Ku atur kata-kata terbaik untuk menyangkal bukti yang ada, sayang nya aku lupa jika Rosy adalah wanita cerdas. Dengan tenang nya Rosy berkata tanpa memperlihatkan amarah sama sekali. Membuat nyali ku seperti di tantang semakin jauh tanpa persiapan apa pun.
"Kenapa? Apa hadiah ku kurang berkesan, Harland?" Tanya Rosy dengan dengan nada setenang air mengalir tanpa riak, apa lagi gelombang kuat. Aku semakin panik, apa lagi ibu ku sama sekali tak memberikan pembelaan apa pun pada ku. Padahal dia sudah tau perihal hubungan ku dengan Sindy selama kami kembali bersama.
"Sayang...ini hanya rekayasa seseorang yang tidak menyukai kebahagiaan kita selama ini. Bisa jadi seseorang mengedit nya lalu membuat nya seolah-olah ini adalah aku. Jangan mudah mempercayai hal receh seperti ini, sayang. Kau harus percaya pada ku..." Elak ku menjelaskan selembut mungkin. Rosy yang ku kenal adalah wanita yang mudah memaafkan, hati nya selembut kapas. Jadi ku pikir, kali ini aku bisa memanfaatkan kelembutan Rosy lagi dan lagi.
Ternyata aku salah, Rosy menuntut penjelasan lebih tentang bukti yang ada di hadapan kami saat itu. Aku gelabakan. Bagaimana cara membuktikan jika itu bukan diri ku. Jelas tato itu hanya aku yang memiliki nya. Dan tentu saja istri ku tau betul, karena dia lah yang menemani ku ketika membuat nya di studio tato.
"Tiga hari dan tidak ada negosiasi! Keputusan ku harga mati, aku benci pengkhianat. Terlebih jika kedua nya adalah orang yang sangat aku kenali." Kalimat Rosy layak nya bom waktu yang sengaja di stel untuk menindas mental ku. Wanita itu pergi begitu saja setelah melempar bom tersebut tepat ke genggaman tangan ku.
"Apa kau sudah gila, hah! Bisa-bisa nya kau berselingkuh dengan Sindy yang tidak ada apa-apa nya dengan istri mu. Apa otak mu sudah rusak!" Ocehan ibu ku menambah pening di kepala ku. Aku melirik sekilas dengan tatapan kesal pada wanita yang sudah melahirkan ku itu.
"Berhenti memojok kan ku ma, mama hanya bisa menekan ku agar pernikahan ini berjalan sesuai keinginan mama. Apa mama pernah memikirkan perasaan ku selama ini? Aku menikahi Rosy atas desakan mama dan kondisi kesehatan papa. Mama begitu menginginkan menantu yang mampu menyenangkan hati dan ambisi mama. Lalu bagaimana dengan kebahagiaan ku, ma? Pikir kan lah sedikit saja hati ku." Tanpa sadar aku meninggi kan suara ku pada ibu ku.
Aku lelah terus mengatur kebohongan setiap waktu. Aku hanya ingin di dengar, bukan malah di pojokan semakin dalam. Dalam keputus asaan ku, ibu ku malah menambah beban pikiran ku saja. Aku benar-benar frustasi dengan keadaan ku saat ini.
Aku belum siap kehilangan Rosy sekarang, apa lagi Sindy tengah mengandung anak ku. Aku ingin mengeruk lebih dalam kekayaan istri ku itu. Aku tak ingin Sindy dan anak kami hidup pas-pasan, Sindy sudah menegaskan jika dia tak ingin anak kami hidup seperti nya. Berada dalam kekurangan ekonomi. Atau Sindy akan mengugurkan anak kami, aku tidak rela. Bagaimana pun yang di kandung nya adalah anak ku. Mana mungkin aku tega melenyapkan nya hanya karena masalah ekonomi. Aku masih punya hati nurani, terlebih aku sangat mencintai Sindy.
Dan seminggu setelah kejadian itu, kini aku malah di hadap kan dengan pemandangan tak biasa. Untuk apa Rosy bertemu dengan Sindy. Atau Sindy kah yang meminta bertemu dengan Rosy. Mengingat jika Sindy adalah wanita yang nekad dan penuh ambisi.
Di lihat dari masam nya wajah Sindy, aku yakin dia sekarang sedang terjebak oleh situasi nya sendiri. Rosy yang cerdas tentu lebih mampu mengelola emosi nya dengan baik. Rosy wanita terpelajar, tau kapan harus bertindak atau cukup duduk diam menanti saat yang tepat.
Aku duduk gelisah, sesekali melirik ke arah meja kedua nya, hingga akhir nya Sindy pergi tergesa-tergesa membawa kemarahan yang tertahan. Aku sangat mengenali ekspresi wajah Sindy saat apa yang dia ingin kan tidak dia dapat kan. Begitu juga ketika diri nya kalah dalam sebuah debat argumen. Emosi nya bisa meluap-luap tanpa terkendali.
Aku sedikit berputar, dan menunduk. Ku angkat satu map lebih tinggi untuk menjadi tameng ku. Tak mungkin aku membiar kan Sindy melihat ku di sini. Wanita itu pasti tak akan bisa menahan diri untuk tak mengadu pada ku. Bisa kacau kerja sama yang baru ku mulai ini.
Aku butuh tuan Mahesa sebagai investor sekaligus penanam saham di perusahaan yang ku bangun. Dengan begitu, aku bisa melepaskan Rosy dengan mudah. Sudah seminggu namun wanita itu belum meminta penjelasan soal foto-foto vulgar ku bersama Sindy. Entah apakah wanita itu menyerah atau tengah mengatur strategi baru.
Namun satu hal yang membuat ku lega, selain mendapatkan tangkapan besar untuk menutrisi perusahaan ku. Orang-orang yang terlibat dalam penggelapan dana perusahaan sudah ku pindah kan semua ke perusahaan baru ku. Jadi Rosy tidak akan mengetahui banyak tentang kondisi keuangan perusahaan saat nanti diri nya ku cerai kan.
POV end
POV author
"Tuan Harland, apa anda baik-baik saja?" Harland tersentak kaget dan merasa tak enak hati telah membuat klien nya merasa terabaikan.
"Ah, maaf kan saya tuan Mahesa. Aku terlalu banyak menimbang soal kerja sama kita. Aku begitu terkejut, saat asisten anda tiba-tiba menghubungi sekretaris ku menyampaikan soal kerja sama ini. Aku sangat senang, terimakasih banyak sudah mau menjadi bagian dari perusahaan kecil ku." Ucap Harland merendah. Dia ingin terlihat seperti seorang pengusaha yang rendah hati dan bijaksana. Tentu saja untuk mengambil hati pria di hadapannya itu.
"Anda bisa saja tuan Harland. Saya tertarik dengan prospek perusahaan anda. Visi dan misi perusahaan kita pun tak jauh berbeda. Terutama founders agreement dan shareholders agreement, yang bisa di jadi kan acuan dalam melakukan partnership dengan dampak resiko yang minimal." Harland semakin kagum dengan kecerdasan dan kesiagaan pria di hadapannya itu.
Artinya kerja sama ini tidak boleh sampai cacat, dapat Harland lihat bagaimana kewaspadaan Mahesa terhadap segala dampak kerja sama mereka begitu teliti.
Dia tak ingin gagal kali ini, terlebih hubungan nya dengan Rosy semakin jelas tak akan terselamatkan. Semenjak seminggu ini pula, dia tidak pernah kembali ke rumah mereka. Dia mulai berpikir untuk belajar bersikap masa bodoh pada istri nya, toh akan lebih mudah bagi Rosy untuk melepaskan nya kelak. Jika perpisahan itu benar-benar terjadi. Dan dia pun tak perlu terjebak rasa bersalah, jika harus melihat wanita itu meratapi keretakan rumah tangga toxic mereka.
Anggap saja dia pria jahanam, namun memaksa kan hati juga tidak akan mampu menyelamatkan pernikahan nya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Rita Murwanti
Harlan* gak cinta istri gak gitu juga dong caranyaaaaa
2025-03-04
0
Hiatus
Pikirkan anakmu ma... kasian dijual berhak bahagia...🥺
2022-11-03
0
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
weeh ibunya harland 11 12 sama anaknya tak tau diri.,..
2022-10-24
1