Bab 19 : Menghadiri pesta

"Aku menyelidikinya, dan ku peringatan Kau menjauh dari nya. Dia sangat berbahaya, lagi pula dia tidak ada sangkut pautnya dengan kematian Nenekmu."

"Benarkah? Apa yang membuatmu yakin?" Nara memicingkan matanya, bagaimana bisa Ammar mengatakan hal itu dengan ekpresi datar.

"Perasaanku."

Hampir saja Nara tertawa mendengar jawaban Ammar. Bagaimana tidak, Pria yang sehari-hari tampak seperti batu itu mengaku mempunyai perasaan.

"Selamat malam Pak Ammar." sapa seorang Pria yang tak lain adalah Ayah mempelai wanita.

"Selamat malam Tuan." Ammar berdiri dan menerima jabat tangan Pria itu.

Begitu pula dengan Nara, ia bersalaman dengan Pria yang merupakan rekan Ammar. Saat Ammar dan rekannya berbincang, Nara berbisik memberitahu Ammar bahwa ia akan ke toilet sebentar.

"Kau tau jalannya?" tanya Ammar, khawatir Nara tersesat seperti saat di rumah.

Nara mengangguk, ia membuat Ammar yakin kalau ia tau kemana arah toilet di gedung itu. Ia pun keluar, bertanya kepada salah satu staff yang bertugas. Staff itu dengan ramah menunjukkan jalan ke toilet.

"Terimakasih..." ucap Nara, Staf itu tersenyum lebar kemudian meninggalkan Nara yang hendak menyelesaikan keperluannya di toilet.

10 menit berlalu, Nara keluar dari toilet dengan perasaan lega. "his.. gaun ini membuat ku susah." rutuknya.

Tiba-tiba seseorang menariknya kedalam toilet Pria. Nara hampir berteriak, namun orang itu membungkam mulut Nara.

"Siapa Kau!" bentak Nara saat orang itu melepaskan mulutnya.

"Aku rekan suami mu, lebih tepatnya suami kontrak mu." Pria itu tersenyum picik, tatapan bengisnya membuat Nara ingin meludahi wajahnya saat itu juga. Terlebih saat ia menyinggung pernikahan nya.

"Jaga ucapan mu!" Nara berusaha mendorong tubuh pria itu, namun sayang tenaga nya tak sebanding. Pria itu mengurung tubuhnya di depan tembok.

Pria itu menggerakkan jarinya membelai dagu Nara.

"Santai saja, Aku tau semua nya. Berapa dia membayar mu? Aku bersedia membayar mu tiga kali lipat, datang lah padaku jika urusan kalian sudah selesai."

cuihhh..!

Nara benar-benar meludahi wajah pria itu, pria baj!ngan yang dengan lancang menyentuh wajahnya.

Pria itu menyeka wajahnya, bukannya merasa jijik. Ia malah merasa semakin tertarik dengan Nara. Tangannya semakin turun, dari wajah menuju bahu dan mencengkram nya penuh nafsu.

"Tolong...!" pekik Nara berusaha melepaskan diri. Namun Pria itu dengan kurang ajarnya malah mendorong tubuh Nara hingga terpojok di wastafel.

Di saat yang bersamaan, Ammar masuk dan langsung menendang Pria itu hingga tersungkur di lantai dan merintih kesakitan.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Ammar, ia memeriksa seluruh tubuh Nara dengan pandangan cemas.

Nara yang masih syok hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Penampilannya tampak kacau dan berantakan. Ia berusaha mengatur nafas dengan tatapan kosong yang berkaca-kaca.

Setelah memeriksa Nara, Ammar mendatangi Pria yang tersungkur itu lalu menarik kerah bajunya dengan kasar.

"Apa yang Kau lakukan pada istriku!" genggaman Ammar membuat Pria itu merasa tercekik.

"Aku hanya memintanya mendatangi ku setelah urusan kalian selesai. Aku bilang akan membayarnya..."

BAG!

Ammar melayangkan tinjunya hingga mulut Pria itu terbungkam. "Tutup mulutmu jika Kau masih ingin hidup!"

Pria itu menatap sinis wajah Ammar, ia menyeka darah di ujung hidung sembari tersenyum tajam.

Kemudian Ammar kembali melihat kondisi Nara, gadis itu tampak masih mematung dengan wajah penuh rasa takut.

Ammar melepaskan jas nya, lalu menutup tubuh Nara dengan itu. "Ayo Kita pulang..."

...~~...

Malam telah larut, Irene berjalan di ruang bawah tanah. Ruangan yang tempo hari di kunjungi oleh Nara karena menyelamatkan anak tikus.

Irene membawa sesuatu di tangannya. Kantong hitam yang tampak terisi penuh oleh barang. Ia sangat hapal setiap sudut ruangan itu. Dan sampailah ia di sebuah pintu besar berwarna hijau tua.

Irene mengeluarkan kunci, lalu membuka pintu besar tersebut. Tampak minim cahaya, Irene sengaja membuatnya demikian. Ruangan yang amat besar itu di penuhi oleh rak.

"Koleksi terbaru..." lirih Irene tersenyum bangga. Ia menyusun barang bawaannya di sebuah rak yang masih kosong.

Tak lama kemudian, Ammar pun pulang. Ia langsung mengantarkan Nara ke kamarnya. Sepanjang perjalanan, ia hanya diam. Tak bertanya, tak pula tampak perduli dengan kejadian yang menimpa Nara barusan.

Sikap dingin Ammar itu pun mengusik benak Nara. Apakah dia bersikap marah hanya karena formalitas saja? Bukan karena ia merasa benar-benar marah pada Pria itu? Walaupun pernikahan mereka hanya sebatas bisnis, bukankah seharusnya dia memiliki empati sebagai sesama manusia?

Sikap Pria itu benar-benar seperti es, membatu dan dingin. Membuat Nara menampar dirinya sendiri dengan perasaan penuh sadar diri.

Setelah mengantarkan Nara naik ke ranjang, Ammar langsung berbalik badan tanpa satu pun pertanyaan. Pergi begitu saja, padahal tadi ia bersikap seolah-olah khawatir dengan keadaannya.

Nara hanya menghela nafasnya, ia mengingat kembali ucapan Pria yang berusaha melecehkannya tadi.

"Dari mana dia tau soal pernikahan Kami?" lirihnya menatap kosong langit-langit kamar.

...-...

...-...

Setelah membersihkan dirinya di kamar mandi, Ammar mendapati Irene yang tengah duduk di atas ranjang.

"Bagaimana? Bertemu dengan para petinggi sangat membosankan bukan?" tanya Irene, ia tersenyum manis dengan riasan bold. Entah kenapa hari ini terlihat lebih tajam dari biasanya.

"Bisa Kau urus seseorang untukku?"

"Seseorang..?" Irene terlihat penasaran, Ammar tak pernah meminta hal seperti itu sebelumnya.

"Direktur ED corporation."

"Apa? Bukankah dia salah satu pemegang saham terbesar? Memang nya apa yang dia lakukan?"

"Dia mengetahui pernikahan Ku dan Nara. Dia pasti bersekongkol dengan Damar."

"Kau ingin Aku melakukan apa?"

"Keluarkan dia.." tegas Ammar, kedua tangannya mengepal erat di atas lutut.

"Sungguh? Saham yang dia tanam hampir 20 persen, Kau yakin ingin mengeluarkannya?"

"Irene.. Lakukan saja, buat dia sebisa mungkin menutup mulutnya."

"Baiklah.." akhirnya Irene menyetujui.

...~~...

Di tempat lain, Sam dan Galih tampak sedang membuntuti Direktur rumah sakit. Mereka berdua saling melempar tatapan bulat saat melihat Direktur itu memasuki rumah Bu Mina.

"Apa hubungan mereka?" gumam Sam, ini benar-benar di luar dugaan mereka.

"Entah lah.." sahut Galih masih tak percaya.

Sam segera menghubungi Sandra, ia menyuruh nya mencari tahu apa hubungan Bu Mina dan Direktur rumah sakit itu.

...************...

Terpopuler

Comments

mbak i

mbak i

aq tuh pingin berlagak jadi detektif,,,tapi kok malah sirahku mumet Yo Miss😥

2022-10-22

1

koq aku curiga yg jd pembunuh berantai itu Irene 🤔🤔 smoga aja bukan 😔
ruang bawah tanah buat apa,. buat nyimpan apa, hadeew aku koq penasaran + takut 😬

2022-10-20

1

Eni Istiarsi

Eni Istiarsi

Irene membunuh neneknya Nara agar dia bisa memanipulasi Nara untuk menjadi bonekanya dengan mudah!...begitukah????

2022-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : Lembah hitam
3 Bab 3 : Kesepakatan
4 Bab 4 : Pernikahan
5 Bab 5 : Beradaptasi
6 Bab 6 : Dasi
7 Bab 7 : Pelantikan
8 Bab 8 : Rubanah
9 Bab 9: Pintu rahasia
10 Bab 10 : Kopi dan Snack
11 Bab 11 : Hantu?
12 Bab 12 : Demam
13 Bab 13 : Kucing Bu Mina
14 Bab 14 : Meminta maaf
15 Bab 15 : Membagi kompensasi
16 Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17 Bab 17 : Pembaruan kontrak
18 Bab 18 : Penyelidikan para korban
19 Bab 19 : Menghadiri pesta
20 Bab 20 : Pencucian uang
21 Bab 21 : Micky mouse
22 Bab 21 : Menyerahkan bukti
23 Bab 23 : Penggerak boneka
24 Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25 Bab 24 : Dendam balasan
26 Bab 26 : Kesaksian Palsu
27 Bab 27 : Ruang rahasia.
28 Bab 28 : Usaha yang salah
29 Bab 29 : Tikus peliharaan
30 Bab 30 : Merasa tertipu
31 Bab 31 : Sangat membingungkan
32 Bab 32 : Data pribadi
33 Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34 Bab 34 : Sidang
35 Bab 35 : 5 Miliar
36 Bab 36 : Korban baru
37 Bab 37 : Mengelabui
38 Bab 38 : Mall X2
39 Bab 39 : Meninggalkan kesan
40 Bab 40 : Obat bius
41 Bab 41 : Mimpi palsu
42 Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43 Bab 43 : Hari peringatan
44 Bab 44 : 1003
45 Bab 45 : Tiga detik
46 Bab 46 : Kejutan berulang
47 bab 47 : Villa terpencil
48 Bab 48 : Hancur
49 Bab 49 : Bukan Cinta
50 Bab 50 : Balas membalas
51 Bab 51 : Akhir dari segalanya
52 Bab 52 : Kekosongan
53 Bab 53 : Tidak ingin egois
54 Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55 Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56 Bab 56 : Tangis haru
57 Bab 57 : Breaking News
58 Bab 58 : Jangan datang
59 Bab 59 : Rantai dendam
60 Bab 60 : Salah jalan
61 Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62 Bab 62 : Merah muda
63 Bab 63 : Merah muda 2
64 Bab 64 : Membuat sup buah
65 Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66 Bab 66 : Memancing
67 Bab 67 : Fakta tentang kematian
68 Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69 Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70 Bab 70 : Melindungi.
71 Bab 71 : Terkepung
72 Bab 72 : Queen of Game
73 Bb 73 : Wajah asli
74 Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75 Bab 75 : Perasaan yang salah
76 Bab 76 : Pria paling egois
77 Bab 77 : Hormon
78 Bab 78 : Pernyataan
79 Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80 Bab 80 : Ingin tetap bersama
81 Episode 81 : Mengubah keadaan.
82 Episode 82 : VIP
83 Bab 83 : Ambulance
84 Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85 Bab 85 : Berbahagialah...
86 Bonus Chapter
87 Bunos chapter 2
88 Salam sayang
89 Tak Mau (jadi) Yang Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : Lembah hitam
3
Bab 3 : Kesepakatan
4
Bab 4 : Pernikahan
5
Bab 5 : Beradaptasi
6
Bab 6 : Dasi
7
Bab 7 : Pelantikan
8
Bab 8 : Rubanah
9
Bab 9: Pintu rahasia
10
Bab 10 : Kopi dan Snack
11
Bab 11 : Hantu?
12
Bab 12 : Demam
13
Bab 13 : Kucing Bu Mina
14
Bab 14 : Meminta maaf
15
Bab 15 : Membagi kompensasi
16
Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17
Bab 17 : Pembaruan kontrak
18
Bab 18 : Penyelidikan para korban
19
Bab 19 : Menghadiri pesta
20
Bab 20 : Pencucian uang
21
Bab 21 : Micky mouse
22
Bab 21 : Menyerahkan bukti
23
Bab 23 : Penggerak boneka
24
Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25
Bab 24 : Dendam balasan
26
Bab 26 : Kesaksian Palsu
27
Bab 27 : Ruang rahasia.
28
Bab 28 : Usaha yang salah
29
Bab 29 : Tikus peliharaan
30
Bab 30 : Merasa tertipu
31
Bab 31 : Sangat membingungkan
32
Bab 32 : Data pribadi
33
Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34
Bab 34 : Sidang
35
Bab 35 : 5 Miliar
36
Bab 36 : Korban baru
37
Bab 37 : Mengelabui
38
Bab 38 : Mall X2
39
Bab 39 : Meninggalkan kesan
40
Bab 40 : Obat bius
41
Bab 41 : Mimpi palsu
42
Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43
Bab 43 : Hari peringatan
44
Bab 44 : 1003
45
Bab 45 : Tiga detik
46
Bab 46 : Kejutan berulang
47
bab 47 : Villa terpencil
48
Bab 48 : Hancur
49
Bab 49 : Bukan Cinta
50
Bab 50 : Balas membalas
51
Bab 51 : Akhir dari segalanya
52
Bab 52 : Kekosongan
53
Bab 53 : Tidak ingin egois
54
Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55
Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56
Bab 56 : Tangis haru
57
Bab 57 : Breaking News
58
Bab 58 : Jangan datang
59
Bab 59 : Rantai dendam
60
Bab 60 : Salah jalan
61
Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62
Bab 62 : Merah muda
63
Bab 63 : Merah muda 2
64
Bab 64 : Membuat sup buah
65
Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66
Bab 66 : Memancing
67
Bab 67 : Fakta tentang kematian
68
Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69
Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70
Bab 70 : Melindungi.
71
Bab 71 : Terkepung
72
Bab 72 : Queen of Game
73
Bb 73 : Wajah asli
74
Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75
Bab 75 : Perasaan yang salah
76
Bab 76 : Pria paling egois
77
Bab 77 : Hormon
78
Bab 78 : Pernyataan
79
Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80
Bab 80 : Ingin tetap bersama
81
Episode 81 : Mengubah keadaan.
82
Episode 82 : VIP
83
Bab 83 : Ambulance
84
Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85
Bab 85 : Berbahagialah...
86
Bonus Chapter
87
Bunos chapter 2
88
Salam sayang
89
Tak Mau (jadi) Yang Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!