Bab 7 : Pelantikan

Nara tampak telah siap dengan dress berwarna coklat muda, formal namun tampak menawan. Ia memaksakan agar matanya terbuka, latihan pidato yang di berikan Irene sungguh sangat sulit baginya hingga ia tak bisa tidur nyenyak.

Nara keluar dari kamarnya, ia melihat pintu kamar Ammar yang sedikit terbuka. Ia pun menyelinapkan pandangan untuk mengetahui apakah Ammar sudah bersiap. Ternyata di dalam sana Ammar tengah meminta tolong Irene untuk memasangkan dasinya.

"Pasangkan dasi ku." pinta Ammar, ia memang tak pernah pandai memakai dasi sendiri walaupun Irene sudah mengajarinya beribu kali.

Dengan tatapan malas, Irene memutar matanya. Ia mendekati Ammar, namun tiba-tiba matanya tertuju kepada Nara yang sedang memperhatikan mereka dari lantai satu.

"Kau lupa sudah punya istri? Kenapa masih menyuruhku?" cela Irene, ia membuka pintu kamar kemudian keluar tanpa membantu Ammar.

"Irene..!" panggil Ammar, namun Irene tak membalikkan badannya dan terus melenggang.

Ammar pun turun sembari menenteng dasi nya, ia menyusul langkah jenjang Irene yang mengabaikannya.

"Kau bisa memasang dasi?" tanya Irene pada Nara yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"bi..bisa." sahut Nara ragu, tidak mungkin Ammar bersedia jika ia yang memasang dasinya kan?

"Pasangkan untuknya. Aku akan pergi lebih dulu untuk memeriksa persiapan acara nanti." Irene beranjak, meninggalkan senyum tipis yang tersirat. Ia memang selalu memeriksa semuanya sendiri, mengandalkan orang lain tidak ada dalam kamusnya.

Dari jarak satu meter, Ammar melemparkan dasinya kepada Nara. Gelagapan Nara menangkap dasi itu, kemudian ia menghela nafas saat mendapatkannya.

Tanpa bertanya, Nara maju perlahan mendekati Ammar yang membuang muka.

"Menunduk.." bisik Nara, ia tak bisa menjangkau leher Ammar karena tinggi badannya.

Raut angkuh tampak sangat jelas di wajah Ammar. Meskipun hanya untuk memasang dasi, Ammar tak sudi menunduk kepada orang asing seperti Nara.

"Kau menyuruhku menunduk padamu?" ketus Ammar, tentu saja itu membuat batin Nara kesal.

"Saya tidak setinggi Irene," belum selesai ia berbicara, Ammar sudah berdiri di depan sofa agar Nara naik kesana. jadi ia tak perlu menunduk pada Nara.

"Naiklah." titah Ammar.

Sambil menggerutu, Nara hanya bisa menurut. "ingin sekali ku ikat lehernya sampai tercekik!" umpatnya menahan emosi.

Perlahan Nara melingkarkan tangannya ke leher Ammar, menjalin simpulan dasi yang dulu ia pernah pelajari sewaktu SMA. Namun memasang dasi untuk sekolah dan untuk acara besar seperti ini sungguh dua hal yang berbeda, tangan Nara sampai tak bisa berhenti bergetar. Apalagi saat ia mau tak mau harus menatap lekat garis leher Ammar, rasa gugupnya semakin menjadi.

Bibir Nara saling mengatup, membuat lesung pipi nya menyembul di sana. Wajahnya pun memerah saat ia sadar sudah dua kali mengulagi simpulan dasi namun tak kunjung selesai, ia sungguh bingung kenapa tiba-tiba bisa lupa langkah-langkah dasar memasang dasi.

Saat ia tengah ketar-ketir karena telah membuang waktu, tiba-tiba Ammar menggerakkan tangan dan menempelkan ibu jarinya tepat di lesung pipi yang sedari tadi mengusik penglihatannya.

Jemari Nara yang tengah sibuk seketika terhenti. Detak jantungnya pun memberontak hingga menimbulkan debaran tak menentu.

Nara memberanikan diri menaikkan pandangannya. Ia mengawali dengan memperhatikan lengan Ammar dan berlanjut menyusuri hingga ke wajah.

"Apa yang Anda lakukan?" Nara mencekam, ia merasa Ammar seperti melewati batas.

Ammar tak bereaksi, ia menatap tajam Nara kemudian mengangkat ibu jarinya. "Aku tak suka melihat nya." tukasnya. ternyata ia menempelkan plaster luka di lesung pipi Nara, berwarna senada dengan kulit.

Mendengar itu Nara hanya bisa mendengus kesal, apa yang salah dengan lesung pipi itu? beberapa orang bahkan menginginkannya. Kenapa Ammar malah sangat anti melihat itu.

"Sudah.." ucap Nara, ia turun dari sofa kemudian beranjak lebih dulu menuju mobil. Ammar pula meminta agar mereka memakai mobil yang berbeda.

"Hei tunggu! bukankah ini terlalu erat?" seru Ammar menggema.

Nara berbalik, tersenyum kecil kemudian melempar tatapan sinis "Memang begitu caraku memasang dasi." ia terkekeh dalam hatinya. Tak memperdulikan Ammar yang berusaha melonggarkan dasi itu.

Mobil yang membawa Nara pun melenggang, meninggalkan ia yang merasa sesak dengan ikatan dileher. "Awas Kau tikus licik!" rutuknya dengan wajah dan tatapan jengah.

...~...

Seluruh petinggi GT grup sudah berkumpul di kursinya masing-masing. Di barisan belakang terdapat pula para wartawan yang meliput pelantikanya. Sudah lama masyarakat merindukan kebijakan GT grup yang sangat berpengaruh bagi perekonomian mereka, uang pensiun, jaminan kesehatan, serta jaminan pendidikan bagi para anak yang orang tua nya bekerja di sana.

Para anggota yang sudah lama menantikan pelantikan ini tampak berseri-seri, mereka tak sabar menantikan masa emas yang dulu pernah di janjikam Pimpinan Erland. Beliau pernah mengatakan, apa yang di lakukan Ammar akan sama dengan apa yang ia tetapkan di perusahaan.

Sejak Damar menjabat sebagai Direktur Utama, ia merubah segala kebijakan yang di buat oleh Pimpinan Erland. Tentu itu berdampak negatif bagi para Anggota maupun Karyawan. Maka dari itu mereka sangat menantikan kursi Pimpinan menjadi milik Ammar.

Lain hal dengan Damar dan antek-anteknya, ia terlihat masam dengan senyum pahit di lontarkan. Bertahun-tahun ia berusaha menguasai GT grup, apalagi saat mendengar Ammar memiliki trauma dan tak mau menjalin hubungan. Membuatnya semakin berpikir ia akan menang, namun siapa sangka Irene dan Ammar membalikkan keadaan di detik terakhir perjuangannya.

"Saya Ammar Dawson, berjanji akan mengembalikan semua kebijakan yang telah di buat oleh mendiang Pimpinan Erland dan Denias. Mulai hari ini, Saya akan memimpin langsung baik itu Induk, maupun anak perusahaan yang berada di naungan GT grup!"

Lampu kilat terus menangkap dan merekam Ammar di atas podium. Di sisi kanannya ada Irene yang menerima haknya sebagai wakil Pimpinan. Dan di sisi kiri ada Nara yang mendampingi Ammar sebagai istrinya.

Setelah sesi pelantikan, Para wartawanpun melakukan sesi tanya jawab mewakili masyarakat. "Apa kebijakan yang selama ini mencekik karyawan dan para pensiunan akan di hilangkan sepenuhnya?"

"Semua kebijakan yang dulu pernah di buat oleh Pimpinan Erland akan berlaku lagi mulai detik ini." sahut Ammar tegas.

"Lalu soal pendidikan anak? terutama mereka para orang tua yang meninggal saat memiliki ikatan kerja?" tanya wartawan itu lagi.

"Kami akan mendukung anak mereka hingga ke jenjang yang tertinggi. Terutama bagi mereka yang memiliki uang jaminan kesehatan, Kami akan menyerahkan uang itu dan menambahnya dua kali lipat kepada ahli waris." Ammar pula menjabarkan bagaimana mereka akan menyikapi dana pensiun yang selama beberapa tahun ini di lenyap kan.

"Ada rumor bahwa pernikahan Anda hanya pura-pura agar bisa duduk di kursi Pimpinan. apakah itu benar?"

Seketika suasana menjadi hening, wajah Ammar tampak berubah di bawah sorot lampu. Ia memperhatikan wajah Damar, satu-satunya orang yang pasti mengatur pertanyaan itu.

"Apakah masyarakat perduli akan hal itu? Tanpa menikah pun mereka pasti menginginkan semua kebijakan itu kembali. Bukan hanya Saya yang ingin mengambil keuntungan, melainkan kita semua."

"Jika itu benar, bukankah artinya Anda membohongi para petinggi? Semua orang tau Pimpinan membuat surat wasiat agar Perusahaan di serahkan kepada Anaknya apabila mereka sudah menikah. Bahkan Kita semua tau mendiang Pimpinan akan membagi rata sahamnya kepada petinggi apabila Anda tak mengambil langkah tahun ini."

"Siapa yang masih menginginkan saham Pimpinan Erland? Saya akan memberikannya tapi kalian harus meninggalkan perusahaan." tegas Ammar, ia tau betul wartawan itu hendak menjebaknya.

Para petinggi tak bergeming, mereka malah ingin kembali membangun kesejahteraan para pekerja lewat kekuasaan Ammar.

Ammar pun tersenyum kecil di hadapan para wartawan, ia mengucapkan kalimat penutup kemudian mempersilahkan Nara memberi kata sambutan sebagai istri Pimpinan.

"Saya harap Anda yang hadir dan menyaksikan acara ini mendukung penuh suami Saya untuk mengembalikan kesejahteraan..." gugup? tentu saja, ia merasa sedang berdiri di tengah medan perang.

"Berita tentang Anda menyebar luas belum lama ini. Apakah kalian semua merencanakan hanya untuk menarik simpati publik?" lagi-lagi wartawan bertopi hitam itu melempar pertanyaan yang memojokkan.

"Simpati? siapa yang menginginkan simpati dengan cara seperti itu? Alih-alih pembunuhan, bukankah lebih baik Kami membangun seribu yayasan untuk menarik simpati masyarakat?"

"Lalu siapa yang menjebak Anda? apakah mungkin itu orang yang ingin menjatuhkan Pak Ammar?" tanya wartawan yang lain.

"Entahlah.. yang pasti Saya akan segera menemukan pelaku nya."

Nara benar-benar ingin pulang saat ini, seluruh pertanyaan wartawan terlalu menjurus dan tak bisa di jelaskan olehnya.

Entah mereka ingin mempermalukan dirinya, atau mereka memang ingin menjatuhkannya. Semua terasa memojokkan dirinya pada masa kelam itu.

...**********...

Terpopuler

Comments

dina firara

dina firara

hemmmmm.
bu mina ,,
korek api 3berlian
3 tusukan pisau
lesung pipi

wah wah wah...

2022-12-05

1

Mis moon

Mis moon

es kepal milo dia mah🤣

2022-10-21

1

NayaRaa Chika

NayaRaa Chika

karna lesung pipi kamu bisa jatuh cinta sama Nara yaa Babang es balok

2022-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : Lembah hitam
3 Bab 3 : Kesepakatan
4 Bab 4 : Pernikahan
5 Bab 5 : Beradaptasi
6 Bab 6 : Dasi
7 Bab 7 : Pelantikan
8 Bab 8 : Rubanah
9 Bab 9: Pintu rahasia
10 Bab 10 : Kopi dan Snack
11 Bab 11 : Hantu?
12 Bab 12 : Demam
13 Bab 13 : Kucing Bu Mina
14 Bab 14 : Meminta maaf
15 Bab 15 : Membagi kompensasi
16 Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17 Bab 17 : Pembaruan kontrak
18 Bab 18 : Penyelidikan para korban
19 Bab 19 : Menghadiri pesta
20 Bab 20 : Pencucian uang
21 Bab 21 : Micky mouse
22 Bab 21 : Menyerahkan bukti
23 Bab 23 : Penggerak boneka
24 Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25 Bab 24 : Dendam balasan
26 Bab 26 : Kesaksian Palsu
27 Bab 27 : Ruang rahasia.
28 Bab 28 : Usaha yang salah
29 Bab 29 : Tikus peliharaan
30 Bab 30 : Merasa tertipu
31 Bab 31 : Sangat membingungkan
32 Bab 32 : Data pribadi
33 Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34 Bab 34 : Sidang
35 Bab 35 : 5 Miliar
36 Bab 36 : Korban baru
37 Bab 37 : Mengelabui
38 Bab 38 : Mall X2
39 Bab 39 : Meninggalkan kesan
40 Bab 40 : Obat bius
41 Bab 41 : Mimpi palsu
42 Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43 Bab 43 : Hari peringatan
44 Bab 44 : 1003
45 Bab 45 : Tiga detik
46 Bab 46 : Kejutan berulang
47 bab 47 : Villa terpencil
48 Bab 48 : Hancur
49 Bab 49 : Bukan Cinta
50 Bab 50 : Balas membalas
51 Bab 51 : Akhir dari segalanya
52 Bab 52 : Kekosongan
53 Bab 53 : Tidak ingin egois
54 Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55 Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56 Bab 56 : Tangis haru
57 Bab 57 : Breaking News
58 Bab 58 : Jangan datang
59 Bab 59 : Rantai dendam
60 Bab 60 : Salah jalan
61 Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62 Bab 62 : Merah muda
63 Bab 63 : Merah muda 2
64 Bab 64 : Membuat sup buah
65 Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66 Bab 66 : Memancing
67 Bab 67 : Fakta tentang kematian
68 Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69 Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70 Bab 70 : Melindungi.
71 Bab 71 : Terkepung
72 Bab 72 : Queen of Game
73 Bb 73 : Wajah asli
74 Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75 Bab 75 : Perasaan yang salah
76 Bab 76 : Pria paling egois
77 Bab 77 : Hormon
78 Bab 78 : Pernyataan
79 Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80 Bab 80 : Ingin tetap bersama
81 Episode 81 : Mengubah keadaan.
82 Episode 82 : VIP
83 Bab 83 : Ambulance
84 Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85 Bab 85 : Berbahagialah...
86 Bonus Chapter
87 Bunos chapter 2
88 Salam sayang
89 Tak Mau (jadi) Yang Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : Lembah hitam
3
Bab 3 : Kesepakatan
4
Bab 4 : Pernikahan
5
Bab 5 : Beradaptasi
6
Bab 6 : Dasi
7
Bab 7 : Pelantikan
8
Bab 8 : Rubanah
9
Bab 9: Pintu rahasia
10
Bab 10 : Kopi dan Snack
11
Bab 11 : Hantu?
12
Bab 12 : Demam
13
Bab 13 : Kucing Bu Mina
14
Bab 14 : Meminta maaf
15
Bab 15 : Membagi kompensasi
16
Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17
Bab 17 : Pembaruan kontrak
18
Bab 18 : Penyelidikan para korban
19
Bab 19 : Menghadiri pesta
20
Bab 20 : Pencucian uang
21
Bab 21 : Micky mouse
22
Bab 21 : Menyerahkan bukti
23
Bab 23 : Penggerak boneka
24
Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25
Bab 24 : Dendam balasan
26
Bab 26 : Kesaksian Palsu
27
Bab 27 : Ruang rahasia.
28
Bab 28 : Usaha yang salah
29
Bab 29 : Tikus peliharaan
30
Bab 30 : Merasa tertipu
31
Bab 31 : Sangat membingungkan
32
Bab 32 : Data pribadi
33
Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34
Bab 34 : Sidang
35
Bab 35 : 5 Miliar
36
Bab 36 : Korban baru
37
Bab 37 : Mengelabui
38
Bab 38 : Mall X2
39
Bab 39 : Meninggalkan kesan
40
Bab 40 : Obat bius
41
Bab 41 : Mimpi palsu
42
Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43
Bab 43 : Hari peringatan
44
Bab 44 : 1003
45
Bab 45 : Tiga detik
46
Bab 46 : Kejutan berulang
47
bab 47 : Villa terpencil
48
Bab 48 : Hancur
49
Bab 49 : Bukan Cinta
50
Bab 50 : Balas membalas
51
Bab 51 : Akhir dari segalanya
52
Bab 52 : Kekosongan
53
Bab 53 : Tidak ingin egois
54
Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55
Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56
Bab 56 : Tangis haru
57
Bab 57 : Breaking News
58
Bab 58 : Jangan datang
59
Bab 59 : Rantai dendam
60
Bab 60 : Salah jalan
61
Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62
Bab 62 : Merah muda
63
Bab 63 : Merah muda 2
64
Bab 64 : Membuat sup buah
65
Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66
Bab 66 : Memancing
67
Bab 67 : Fakta tentang kematian
68
Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69
Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70
Bab 70 : Melindungi.
71
Bab 71 : Terkepung
72
Bab 72 : Queen of Game
73
Bb 73 : Wajah asli
74
Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75
Bab 75 : Perasaan yang salah
76
Bab 76 : Pria paling egois
77
Bab 77 : Hormon
78
Bab 78 : Pernyataan
79
Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80
Bab 80 : Ingin tetap bersama
81
Episode 81 : Mengubah keadaan.
82
Episode 82 : VIP
83
Bab 83 : Ambulance
84
Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85
Bab 85 : Berbahagialah...
86
Bonus Chapter
87
Bunos chapter 2
88
Salam sayang
89
Tak Mau (jadi) Yang Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!