saya masih ada di helikopter tadi.!" timpal Ayumi yang bingung karena semua pakaiannya ada di dalam tas yang tertinggal di kendaraan terbang tersebut.
"Apa ada barang penting yang tertinggal di tas tersebut?" tanya Nona padanya. Ayumi hanya menggelengkan kepala, karena barang yang paling penting sudah melingkar di pergelangan tangannya.
"Tenang saja, di kamar itu sudah ada pakaian yang telah disediakan untukmu, tapi bila ada barang penting yang tertinggal besok bisa kau ambil," lanjut Nona dan dia pun melangkah ke ruangannya yang berada di lantai atas.
***
Saat kilauan Sang Surya mulai menampak dari ufuk timur seorang gadis tengah berlarian membelah pejalan kaki lainnya. "Sial aku kesiangan, semoga aja pendaftarannya belum tutup" umpatnya dalam hati. Dan gadis yang tengah berlari itu tidak lain adalah Keiko yang akan mengikuti ujian seleksi masuk ke sekolah menengah yang diadakan di alun-alun kota.
Sejak bangun dari tempat tidur, dirinya tergesa-gesa karena bangun hampir kesiangan. karena biasanya selalu ada Ayumi yang selalu cerewet disetiap pagi untuk membangunkannya.
"Hosh..Hosh..Hosh... Pak saya juga mau ikutan daftar untuk ujian seleksi," ucap Keiko ketika sudah sampai di meja pendaftaran dengan nafas yang masih tersengal.
"Kau hampir telat nak, tapi kau cukup beruntung pendaftaran masih dibuka. Andai kau telat beberapa detik lagi, mungkin aku sudah menutupnya dan tidak mau menerimanya. Jadi ini kertas pendaftarannya dan segeralah isi formulir, sebab waktumu hanya tiga menit saja" ucap petugas bagian pendaftaran dan menyerahkan formulir kepada Keiko.
Sementara jauh di tempat Keiko sekarang, terlihat Ayumi sedang berlari menaiki bukit dengan membawa keranjang yang berisikan pasir yang dicampur kerikil. Nafasnya tersengal tapi dia harus tetap berlari, karena bila dia berhenti kurang dari tiga detik saja. Sebuah anak panah akan melesat mengarah ke tempatnya berpijak.
Sekarang kedua sahabat itu mulai menapaki jalan yang berbeda, apakah mereka akan bertemu kembali seperti yang mereka harapkan? Entahlah hanya waktu yang bisa menjawabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-03-24
2
mochamad ribut
lanjut
2023-03-24
0
Fenti
petualangan banget keknya ❤️
2022-11-22
0