Eren kini sudah siuman dari tak sadarkan diri.
Eren menatap di sekeliling ruangan, yang mendominasi warna putih, pandangannya terhenti pada sosok wanita yang ia kenal.
"Ketrin." Suaranya lirih hampir tidak terdengar.
wanita yang merasa namanya disebut, ia langsung mendekat lalu duduk di kursi samping ranjang pasien.
"Syukurlah, kau sudah sadar, hem." Ketrin tersenyum seraya menggenggam tangan Eren.
ketrin yang menemukan kebingungan di wajah Eren, ia langsung menjelaskan.
"Kemarin kau pingsan, dan ..."
Ketrin menjeda ucapannya seraya menatap Eren lebih dalam.
"Setelah kau pingsan, tiba-tiba ada seorang pangeran datang, dia dari arah luar lalu berlari tap tap tap." Tangan ketrin meragakkan seperti orang berlari.
"Dia langsung menghampirimu dengan perasaannya yang penuh khawatir, dia memanggil namamu, Eren Eren bangunlah." Mimik wajah ketrin menggambarkan begitu cemas.
"Tanpa mengulur waktu dia langsung membawamu pergi, whuuung."
"Dan ... sampailah kau disini." Ketrin tersenyum tipis seraya menaikan satu alisnya.
Melihat tingkah ketrin, Eren merasa gemas, ia sedikit mencondongkan tubuhnya kearah ketrin lalu mencubit pinggangnya. "kau pikir aku anak kecil, hem hem kenapa bercerita seperti membaca dongeng?"
"Aw aw hentikan hentikan." ketrin meringis kesakitan.
masih sakit juga , tapi kalo nyubit juga terasa sakit.
Ketrin mengusap-usap pinggangnya yang terasa panas.
"Aku merasa sudah lebih baik, aku ingin pulang."
"Baiklah aku panggil dokter dulu." ketrin lalu pergi menemui dokter.
dan setelah mendapat ijin dari sang dokter, Eren pun ahirnya langsung pulang, namun sebelum itu Eren harus mendengarkan nasehat dokter.
"Saya sarankan, nona jangan sampai kelelahan atau banyak pikiran, banyak-banyaklah beristirahat."
"Baik dokter." Eren mendengarkan nasehat dokter seraya senyum tipis.
saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil, dengan posisi mobil melaju dengan kecepatan sedang.
ketrin melirik Eren yang nampak sedang senyum-senyum sendiri.
"Kau kenapa, apa ada mahluk lain yang masuk ke dalam tubuhmu?"
Ketrin memberi tatapan menyelidik sambil sesekali pandangannya menatap ke depan karena sambil mengemudi.
"Ah tidak, aku hanya ... hanya tidak menyangka dia datang ke Bandung hanya sekedar menyusul aku."
hahahaha.
"Kenapa kau berkata seolah dirimu tidak berarti baginya."
Ketrin menambah kecepatan, menyalib mobil di depannya.
"Pelan-pelan." Eren memegang lengan ketrin.
hahaha.
"Kenapa, kau takut, itu belum seberapa lihat ini."
"A... ketrin!" Eren berteriak seraya memejamkan mata."
ketrin langsung menambah kecepatan tinggi, ia terlihat begitu lihai dalam mengemudi.
mobilnya sudah seperti mobil yang sedang menari berlenggok kanan kiri untuk menyalib mobil-mobil yang berada di depan mobilnya.
tidak mempedulikan bunyi klakson bertebaran karena ulahnya dan orang-orang yang mengumpat di dalam sana.
ciiiiittttttt.
suara decitan rem mobil, bersamaan itu wanita cantik yang sedang duduk di sampingnya terlihat marah-marah.
"Oh my God, kau benar-benar ya." Eren memukul-mukul lengan ketrin, dengan rasa begitu kesal.
hahahaha.
"Kau! kau malah ketawa hu, lihat ini ... lihat ini rasakan."
"Aw hentikan ... hentikan hahaha."
Eren terus menggelitik pinggang ketrin.
"Haha, ok ok cukup ok ok."
Eren menghentikan, setelah melihat ketrin kelelahan menahan geli.
"Huh huh huh."
Nafas ketrin masih tidak beraturan. "Ternyata kau lebih menyeramkan bila seperti ini."
ucapan ketrin langsung mendapat tatapan tajam dari Eren.
dan melihat hal itu ketrin langsung berekting lagi.
"Ampuni hamba nyonya ... ampuni hamba." kedua tangannya mengatup di depan dada seraya suaranya dibuat sesedih mungkin dengan kepala menunduk dan mata terpejam.
braak.
ketrin memicingkan satu matanya, mendengar pintu mobil di tutup kasar.
haha.
"Dia lucu sekali."
Ketrin tancap gas lagi lalu setelah itu mobil melesat pergi meninggalkan mansion milik keluarga Benz.
di pusat perbelanjaan.
saat ini Megy sedang keluar berjalan-jalan di mall bersama suster dan beberapa pengawal, keadaannya yang sudah jauh lebih baik, membuat ia boleh keluar untuk menghirup udara segar, namun Megy masih duduk di kursi roda meski ia sudah bisa berjalan menggunakan tongkat.
saat ini Megy sedang duduk di dekat area permainan, suster yang satunya sedang ke kamar mandi, sehingga tinggal satu suster yang menjaganya dan dua bodyguard.
"Sus, aku mau eskrim dong, itu?"
Megy menunjuk arah penjual es krim.
"Tolong belikan ya ..." pintanya lagi.
"Baik Non, tunggu sebentar ya." Suster pergi meninggalkan Megy, karena masih ada dua bodyguard, menurutnya tidak Maslah.
suster ikut mengantri karena banyaknya pembeli.
tidak jauh dari tempat Megy duduk ada anak kecil jatuh namun orang tuanya entah kemana sehingga belum ada yang menolong.
"Bantuin dia pak, kasihan." Pinta Megy pada salah satu pengawalnya.
pengawalnya menurut perintah Megy untuk menolong bocah kecil itu, hingga saat ini menyisakan satu pengawal yang masih menemani Megy.
dan diwaktu yang sama, suster sudah memegang es krim dan akan membawanya untuk nona nya. namun tiba-tiba ada orang berlari kencang dan menabrak suster tersebut hingga terpental.
ah bruukk.
pengawal yang tadi menjaga Megy langsung menghampiri suster yang jatuh tersungkur untuk menolong nya.
"Sus, kau tidak apa-apa?"
pengawal tersebut memberikan tangannya untuk membantu suster bangun.
"Tidak apa-apa, hanya saja ..."
Suster menatap es krim yang tumpah pececeran di lantai, setelah ia posisi berdiri.
"Sudah, nanti dijelaskan saja kepada Nona." nasehat pengawal, lalu keduanya berjalan untuk menghampiri sang nona.
Deg.
seketika suster dan pengawal tersebut kaget serta membulatkan matanya dengan sempurna.
"Nona, nona Megy dimana!"
Suster berteriak, ia sangat takut mendapati nona nya tidak ada di tempat.
tidak jauh berbeda dengan pengawal dan suster satunya yang baru datang, mereka berdua juga terkejut.
"Kita berpencar untuk mencarinya, aku yakin belum jauh!" ucap salah satu pengawal seraya berteriak.
di lobby mall.
"Ayo cepat-cepat masukan dia ke dalam mobil!" ucap seorang pria ketika melihat temannya sudah tiba membawa target.
"Apakah aman?" Pria itu memastikan.
"Aman, gadis ini juga lagi pingsan."
"Ok, bagus." Puji pria itu, lalu setelah itu membawa mobilnya melesat pergi meninggalkan mall.
di mansion keluarga Benz.
"Apa!"
prannkkk.
Eren seketika syok mendengar kabar melalui sambungan telepon dari salah satu pengawal pribadi Megy, yang memberitahu bahwa sang adik hilang. hingga tanpa terasa gelas yang ia pegang jatuh ke lantai.
tanpa pikir panjang Eren langsung menyambar kunci mobil serta pistol, tanpa mempedulikan kondisinya dan bahkan melupakan nasehat dokter bahwa ia tidak boleh banyk pikiran atau pun kelelahan.
setelah memasuki mobil, Eren langsung melesat cepat mengendarai mobilnya menggunakan kecepatan tinggi.
security-nya hingga ketakutan menyaksikan Eren membawa mobil, takut was-was di jalan.
masih dalam mengemudi, tanpa mengalihkan pandangannya ke arah jalan, Eren meraih headset bluetooth miliknya lalu menghubungi ketrin.
"Kita bertemu di lokasi, Jagan lupa kau hubungi Chen ..." ucap Eren setelah sambungan telepon di angkat oleh ketrin.
ya, Eren sudah tahu dimana Megy berada, karena Eren sudah memberi Megy jam tangan ajaib yang bisa dideteksi keberadaan Megy.
Eren menepikan mobilnya di pinggir jalan kecil, yang dimana sekelilingnya adalah hutan pepohonan, tentu tempat ini jauh dari keramaian.
dari dalam mobilnya Eren mampu melihat bahwa ada mobil di ujung rumah sana.
"Bila dilihat dari deteksi ini, Megy ada di dalam sana," gumamnya seraya menatap rumah di ujung sana.
Eren lalu keluar dari dalam mobilnya, namun sebelum itu ia sudah mengirim serlok ke ketrin.
Eren mendekati rumah itu yang ia duga ada Megy di dalam sana, Eren melangkah perlahan saat sudah sampai di rumah itu, supaya langkahnya tidak terdengar.
saat ini Eren sedang mengitari rumah itu untuk mencari pintu masuk lewat belakang, punggungnya menempel di dinding.
"Pelan-pelan." Ucapnya dalam hati seraya melangkah demi langkah.
tap tap tap.
Eren yang mendengar suara langkah seseorang, ia langsung sembunyi di balik tembok leter L.
"Huh huh, dag dig dug." Eren tidak bisa bernafas normal, bahkan jantungnya berdegup kencang saat ini.
"Calm down." Eren memegangi dadanya, merasa aman ia kembali mencari pintu masuk lewat belakang.
"Ahirnya." Eren menengok ke kanan kiri, merasa aman ia lalu membuka pintu itu.
"Kakak."
"Suuutttttt."
Eren meminta Megy untuk diam, saat ini ia berhasil masuk di kamar dimana Megy disekap.
bersambung.....,
...****************...
selamat membaca semoga suka ♥️♥️
jangan lupa beri like dan komen serta vote dan hadiah.
♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
dharmayanti rizky
deg degan aku tuh
2023-02-13
1
Bundanya Pandu Pharamadina
Eren hati² ada nyawa lain dalam perutmu.
2023-02-12
0
Ana Ekawati
ikut deg2an euyyy.. mudah2an bayinya kuat sehat n kembar biar ethan bisa jatuh cinta
2022-12-05
0