Bab 9: Pintu rahasia

Entah pintu itu bisa terbuka atau tidak, Nara juga tak yakin. Ia hanya mencoba peruntungan, dari pada terus berputar di ruangan menyeramkan itu.

Dengan bulu kuduk berdiri, Nara mengangkat tinggi alat pemadam api itu, matanya memicing dan jantungnya berdegup hebat saat membayangkan benturan dan suara keras yang akan ia timbulkan nantinya.

"Satu...dua...." ia menghitung pelan.

Namun tiba-tiba sesosok tangan besar menarik bahunya kebelakang hingga ia hampir kehilangan keseimbangan. Suasana gelap membuatnya tak dapat melihat siapa sosok itu, pikiran takut pun membuat ia reflek memukulkan alat pemadam api itu pada sosok tersebut untuk melindungi diri.

PAAANGGG!!!

Bunyi berdentang dan Nara hampir terhuyung karena alat itu cukup berat.

AAAGG..!! Teriak Ammar, ia terjerembab ke lantai sambil memegangi kepalanya.

Nara masih belum bisa melihat sosok itu, namun dari aroma nya Nara bisa tau kalau itu adalah Ammar.

"Ammar...?" ia mendekat.

Ammar menyalakan korek api, wajah mereka pun tampak jelas satu sama lain. "Kau mau membunuhku?" geram nya. Pelipisnya berdarah, serta rasa sakit menjalar sampai ke area mata.

"Maaf, Aku tidak tau. Apa sakit sekali? Anda bisa berdiri?" Nara gelagapan, ia membantu Ammar berdiri dengan tenaganya yang tersisa dari rasa takut dan terkejut.

Sementara Ammar hanya bisa pasrah, matanya benar-benar berkunang-kunang saat itu. Di tambah lokasi mereka cukup gelap hingga membuat Ammar hanya bisa menyeret langkahnya mengikuti jejak kecil Nara. Tentu ia harus tetap sadar agar bisa menunjukkan jalan keluar pada Nara.

 

Setelah keluar, Nara merebahkan Ammar di sofa ruang tengah. Ia mencari saklar lampu, karena tidak tau ia pun menekan semua tombol hingga membuat rumah itu terang benderang.

Untuk pertama kalinya Ammar kagum dengan suasana malam di rumah itu, selama bertahun-tahun ia selalu memadamkan lampu jika matahari terbenam. Rasanya lebih menenangkan, namun malam ini ia sangat takjub melihat seisi rumah. Sangat berbeda, terang nya lampu membuat suasana tampak sangat indah.

"Ternyata lampu menyala tak terlalu buruk," batinnya.

"Di mana kotak obat?" tanya Nara bingung.

Tiba-tiba saja rasa sakit di kepala Ammar timbul lagi saat mendengar suara Nara. "Apa yang Kau lakukan di sana?"

Selain ia dan Irene, hanya satu pelayan senior yang tau tempat itu.

"Aku mengejar tikus, anaknya tertinggal saat..."

"Tikus..?" potong Ammar, mata nya kini membelalak lagi menusuk Nara bagaikan tombak.

Ammar menghela nafas, ia mengambil gelas di atas meja kemudian menuangkan air dan meminumnya. Gelas panjang itu yang Nara bawa dari ruang bawah tanah. Ia meletakkannya di saku piyama saat membopong Ammar, kemudian meletakkannya disana saat akan menyalakan lampu.

"Kau pikir Aku percaya?" ketus Ammar, ia benar-benar curiga pada Nara yang hendak membuka pintu besar tadi.

"Aku benar-benar membawa tikus, saat Aku di dapur kawanan tikus melewati ku. dan salah satu dari mereka tertinggal, Aku membawanya dan ....." ucapan Nara terhenti saat ia sadar gelas yang di genggam Ammar adalah gelas yang ia pakai untuk membawa anak tikus tadi.

"Dan apa? lihatlah, Kau bahkan tidak bisa menjelaskannya!" bentak Ammar dengan nada rendah, suaranya terdengar sangat dalam.

Ia berdiri melangkah menuju anak tangga, meninggalkan Nara dengan raut wajah bingung sekaligus ingin tertawa.

"Luka Anda harus di obati."

Ammar tak merespon, ia berjalan lurus dengan wajah jengah. Nara benar-benar mengacaukan hari-harinya. Semenjak Nara masuk dalam kehidupannya selalu saja ada kekacauan yang di timbulkan. Benar-benar membuatnya merasa sangat kesal.

"iiihhh..." Nara bergidik geli membayangkan Ammar meminum air dari gelas itu.

...~...

Hari ini, setelah berpikir panjang dan menyusun rencana. Nara mendatangi salah satu Detektif swasta yang cukup terkenal di kota itu. Seharian ia menghabiskan waktu memilih, mana yang paling bisa di percaya.

Akhirnya pilihan pun jatuh kepada kantor yang sekarang ia pijak. Ruangan luas dengan berbagai macam kertas tertempel di salah satu papan menandakan mereka banyak menangani kasus besar.

"Anda sudah datang? Silahkan masuk.." sambut Detektif yang memimpin kantor tersebut.

Dia adalah Samudra atau lebih di kenal dengan sebutan Sam. Sudah 8 tahun ia mendirikan kantor itu bersama Dua rekannya yakni Galih, teman satu angkatannya. Dan Sandra adik kandungnya. Hanya dengan kemampuan mereka bertiga sudah lebih daru seribu kasus terpecahkan. Tak ayal nama kantor mereka melambung di kalangan para pesohor.

Nara menceritakan semua kronologi kejadian di rumah Neneknya, bagaimana ia tersudut dan tak memiliki bukti hingga tuduhan itu jatuh padanya.

Sandra mencatat semua keterangan Nara, sementara Galih dan Sam memeriksa berkas yang di berikan pengacara Irene.

"Mereka belum membuktikan Anda bersalah atau tidak, tapi berhasil membebaskan Anda?" tanya Sam terheran.

"Saya melakukan perjanjian khusus, dan mereka bersedia membebaskan Saya." sahut Nara sangat hati-hati, ia tau betul pernikahan kontrak antara dirinya dan Ammar harus tetap tertutup rapat.

"ck.ck.. uang memang bisa menyelesaikan segalanya." gumam Sandra, sudah tak heran baginya jika uang yang berbicara.

"Kami akan mengunjungi rumah Nenek Anda terlebih dahulu." ucap Sam, setelah beberapa tahun akhirnya mereka menangani kasus berat seperti ini.

...~~~...

Tak berselang lama, Nara dan ketiga Detektif itu sampai di rumah Nenek. Mereka semua mencocokkan foto yang di dapat dari pengacara.

Hingga saat Sandra menemukan guratan kecil di bawah mesin jahit sang Nenek. "Lihat lah..." panggil nya, Sam dan Galih langsung mendekat.

Guratan itu tampak sedikit dalam, menurut pengamatan Sam itu dari benda tumpul. Sam pun memeriksa seluruh laci mesin jahit.

"Apa Nenek Anda tidak memiliki gunting?"

"Ada.. dia punya gunting besi berwarna hitam." jawab Nara.

"Di mana? bisakah Kami melihatnya?"

"Pasti ada di sana, Nenek selalu menyimpan rapi perkakasnya di laci itu." Nara sangat yakin, Neneknya bukanlah orang yang berantakan.

Galih dan Sandra memeriksa setiap laci, box, maupun lemari. Karena tak di temukan, Sandra pun menulis gunting itu sebagai petunjuk pertama.

...~~...

Seharian Nara menghabiskan waktunya untuk mencari pengunjuk. Tak terasa langit sudah gelap saat ia tiba di rumah Ammar.

"Dimana Nenek menyimpan gunting itu?" gumamnya saat memasuki rumah.

"Bisakah Nenek kembali sebentar saja dan menceritakan semuanya padaku?" keluhnya, ia tak menyangka sampai di akhir hayat pun Nenek memberikan hukuman untuknya.

Saat ia hendak memasuki kamar, seorang Dokter keluar dari kamar Ammar membuatnya langsung penasaran. Apa yang terjadi pada Pria itu?

"Ada apa Pak?" ia langsung bertanya pada Dokter yang baru saja turun.

"Pak Ammar mengalami alergi, Anda istrinya kan? Bantu dia mengoleskan salep saat selesai mandi." Dokter itu tersenyum, kemudian pamit pada Nara.

Tak iba atau pun penasaran lagi, Nara mengabaikan keadaan Ammar dan langsung masuk ke kamarnya.

Sementara di kamarnya, Ammar tengah mandi sambil terus menggaruk-garuk sekujur tubuhnya. Bentolan kecil kemerahan terus saja muncul meninggalkan sensasi panas dan gatal.

"haisss!!! Aku tak pernah seperti ini sebelumnya!" pekiknya kesal.

...************...

Terpopuler

Comments

dina firara

dina firara

minum aer ramuan ala bayi tikus 😅😂

2022-12-05

1

dina firara

dina firara

astoge.. jijay bgt dah wkwkwk.bayi tikus yg masih mersh² itemmm 🤣🤣🌟

2022-12-05

1

NayaRaa Chika

NayaRaa Chika

wah alergi gara gara minum pake gelas bekas tikus ya Ammar... 😆😆😆

2022-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : Lembah hitam
3 Bab 3 : Kesepakatan
4 Bab 4 : Pernikahan
5 Bab 5 : Beradaptasi
6 Bab 6 : Dasi
7 Bab 7 : Pelantikan
8 Bab 8 : Rubanah
9 Bab 9: Pintu rahasia
10 Bab 10 : Kopi dan Snack
11 Bab 11 : Hantu?
12 Bab 12 : Demam
13 Bab 13 : Kucing Bu Mina
14 Bab 14 : Meminta maaf
15 Bab 15 : Membagi kompensasi
16 Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17 Bab 17 : Pembaruan kontrak
18 Bab 18 : Penyelidikan para korban
19 Bab 19 : Menghadiri pesta
20 Bab 20 : Pencucian uang
21 Bab 21 : Micky mouse
22 Bab 21 : Menyerahkan bukti
23 Bab 23 : Penggerak boneka
24 Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25 Bab 24 : Dendam balasan
26 Bab 26 : Kesaksian Palsu
27 Bab 27 : Ruang rahasia.
28 Bab 28 : Usaha yang salah
29 Bab 29 : Tikus peliharaan
30 Bab 30 : Merasa tertipu
31 Bab 31 : Sangat membingungkan
32 Bab 32 : Data pribadi
33 Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34 Bab 34 : Sidang
35 Bab 35 : 5 Miliar
36 Bab 36 : Korban baru
37 Bab 37 : Mengelabui
38 Bab 38 : Mall X2
39 Bab 39 : Meninggalkan kesan
40 Bab 40 : Obat bius
41 Bab 41 : Mimpi palsu
42 Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43 Bab 43 : Hari peringatan
44 Bab 44 : 1003
45 Bab 45 : Tiga detik
46 Bab 46 : Kejutan berulang
47 bab 47 : Villa terpencil
48 Bab 48 : Hancur
49 Bab 49 : Bukan Cinta
50 Bab 50 : Balas membalas
51 Bab 51 : Akhir dari segalanya
52 Bab 52 : Kekosongan
53 Bab 53 : Tidak ingin egois
54 Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55 Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56 Bab 56 : Tangis haru
57 Bab 57 : Breaking News
58 Bab 58 : Jangan datang
59 Bab 59 : Rantai dendam
60 Bab 60 : Salah jalan
61 Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62 Bab 62 : Merah muda
63 Bab 63 : Merah muda 2
64 Bab 64 : Membuat sup buah
65 Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66 Bab 66 : Memancing
67 Bab 67 : Fakta tentang kematian
68 Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69 Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70 Bab 70 : Melindungi.
71 Bab 71 : Terkepung
72 Bab 72 : Queen of Game
73 Bb 73 : Wajah asli
74 Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75 Bab 75 : Perasaan yang salah
76 Bab 76 : Pria paling egois
77 Bab 77 : Hormon
78 Bab 78 : Pernyataan
79 Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80 Bab 80 : Ingin tetap bersama
81 Episode 81 : Mengubah keadaan.
82 Episode 82 : VIP
83 Bab 83 : Ambulance
84 Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85 Bab 85 : Berbahagialah...
86 Bonus Chapter
87 Bunos chapter 2
88 Salam sayang
89 Tak Mau (jadi) Yang Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : Lembah hitam
3
Bab 3 : Kesepakatan
4
Bab 4 : Pernikahan
5
Bab 5 : Beradaptasi
6
Bab 6 : Dasi
7
Bab 7 : Pelantikan
8
Bab 8 : Rubanah
9
Bab 9: Pintu rahasia
10
Bab 10 : Kopi dan Snack
11
Bab 11 : Hantu?
12
Bab 12 : Demam
13
Bab 13 : Kucing Bu Mina
14
Bab 14 : Meminta maaf
15
Bab 15 : Membagi kompensasi
16
Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17
Bab 17 : Pembaruan kontrak
18
Bab 18 : Penyelidikan para korban
19
Bab 19 : Menghadiri pesta
20
Bab 20 : Pencucian uang
21
Bab 21 : Micky mouse
22
Bab 21 : Menyerahkan bukti
23
Bab 23 : Penggerak boneka
24
Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25
Bab 24 : Dendam balasan
26
Bab 26 : Kesaksian Palsu
27
Bab 27 : Ruang rahasia.
28
Bab 28 : Usaha yang salah
29
Bab 29 : Tikus peliharaan
30
Bab 30 : Merasa tertipu
31
Bab 31 : Sangat membingungkan
32
Bab 32 : Data pribadi
33
Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34
Bab 34 : Sidang
35
Bab 35 : 5 Miliar
36
Bab 36 : Korban baru
37
Bab 37 : Mengelabui
38
Bab 38 : Mall X2
39
Bab 39 : Meninggalkan kesan
40
Bab 40 : Obat bius
41
Bab 41 : Mimpi palsu
42
Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43
Bab 43 : Hari peringatan
44
Bab 44 : 1003
45
Bab 45 : Tiga detik
46
Bab 46 : Kejutan berulang
47
bab 47 : Villa terpencil
48
Bab 48 : Hancur
49
Bab 49 : Bukan Cinta
50
Bab 50 : Balas membalas
51
Bab 51 : Akhir dari segalanya
52
Bab 52 : Kekosongan
53
Bab 53 : Tidak ingin egois
54
Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55
Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56
Bab 56 : Tangis haru
57
Bab 57 : Breaking News
58
Bab 58 : Jangan datang
59
Bab 59 : Rantai dendam
60
Bab 60 : Salah jalan
61
Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62
Bab 62 : Merah muda
63
Bab 63 : Merah muda 2
64
Bab 64 : Membuat sup buah
65
Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66
Bab 66 : Memancing
67
Bab 67 : Fakta tentang kematian
68
Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69
Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70
Bab 70 : Melindungi.
71
Bab 71 : Terkepung
72
Bab 72 : Queen of Game
73
Bb 73 : Wajah asli
74
Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75
Bab 75 : Perasaan yang salah
76
Bab 76 : Pria paling egois
77
Bab 77 : Hormon
78
Bab 78 : Pernyataan
79
Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80
Bab 80 : Ingin tetap bersama
81
Episode 81 : Mengubah keadaan.
82
Episode 82 : VIP
83
Bab 83 : Ambulance
84
Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85
Bab 85 : Berbahagialah...
86
Bonus Chapter
87
Bunos chapter 2
88
Salam sayang
89
Tak Mau (jadi) Yang Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!