Setelah menyerahkan berkas pasien milik Harland, Evan kembali duduk di kursi kebanggaan nya . "Coba kau baca dengan cermat. Aku khawatir Harland yang ini bukan Harland sahabat ku." Evan menyerah kan sebuh map berwarna biru pada Harland. Dengan sedikit kebingungan Harland membuka dan mulai membacanya.
Bagai di godam, kepala Harland mendadak pusing dan perut nya bergejolak ingin muntah segera. Kenyataan yang baru saja dia baca, seperti mencekik lehernya hingga menjepit habis kerongkongan nya.
Tertulis, jika kecelakaan nya dulu berakibat fatal pada fungsi anatomi reproduksi nya. Dan itu permanen. Artinya dirinya tidak akan pernah bisa memiliki seorang anak. Lalu benih siapa yang tengah di kandung oleh Sindy? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikiran nya saat ini.
Evan yang menyadari gelagat syok sang sahabat, segera membawa pria itu menuju brankar pasien. Membaringkan Harland di sana setelah memberi nya minum.
"Aku pikir Rosy sudah mengatakan nya pada mu." Ucap Evan tak enak hati. "Saat itu Rosy menolak ketika aku akan mengatakan nya langsung pada mu, dia bilang tak ingin membuat mu merasa di remehkan sebagai seorang pria. Wanita itu begitu mencintai mu, sayang sekali kalian berpisah. Artinya Rosy sengaja menutupi ini agar kau tak merasa rendah diri. Rosy memang selalu sepengertian itu sejak dulu. Kau ingat saat kau kecelakaan yang mengakibatkan hal ini sampai menimpamu? Rosy tak pernah sejenak pun beranjak meninggalkan mu, wanita itu bahkan menolak makan dan mandi hanya ingin memastikan mu baik-baik saja." Evan terkekeh lucu mengingat tingkah mantan istri sahabat nya itu.
Evan kembali melanjutkan kisah nya. "Kau tau, menjadi dokter bedah bukanlah impian nya. Tapi mengingat jika apa yang kau alami ini, hanya bisa di tangani melalui sebuah operasi. Rosy merubah rancangan masa depannya. Dari impian besar ingin menjadi seorang desainer ternama, berubah menjadi seorang dokter bedah terbaik di kota ini. Apa kau tau? Awal masuk kedokteran, Rosy sering pingsan saat melihat darah berceceran dari sayatan pisau bedah. Sedalam itu rasa cinta yang Rosy miliki untuk mu. Meski dia tau kau hanya mencintai Sindy kala itu." Celoteh Evan layaknya kaset yang terus berputar dalam kepala Harland.
Sindy dengan segala kebohongan nya sejak mereka SMA, bahkan hingga kini. Rosy dengan segala kemuliaan hati nya juga ketulusan. Telah dia sia-sia kan.
Dia ingat saat pertama kali terbangun, Sindy lah yang berada disampingnya. Mengatakan jika tak sehari pun beranjak meninggalkan nya sejak pertama kali dia di rawat. Sindy bahkan mengaku terpaksa mangkir sekolah agar bisa menjaga dan merawat nya selama di rumah sakit. Dan bodoh nya dia, tak sekalipun bertanya pada kedua orang tua nya.
Harland mengusap kasar wajah nya, mengingat selama ini telah mau saja di bodohi hingga menjadi sebodoh-bodohnya. Harland tertawa hambar penuh nada kemirisan. Tawa penuh ironi. Sungguh dia merasa menjadi pria paling menyedihkan di dunia ini.
"Kapan terakhir kali kau bertemu dengan Rosy?" Pertanyaan penuh harapan terlontar begitu saja dari bibir Harland. Tatapan yang menyiratkan sejuta penyesalan tak bertuan.
"Sejak terakhir ku dengar berita perceraian kalian di media, aku sudah tidak melihat nya sejak dua minggu sebelum berita itu mencuat keluar. Mungkin Rosy butuh waktu untuk menenangkan hati dam pikiran nya. Perpisahan bukan sesuatu yang mudah untuk di terima sebagian orang. Kau harus nya tau itu...ah, bagaimana aku bisa lupa, jika kau adalah pelaku kejahatan dalam rumah tangga kalian." Tawa Evan menggelegar dalam ruang praktek nya.
Tawa penuh nada ejekan meski tidak lah begitu. Hanya saja, Harland mulai sulit membedakan ketulusan dan akal bulus. Pria itu terjebak situasi yang tak dapat di jelaskan oleh logika. Penyesalan mulai menggerogoti sistem pertahanan kesetiaan nya pada Sindy. Tembok cinta itu runtuh seketika. Gelayut bayangan wajah teduh Rosy yang terakhir dia lihat, setegar karang. Kini mulai menghantui nya seperti mimpi buruk malam hari.
"Apa kau punya kontak nya? Berikan padaku, Evan..." Pinta Harland penuh keputusasaan. Evan menatap iba pada sahabat nya, nomor terakhir Rosy pun tak dapat dia hubungi. Wanita itu benar-benar menutup diri dari bayangan masa lalu, termasuk dirinya yang sempat menaruh hati.
Gelengan pelan Evan menambah daftar panjang ketidak berdayaan nya. Kini dia benar-benar dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Kebencian nya pada Sindy mulai terpupuk tanpa dia sadari, namun mengingat jika wanita itu pernah menyelamatkan nya ketika kecil. Membuat nurani nya masih sedikit terketuk. Bagaimana pun, Sindy adalah istri nya sekarang. Menceraikan wanita hamil tidak di benarkan. Terlepas anak nya atau bukan, Sindy pernah begitu bertahta di hati nya, hingga mampu menyingkirkan setitik rasa yang sempat terselip untuk mantan istri nya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Kedua paruh baya tengah menikmati santap siang di rumah sederhana mereka. Keduanya baru saja berziarah dari makam seorang sahabat lama.
"Apa papa sudah mendapatkan kabar tentang Rosy?" Pertanyaan penuh nada harapan terlontar dari mulut sang istri.
Gelengan lemah menjawab pertanyaan dengan jelas, tersirat raut mendung di wajah nya yang mulai keriput. Sudut matanya mulai berembun, sekali berkedip maka embun luka itu akan menetes jatuh, .sebagai pelengkap menu makan siang nya. Sungguh hati nya merindu.
"Mungkin lebih baik kita tidak perlu lagi mengetahui kabar apapun tentang nya. Dengan begitu, tidak akan menambah segudang rasa bersalah pada anak malang itu. Rosy akan menemukan mentari, setelah awan gelap mulai beranjak perlahan meninggalkan nya. Luka itu akan mengering dengan sendirinya, meski akan meninggalkan bekas luka yang tidak kecil. Doa kan saja segala keberkahan menyertai Rosy kesayangan kita. Itu akan mengurangi paling tidak, sedikit rasa bersalah yang bersarang di hati kita pada nya." Riad berucap lancar seolah hati nya tengah baik-baik saja.
Tidak! Hati tak pernah baik-baik, jika dulu harus menyaksikan bagaimana adik kecilnya terluka dalam pernikahan yang toxic. Kini tidak dengan Rosy, wanita itu bahkan lebih tegar dari karang. Di hempas badai prahara berkali-kali, wanita hebat itu tetap berdiri teguh dengan kepala tegak yang tak sekalipun menunduk kalah dan memperlihatkan sisi lemah nya.
Wina menunduk pasrah dalam diam, menatap sepiring nasi beserta perintilan nya yang sudah seperti melihat kerikil tajam. Selera makan nya menguar begitu saja. Rasa lapar itu telah berganti dengan perasaan lain yang mengacaukan sistem kerja lambung nya.
Hany menata iba pada kedua orang tuanya. Rosy adalah kakak ipar yang baik dan penyayang. Wanita itu lebih banyak meluangkan waktu nya untuk keluarga mereka ketimbang sang kakak. Tadi nya Hany pikir, begitu lah cara orang dewasa saling berbagi waktu luang. Namun sekarang dia sudah beberapa langkah lebih dewasa. Tiga tahun mengenal Rosy dengan baik, membuat nya hapal watak memendam sang kakak ipar. Diam nya selalu mampu menunjukkan, bahwa dirinya baik-baik saja.
Beberapa bulan yang lalu dia mulai menyadari, jika sang kakak telah menebar beling dalam pernikahan nya sendiri. Beberapa kali dia dan sang ibu memergoki Harland tengah berduaan dengan kekasih haram nya itu di tempat umum. Mempertontonkan kemesraan tanpa rasa malu dan kecemasan terselip di wajah kedua nya.
Namun lagi-lagi sang ibu hanya menatap diam, bukan karena tak peduli. Namun berharap sang anak sedikit saja merasakan secuil rasa bersalah. Namun sayang. Harland si bodoh itu, tetap berada dalam kebodohan nya hingga titik akhir pernikahan nya dengan Rosy.
Moral sang kakak sudah tak tertolong lagi. Bakti cinta kasih nya pada kedua orang tua nya telah mati. Pria itu terkurung dalam lingkaran dosa yang dia lakukan dengan penuh kesadaran. Hati kecil Hany mengutuk perbuatan sang kakak dengan sumpah serapah yang tak main-main. Gadis remaja itu bahkan lebih mengerti konteks sebuah hubungan yang saling menghargai, memberi dan menerima.
Rosy terlalu baik pada keluarga nya. Perhatian wanita murah hati itu rupa nya telah di manfaatkan oleh sang kakak sedemikian rupa. Sungguh Hany merasa malu, mengakui pria biadab itu sebagai kakak nya.
**∆Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca karya recehan ini. Tanpa kalian, tulisan asal ini tidak akan berarti apa-apa 🙏🙏🤗🤗😚😚
∆Luv yuuh epribadeeehhh!! Makasih dukungan nya, hadiah n vote, like+favorit nya. Kalian pembaca hebat yang sangat murah hati**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Ersa
yg nyelamatin sepertinya rosy
2023-01-14
2
Nenie desu
aq mampir lagi kak
2022-11-18
1
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
smoga harland segera tahu kalau gadis yang telah menolongnya dulu adalah rosy.supaya lengkap sudah penyesalannya.
2022-10-19
1