Berbanding terbalik dengan kehidupan para pengkhianat. Kehidupan Rosy di limpahi oleh banyak berkat dan kebahagiaan tak terbatas. Kehadiran kedua anak nya, menjadi puncak tertinggi kehidupan seorang Rosy.
Dua bocah berusia tujuh tahun tersebut, menjadi kekuatan baru bagi Rosy. Teringat 9 tahun yang lalu. Di mana diri nya sudah hampir putus asa memperjuang kan sesuatu yang sudah hampir tak layak bagi nya. Namun mengingat bagaimana sang ibu pernah berhutang satu kehidupan, pada wanita baik seperti mantan ibu mertua nya. Rosy mulai merubah pola pikir nya.
Jika orang tua nya yang brengsek, bukan berarti anak nya seorang bajingan. Begitu pun sebaliknya. Rosy tau jika Hany hanya lah anak seorang kerabat jauh yang di adopsi oleh kedua mertua nya. Kedua orang tua Hany meninggal dalam kecelakaan tunggal dan tak ada yang mau mengasuh Hany yang malang. Bayi dua bulan itu di adopsi oleh ayah mertua nya karena memang mereka tidak memiliki anak perempuan. Harland kecil yang kala itu berusia kurang lebih sembilan tahun. Di bohongi soal kehadiran Hany yang tiba-tiba ada di keluarga nya.
Agar tidak ada rasa iri sebagai pembeda antara hubungan kakak adik itu.
Kembali pada kehidupan Rosy. Wanita baik hati itu berjuang mati-matian melakukan banyak riset agar sampel sp*r*ma Harland bisa menjadi sesuatu yang menghasilkan mahkluk kecil yang di sebut janin.
Sp*r*ma tersebut Rosy peroleh ketika mereka mulai merencanakan program kehamilan, sebelum akhirnya Sindy datang menghancurkan semua mimpi indah tersebut. Meski awal nya Harland menanyakan untuk kepentingan apa hingga diri nya harus melakukan serangkaian tes kesehatan. Rosy hanya berdalih, jika dia ingin memiliki keturunan yang sehat dan cerdas. Meski di selingi candaan, namun Harland tetap melakukan nya. Rosy seorang dokter, jelas tau apa yang terbaik untuk calon anak mereka kelak. Begitu lah pikir nya waktu itu.
Sesakit apa pun hati nya, nurani nya masih terketuk untuk tidak membuat sebuah keluarga kehilangan garis keturunan mereka. Perjuangan nya Berhasil, setelah hampir lima bulan melakukan penelitian. Berkat bantuan seorang sahabat lama nya, Rosy berhasil menciptakan dua nyawa dari sampel milik Harland.
Kini dua kehidupan yang dulu bersemayam indah di rahim nya, telah tumbuh menjadi anak-anak yang luar biasa. Mishy dan Mylo adalah kebahagiaan nya.
Kehidupan Rosy saat ini.
"Pagi ma.." sapa kedua anak manis itu serentak. Mylo mendelik tak suka saat melihat sang adik kembali menaruh tas nya di atas meja makan.
"Apa tas mu ini bagian dari menu sarapan pagi, Mishy..?" Mishy menoleh sejenak dengan tatapan jengah. Kemudian menarik tas nya hingga terjatuh ke lantai. Rosy menghela nafas panjang, putri nya memiliki watak keras kepala yang menduplikasi sifat dasar ayah kandung nya. Kesabaran nya harus ekstra di pupuk setiap hari.
"Apa perlu mama bantu mengangkat tas mu sayang..?" Tanya Rosy dengan nada lembut seperti biasa nya. Namun cukup efektif untuk Mishy yang terlihat jelas, langsung memungut tas nya tanpa harus sang ibu mengeluarkan suara dua kali.
"Cih! anak perempuan tapi kelakuan nya seperti anak laki-laki saja.." cibir Mylo melirik sang adik melalui ekor mata nya. Mylo yang lebih penurut dan tak banyak tingkah sedikit banyak membantu meringankan beban pikiran Rosy. Wanita itu beralih profesi menjadi seorang desainer, membuka usaha butik ketimbang melanjutkan karir nya sebagai seorang dokter bedah.
"Mylo..." nada penuh peringatan dari sang ibu membuat pria kecil itu terdiam kemudian mulai melahap menu sarapan nya dalam diam.
"Ma, hari ini aku akan mengikuti kelas taekwondo. Mungkin akan sedikit terlambat pulang. Paman Drew tidak perlu menunggu ku, atau bocah rumahan ini akan membuat ulah lagi di tempat latihan ku." Kalimat penuh sindiran dari bibir mungil Mishy, membuat wajah Mylo menjadi masam.
"Aku bukan bocah!" Hardik Mylo dengan nada tak suka. "Apa salah nya jika aku lebih suka di rumah? Lihat bagaimana hasil anak rumahan ini..." Ucap nya tersenyum penuh rasa bangga. Mishy mencebik, dia tau Kemana arah pembicaraan sang kakak. Ekor mata nya melirik beberapa piala, piagam dan medali olimpiade sang kakak yang terpajang indah di lemari kaca di ruang keluarga.
"Aku juga memiliki nya jika saja kau lupa.." dengus Mishy tak terima. Kedua nya memiliki kepintaran di atas rata-rata. Hanya saja, Mishy tak menyukai jika harus terlibat langsung dalam hal yang di sukai oleh sang kakak. Bagi nya terlihat berbeda dalam pilihan dan pemikiran itu penting. Itu adalah jati diri, begitulah lah otak kecil Mishy bekerja. Dia tak suka di samai, untuk itu, dia menghindari ada nya pertentangan antara diri nya dan Mylo.
Memiliki hobby yang berbeda itu perlu, maka tidak ada yang saling bersaing dalam bidang yang sama. Sehingga perselisihan tak perlu itu tidak akan terjadi.
Sungguh Rosy bangga akan pemikiran anak-anak nya. Usia bukan lah patokan bagi seseorang mampu berpikir panjang. Contoh kecil adalah anak-anak nya.
"Apa perdebatan kalian masih akan di lanjut kan, kids?" sontak terlihat gelengan kuat dari kedua bocah tersebut. Rosy mengulum senyum melihat kepekaan kedua anak nya.
"Baik lah. Mari bersiap jika sudah selesai, mama yang akan mengantar. Ini bekal mu mama tambah, dan ini milik mu sayang." Setelah mendapat kan kotak makan siang masing-masing, kedua nya bergegas menuju mobil di halaman rumah.
"Selamat pagi nona dan tuan kecil.." sapa seorang pengurus taman mengangguk hormat pada kedua majikan kecil nya.
"Pagi pak Bonar.." balas kedua nya serentak. "Apa paman hari ini ada membawa jajanan lagi?" lanjut Mishy dengan wajah berbinar secercah mentari pagi yang mulia menampak kan terik malu-malu.
"Ada non, sebentar bapak ambil di pos dulu." Dengan langkah lebar setengah berlari, pak Bonar menghampiri pos jaga. Hampir setiap hari Mishy menagih jajanan pasar dari nya. Dan dia tidak masalah, dia dan sang istri tidak memiliki anak. Untuk itu kehadiran Mishy dan Mylo seperti obat pelipur lara bagi kedua nya.
Tergopoh-gopoh pria 40an tahun itu kembali membawa sekantung sedang berisi dua mika. Di dalam nya masing-masing berisi jajanan kesukaan dua majikan kecil nya itu.
"Ini non, ini untuk tuan kecil..." ujar nya tersenyum sumringah. Mishy dan Mylo menerima nya dengan senyum yang tak kalah cerah.
"Makasih banyak pak Bonar. Pak Bonar memang ter the best lah poko nya, salam buat bu Parmi ya pak..Mishy yang cantik paripurna ini mau menimba ilmu dulu ke sekolah." Mishy pamit dengan mencium takzim tangan pria itu. Begitu pun Mylo.
Rosy menatap kedua anak nya dengan senyum haru. Tidak ada didikan yang salah jika di lakukan dengan cara yang benar. Begitu lah Motto hidup nya.
"Kau ini, setiap hari selalu saja memesan makanan pada pak bonar. Apa kau tidak tau, jika kue-kue ini adalah jualan bu Parmi. Kau sama saja membuat mereka bangkrut perlahan-lahan." Tegur Mylo menatap sang adik yang terlihat seperti orang yang tak merasa bersalah.
"Aku akan membayar nya nanti. Setelah aku memenangkan pertandingan taekwondo ku dua Minggu lagi. Kenapa kau yang sewot, pak Bonar saja tidak pernah protes. Lihat, kau bahkan menerimanya dengan senyum senang. Jadi, jangan suka protes. Nikmati saja hasil dari wajah imut adik mu ini." Seperti biasa, Mishy selalu menjawab telak apa yang di katakan oleh sang kakak.
"Aku hanya menghargai nya, apa kau tidak bisa membedakan raut wajah tak enak hati dan berbinar cerah seperti wajah mu tadi. Lagi pula, ya kalau kau menang lagi. Kalau kalah? siapa yang akan membayar nya?" Balas Mylo kesal.
"Mama yang akan membayar nya...jadi berhenti lah berdebat. Itu tidak baik, terutama saat kalian berdebat di depan makanan. Dan kaca jendela yang terbuka lebar..." sontak kedua nya menoleh keluar, terlihat pak Bonar tersenyum kecil. Sejenak Mishy menatap manik memerah pak Bonar yang entah bagaimana perasaan pria tua itu pada mereka.
Mishy yang selalu gesit, melongo kan kepala melalui jendela mobil.
"Pak Bonar, nanti kue nya kami makan. Doain Mishy ya, supaya bisa menang lagi pertandingan taekwondo tahun ini. Hadiahnya lumayan, bisa buat bawa Bu Parmi sama pak Bonar ke taman pasar malam. Kita naik wahana di sana sepuas nya sambil jajan cilok dan kawan-kawan." Mishy mengedipkan mata nya seperti biasanya. Tingkah menggemas kan sang majikan kecil selalu mampu mengisi kekosongan hati pak Bonar yang kesepian tanpa kehadiran seorang anak dalam pernikahan nya.
"Ya non, pasti pak bapak doa kan. Semangat ya non.." sahut pria kembali tersenyum lebar. Satu tangan nya terangkat ke atas untuk menyemangati sang nona kecil kesayangan nya.
Sepanjang perjalanan kedua nya terdiam. Rosy memperhatikan dari balik kemudi. Mengintip pemandangan tersebut dari balik kaca spion mobil.
"Sesederhana itu membuat orang lain bahagia. Tak perlu selalu hal mewah, kesederhanaan justru akan lebih berkesan dari kemewahan apa pun.." celetuk Rosy memecah keheningan diantara mereka.
Mylo melirik sang ibu kemudian menoleh pada adik nya yang terlihat acuh menatap sisi jalan di samping nya.
"Maafin kakak ya dek..." ucap Mylo pelan. Mishy menoleh tanpa ekspresi, persis seperti Rosy namun dalam versi mini.
"Ya..lain kali kalau kau ingin berkomentar. Pasti kan kata-kata tidak melukai hati seseorang. Pak Bonar memberikan kita jajanan setiap hari bukan karena aku yang selalu meminta nya. Apa kau lupa, jika pak Bonar dan bu Parmi tidak memiliki anak? Pak Bonar menatap kita bukan hanya sebagai majikan kecil kesayangan, namun juga menganggap kita seperti anak-anak nya. Namun rasa sungkan oleh karena perbedaan kasta, membuat pak Bonar memberikan perhatian pada kita dalam bentuk seperti ini. Sederhana, tapi memiliki nilai yang tak terbayar kan." Rosy mengusap sudut mata nya.
Putri nya memang terlihat acuh dan ceplas-ceplos. Namun di balik sikap nya itu, terselip sikap rendah hati dan penuh ketulusan. Begitu pula Mylo. Sikap nya yang perasa, sering membuat nya salah persepsi akan sikap orang lain. Tak ada yang salah memang, mengingat kedua nya baru berusia tujuh tahun. Banyak anak-anak di usia itu, bahkan tidak tau bagaimana cara bersikap baik dan menghargai pengorbanan orang tua mereka.
∆1600 kata lagi guys😩 Jangan lupa tinggalkan jejak tangkai-tangkai berduri nya. Othor agak ngantuk nih, kopi anget boleh deh. Pake gula pasir satu kilo biar manis kaya yang ngasih😁😍😘😘
Luv yuu epribadeeehhh 🤍🤍🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
anak2 rosy hebat dan pintar.
2022-10-19
2
auliasiamatir
keren deh buat anak anak mu Rosy
2022-10-05
1
Anni Zakiyani
diatas tdk dijelaskan rosy hamil sama siapa kan ya...tetiba aja hamil anak kembar
2022-09-18
1