Eren benar-benar tidak bisa menarik nafasnya dengan baik, saat melihat dua sosok berbeda gender itu saling berhadapan dengan dua pistol yang sudah di bongkar habis di atas meja.
sesekali ia menelan salivanya, kemudian mencoba terus menarik nafasnya dengan panjang.
"Ini gila," pekik Eren dalam hati.
dua sosok manusia yang Eren tidak tau bagaimana cara kinerja pikirannya, saat ini sudah bersiap di posisi mereka masing-masing.
seorang perempuan dengan penampilan sangat terbuka menjadi jurinya, kemudian hitungan mundur mulai dia suarakan.
3
2
1
srrtt.
ckteek.
kletekkk.
kletakkk.
oh god.
Eren memandangi dua sosok manusia itu saling berlomba, menyusun dan merakit senjata itu.
ketrin dan Chen jelas saling bertatapan antara satu dengan yang lainnya, mereka sama sekali tidak memperhatikan kearah pistol tersebut, hanya terus menyusun hingga akhir.
Eren sama sekali tidak bisa menarik nafasnya dengan baik, dia mencoba menahan nafasnya dari awal hingga ahir, rasanya begitu sesak saat ini, dan saat ini jelas terasa lehernya seolah-olah dicekik oleh seseorang, dia pikir apa dia harus lari saja dari sini dan mengakhiri semuanya.
dunia mafia benar-benar gila batinnya.
kletakkk
kletekkk
dan jelas tidak akan ada orang yang percaya betapa cekatannya gerakan dua sosok manusia di hadapannya ini terutama....
"Kau terlambat dua detik, Chen." Ketrin bicara sambil mengacungkan pistolnya ke arah Chen.
"Oh damn."
Umpat laki-laki itu kemudian, saat tahu dua kalah telak dengan gadis ini hanya dalam hitungan detik.
Eren jelas melotot tidak percaya, dia pikir bagaimana caranya gadis yang terlihat lembut itu mengerti bagaimana caranya membongkar pistol, merakit ulang bahkan terlihat jelas jika ketrin sangat ahli menggunakan pistol.
"Tembak atau menerima kesepakatan."
Tanya ketrin seraya menarik ujung bibirnya.
beberapa anak buah Chen jelas mengangkat senjata mereka masing-masing, namun Chen dengan gerakan cepat mengangkat tangannya.
"Aku tidak menyangka, kau bahkan selesai lebih dulu, sangat jauh dari yang aku duga."
Chen bicara kemudian meminta orang-orang menyingkirkan pistol miliknya, menyingkirkan meja di hadapan mereka lantas duduk dengan santainya.
"Kau tidak akan menyesal membawa aku ke sarang setan, Chen."
Ucap ketrin, kemudian duduk dengan gaya yang begitu luar biasa santai.
laki-laki itu terkekeh.
"Kau semakin membuat aku tertarik."
ketrin seolah-olah mengejek, seakan hatinya berkata jangan bermimpi terlalu dalam.
"Lalu bantuan seperti apa yang kau inginkan dariku?"
Chen tiba-tiba menoleh ke arah eren, bertanya sambil menatap bola mata gadis itu begitu dalam.
"Aku ingin kau membantu mencari seseorang yang telah melakukan aksi pembunuhan terhadap keluargaku dua tahun silam."
Eren membalas tatapan Chen jauh lebih dalam, dan seketika Eren teringat seseorang.
kenapa bola mata itu begitu mirip, batin Eren.
"Apa yang kau punya, untuk membuat aku bisa percaya bekerjasama denganmu?"
Chen nampak menelisik tampilan Eren.
"Ini, ambilah." Eren menyerahkan satu buah kartu akses milik keluarga Benz.
Chen mengambil kartu akses tersebut, dan seketika dahinya berkerut. siapa wanita ini, batin Chen.
dan setelah urusan keduanya selesai, Eren dan ketrin pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Huh huh huh, ah gila aku baru bisa bernafas lega," ucap Eren setelah berada di luar klub tersebut.
ketrin menanggapi hanya tersenyum miring.
"Kau benar-benar mau membuat aku mati sekarat, hem." Eren berbicara lagi seraya menyenggol lengan ketrin, karena temannya itu malah diam mengejek.
"Silahkan masuk nyonya Ethan Benz." Ketrin membuka pintu mobil seraya tangannya mempersilahkan Eren untuk masuk.
bukannya menjawab pertanyaan Eren tapi ketrin malah mencandai.
"Tidak lucu." Eren memukul tangan ketrin.
lalu keduanya tertawa bersama.
sesampainya di hotel penginapan, ketrin langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjangnya.
"Huh, tempat ternyaman untuk menghilangkan rasa lelah." Gumamnya sambil menatap langit-langit kamar hotel.
berbeda dengan Eren, wanita cantik itu terlihat mengemasi barang-barangnya lalu dimasukan ke dalam koper miliknya.
karena hari esok ia akan segera terbang kembali ke negara asalnya yaitu Indonesia.
merasa urusannya di sini sudah selesai, Eren tidak ingin buang-buang waktu.
bisa saja ia menikmati waktu liburan mengingat betapa indahnya kota Manhattan di new York, namun Eren tidak se-egois itu, ia hanya ingin semua masalahnya segera selesai dan penderitaan segera berlalu.
wanita cantik itu terdengar menghela nafas panjang, sebelum ahirnya ia selesai mengemasi semua barang-barangnya.
...****************...
Indonesian.
waktu menunjukan pukul sembilan pagi.
di sebuah ruangan, seorang pria tampan bibir merah, hidung mancung, alis tebal, rahang tegas, sungguh maha karya Tuhan yang sempurna.
di tambah wajah blasteran Indonesia-amerika sungguh menjadi pria dambaan hampir setiap kaum hawa. meskipun auranya dingin dan irit bicara, itu tidak akan mengurangi persentase wanita pengagum dirinya.
"Kau bekerja tidak pecus!"
Ethan melempar kertas kehadapan stafnya, yang sudah melakukan kesalahan dalam kinerjanya.
"Apa aku menggaji kamu untuk membayar otak bodohmu itu, huh!"
braak.
semua orang di dalam ruang meeting tersebut telonjak kaget mendengar gebrakan sebuah meja yang dilakukan bosnya, semua orang benar-benar merasa ketakutan.
Leo datang dari luar masuk ke ruang meeting lalu mendekati Ethan dan membisikan sesuatu tentang Eren yang hari ini pulang ke Indonesia dan kemungkinan nanti malam sudah sampai di mansion keluarga Benz.
dan informasi yang Leo bawa ternyata begitu ampuh, langsung meredakan amarah yang tadinya siap meledak.
bahkan semua orang di ruangan ini udah siap-siap akan mati masal.
Leo lalu duduk ditempat yang semestinya, setelah tadi ia keluar ruangan sebentar untuk menerima panggilan telepon dari orang suruhannya yang mengawasi Eren.
Ethan terlihat menghela nafas panjang, sebelum ahirnya ia meminta kesalahan dalam kinerja tersebut harus diperbaiki, setelah itu Ethan melangkah pergi meninggalkan ruang meeting tersebut diikuti oleh Leo di belakangnya.
malam tiba.
Eren baru sampai rumah dan baru selesai mandi dan saat ini ia sedang berbaring mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
Ethan yang baru saja sampai di halaman mansion, ia langsung keluar dari dalam mobilnya lalu berjalan tergesa-gesa menuju kamarnya.
bahkan penampilannya sudah tidak berbentuk, benar-benar jauh dari biasanya. kemejanya kusut, jasnya udah gak tau di mana, dasinya terpasang miring ke kiri, dua kancing atas kemejanya terbuka.
braak.
Ethan membuka pintu kamar dengan kasar. lalu ia berlari ke kamar mandi dan langsung mengguyur tubuhnya dengan air menggunakan suhu paling dingin.
"Awas kau Melisa ... untung aku bisa menahan diri."
Ethan mengumpat masih dalam keadaan tubuhnya terguyur air dingin untuk menetralisir hawa panas yang semakin menjalar dalam tubuhnya.
dan mendengar suara pintu dibuka dengan kasar, Eren ahirnya bangun lalu menyiapkan pakaian untuk Ethan.
setelah menunggu beberapa saat, ahirnya Ethan keluar dari dalam kamar mandinya.
Eren mendekat lalu memberikan pakaian tidur yang telah ia siapkan, namun saat Eren hendak mau kembali ke ranjangnya, Ethan menarik pergelangan tangan Eren, hingga membuat Eren membentur tubuh Ethan yang masih bertelanjang dada yang masih ada sisa-sisa air.
wajah keduanya terlihat sangat dekat bahkan hembusan nafas keduanya dapat dirasakan satu sama lain.
Ethan menatap dalam bola mata berwarna hitam pekat milik Eren, di detik kemudian perlahan Ethan memiringkan wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
merakit senjata buat taruhan, deg²an senam jantung kita mbak Author
2023-02-12
0
Ana Ekawati
tanda tanya knp ini. apa mungkin num obat ,,,,,,,,,,
2022-12-05
0