Hati nya berdenyut nyeri. Tak bisa katanya? Rosy ingin sekali tertawa, bukan dia yang tidak bisa memberikan keturunan di pernikahan toxic ini. Namun menanggapi pernyataan pria, hanya akan menggores luka hati nya semakin dalam.
Dalam diam nya, Rosy berusaha mencerna apa yang sedang Harland katakan pada nya. Menyekap? Menyiksa? Siapa yang dia sekap? Siapa yang sudah dia aniaya?
"Apa kau terlalu banyak minum, Harland? Pulang lah ke rumah kekasih mu. Aku tidak ada waktu untuk mengurus orang yang sedang tidak sehat akal pikiran nya. Dan ya, keluar dari ruangan ku dengan cara yang benar. Kau bisa merusak pintu ruang kerja ku, jika kau melakukan kekerasan seperti yang kau lakukan tadi." Rosy kembali fokus pada berkas nya. Meski sejati nya, Rosy sama sekali tidak bisa konsentrasi, meski hanya sekedar mengeja tulisan yang tertera di lebaran tersebut.
"Katakan padaku, kenapa kau menyekap Sindy di gudang dan menganiaya nya hingga babak belur." Ulang Harland sedikit melunak, tak peduli Rosy sudah mengusir nya. Tangan nya sudah gatal ingin menampar wajah mulus sang istri, namun mengingat banyak cctv yang pasti akan merekam perbuatan nya. Harland urung melakukan, meski hati nya sangat ingin.
Rosy sejenak berpikir kemudian menatap suami laknat nya dengan tatapan tak terbaca.
"Siapa yang mengatakan aku telah menyekap dan menganiaya kekasih tercinta mu, Harland? Jika kau tak punya bukti apapun, sebaiknya kau selidiki terlebih dahulu kebenaran nya. Apa kau pernah mendengar pepatah yang mengatakan, jika fitnah lebih kejam dari pembunuhan?" Harland bergeming dengan raut wajah pias. Kenapa dia tak terpikirkan sampai ke sana.
Karena terlalu kalut dengan kondisi Sindy, pikiran nya menjadi buntu seketika.
"Pergi lah, aku sedikit sibuk sekarang. Kedatangan mu sudah membuat fokus ku terganggu.." Usir Rosy dengan nada dingin. Kepala nya berdenyut akibat kedatangan Harland yang tak terduga.
"Aku akan mencari tau kebenaran nya, dan jika terbukti kau telah melakukan perbuatan itu. Aku sendiri yang akan memberi mu pelajar berharga. Camkan itu!!" Kecam Harland menunjukan telunjuk nya ke arah Rosy.
"Dan jika ternyata bukan aku pelakunya? Apa aku bisa melakukan perhitungan yang sama pada mu dan Sindy?" Skak! Harland terdiam mematung. Dia terjebak situasi dari ancaman nya sendiri. Bagaimana jika benar Rosy bukan lah pelaku nya, maka kehidupan nya dan Sindy akan menjadi bayangan mimpi buruk setiap hari.
Lalu untuk apa Sindy memfitnah Rosy. Kenapa? Harland mulai meragu. Kenapa dia tidak mencari kebenaran nya saja dari pada terjebak oleh situasi tak mengenakan ini.
"Kita lihat saja nanti. Jika benar kau adalah pelaku nya, ancaman ku masih berlaku." Tak ingin berlama-lama terjebak di dalam keadaan yang seperti mencekik kerongkongan sendiri. Harland lebih memilih segera pergi dari rumah sang istri.
Sebelum menutup pintu, suara datar Rosy kembali membuat Harland mati kutu.
"Ucapan ku pun masih berlaku, ku harap kau menemukan celah untuk membuat ku menjadi seorang tersangka. Karena jika kau kalah, kau akan menyesali perbuatan tidak menyenangkan ini nanti. Tutup pintu ruangan ku seperti sebelum kau membuka nya." Titah Rosy penuh penekanan.
Harland merasa udara di sekitar nya mulai menipis. Kenapa ada setitik rasa sakit saat Rosy benar-benar acuh pada nya. Perlahan Harland kembali menutup pintu ruang kerja istri nya dengan pikiran berkecamuk. Sejenak Harland menghirup udara sebanyak mungkin untuk mengisi rongga dada nya yang terasa sesak. Kenapa sesakit ini saat Rosy benar-benar mulai abai pada nya, bukan kah ini yang dia harapkan? Sekarang hati nya merasa sedikit tak rela. Sudah kah hati nya menyelip kan nama wanita itu tanpa dia sadari? Tak ingin terjebak dalam perasaan konyol, Harland lebih memilih untuk segera pergi dari kediaman sang istri.
Sedang kan di dalam ruang kerja nya, Rosy menghela nafas panjang. Tiga tahun bukan waktu yang singkat. Jika ada yang bertanya apa kah ada perasaan tersimpan untuk suami nya, jawaban nya jelas ada. Seatap bersama selama itu, mustahil dia tidak menyimpan harapan pada pernikahan nya.
Namun harapan nya pupus satu tahun yang lalu, saat tanpa sengaja menyaksikan sang suami tengah bercinta dengan sekretaris nya, Sindy. Di ruang kerja suami nya. Rosy merutuki kebodohan nya. Seharusnya dia tidak perlu menguji kesetiaan sang suami. Jelas jika hubungan mereka terjalin berdasarkan asas simbiosis mutualisme. Bukan perasaan yang saling menginginkan.
"Sebentar lagi, aku akan mengembali kan situasi ini seperti semula. Semua akan mendapatkan karma nya masing-masing. Sampah akan berada di tempat yang seharusnya, aku berjanji mom. Akan ku balas kesakitan mu pada ja*l*ang sialan itu." Rosy meremat sebuah foto yang kini tengah dia genggam. Buku jari nya sampai memutih saking geram nya.
Pertemuan nya dengan Sindy hari ini sedikit banyak menguras emosi nya. Kemudian bertemu dengan sang mertua, sedikit mengurangi beban hati juga pikiran nya. Hidup adalah timbal balik, itu lah yang akan dia lakukan pada para pengkhianat tak tau diri itu.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Bagaimana keadaan Rosy, ma?"
"Terlihat baik seperti biasa nya, menantu kita itu wanita yang tangguh. Jika kita sampai melihat nya rapuh dan menitikkan air mata, artinya Rosy kesayangan kita tidak baik-baik saja." Jawab sang istri dengan nada sendu.
"Entah apa yang anak itu pikirkan. Wanita sebaik Rosy sama sekali tak mampu menghapus nama wanita ja*l*ang itu dari hati nya. Aku malu pada Rosa, aku sudah berjanji akan membahagiakan putri kesayangan nya. Lihatlah bagaimana putra kita menyakiti nya dengan sengaja tanpa perasaan." Riad tertunduk lesu dengan suara lirih. Rosa adalah adik kecil nya di panti asuhan saat mereka masih kecil.
"Rosy sudah melayangkan gugatan cerai ke pengadilan agama. Robin yang mengurus semua keperluan berkasnya. Dan anak tak tau diri itu sudah menetap bersama selingkuhan nya sejak foto itu kita kirim ke rumah mereka. Ku pikir dia akan ketakutan lalu berusaha berubah, nyatanya aku salah. Entah apa yang telah di suguhkan oleh ja*l*ang itu pada putra kita. Sehingga otaknya menjadi bodoh tak tertolong lagi." Tukas Wina tersenyum masam. Gurat kekecewaan nya tergambar jelas di wajah nya yang mulai menampakkan garis-garis halus.
"Sekarang aku sudah siap melepas kan Rosy dari pernikahan tak sehat ini. Rosy berhak bahagia, dan kita lihat bagaimana Harland akan hidup dalam penyesalan panjang nya nanti. Membuang berlian demi batu jalanan." Ujar Riad pasrah. Keadaan ini semakin akan melukai Rosy lebih dalam, jika mereka terus memohon agar wanita baik hati itu mempertahankan pernikahan mereka.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Klek
Harland masuk ke dalam apartemen dengan wajah kusut. Ditatap nya meja makan yang masih terhidang makanan utuh di sana. Perut nya mendadak terasa kenyang karena masalah rumit yang tengah dia hadapi.
Khawatir akan kondisi Sindy, Harland berjalan menuju kamar mereka. Saat masuk Sindy terlihat masih tidur lelap. Rupanya obat yang di berikan oleh dokter tadi membuat Sindy tertidur pulas.
"Entah siapa yang harus aku percayai. Ku harap kau tidak membohongi ku sayang, aku sangat mempercayai mu karena aku mencintai mu. Ku mohon jangan goyah kan pertahanan hati ku. Jangan biarkan aku menyimpan rasa bersalah pada istri ku. Aku tak ingin ada celah di hati ku untuk wanita lain, aku tak ingin goyah..." Lirih Harland mengusap kasar wajah nya. Dia sangat lelah, perut nya perih akibat penyakit lambung yang dia derita.
Tak ingin terus terkungkung dalam pikiran yang kacau, Harland memutuskan untuk tidur menyusul sang kekasih ke alam mimpi.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
suami bodoh,hidupnya akan penuh dengan penyesalan.
2022-10-19
1
Nindira
Hadir thor
2022-10-13
1
Mommy Ghina
oh Harlanda.....dasar laki be-jat
2022-09-17
1